›❀ 02 : Delusion

407 110 38
                                    

  
  

✎... i'm stuck in between a nightmare and lost dreams. everything is not the same now






Langkah kaki Dahyun memelan ketika ia semakin masuk ke dalam area rumah. Matanya benar-benar dimanja dengan interior rumah itu, bahkan ketika melihat beberapa miniatur yang terpajang rapi di beberapa tempat, Dahyun sampai menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan seakan masih tak percaya bahwa orang tuanya telah meninggalkan rumah itu untuknya.


“Sulit kupercaya, mereka benar-benar meninggalkan rumah ini untukku.” celetuk Dahyun yang langsung membuat Tzuyu menoleh ke arahnya.

“Kenapa? Ada masalah dengan rumahnya? Apa rumah ini terlalu sederhana untuk kau tempati dibandingkan rumah lamamu?” tanya Tzuyu yang langsung dibalas gelengan kepala oleh Dahyun. 

“Tidak, bukan begitu. Aku hanya sedikit tersentuh karena mereka memiliki sesuatu tidak terduga seperti ini. Ketika melihat interior rumah ini, aku merasa bahwa ini adalah rumah impian Ibuku. Tidak terlalu besar dan tidak terlihat mewah, rumah ini memiliki kehangatan yang membuat siapapun tersentuh. Itu jauh berbeda dengan rumah lamaku yang sepertinya merupakan selera Ayahku. Kalau boleh jujur, aku lebih menyukai rumah ini.” ucap Dahyun sambil mengulum senyumnya.

“Syukurlah kalau kau menyukainya. Kau bisa melihat-lihat sekeliling rumah ini terlebih dulu, aku akan sedikit membantumu membersihkan kamar yang akan kau tempati.” ujar Tzuyu yang langsung membuat Dahyun mengernyit.

“Ehh? Kalau begitu biarkan aku membantumu, mana mungkin aku membiarkanmu membersihkannya sendirian.” balas Dahyun yang merasa tidak enak hati.

“Sudahlah, turuti saja perkataanku. Kau pasti lelah, kalau kau tidak mau berkeliling lebih baik cepat mandi dan ganti pakaianmu yang basah itu.” titah Tzuyu sedikit ketus. Dahyun pun menghela napas berat.

Umm, baiklah. Aku akan pergi mandi dan mengganti pakaianku.” ucap Dahyun pasrah.

“Hm, kamar mandinya sudah dibersihkan oleh Pak Seo supirku tadi. Jadi kau tidak perlu khawatir.” jelas Tzuyu.

“Baiklah.” Dahyun menyunggingkan senyuman tipis lalu melangkahkan kakinya untuk mengambil baju ganti dan peralatan mandi. Setelah itu, ia langsung pergi menuju kamar mandi dan membiarkan Tzuyu pergi menuju kamar.



Setelah menyelesaikan kegiatannya, Dahyun pun memutuskan untuk pergi menghampiri Tzuyu. Saat melihat salah satu pintu ruangan yang terbuka, Dahyun tentu sudah bisa menebak bahwa itu kamar yang dimaksud oleh Tzuyu. Benar saja, Tzuyu masih berada di dalam kamar itu dan membantunya memasang sprei tempat tidurnya. Dahyun pun masuk ke dalam kamar itu lalu mengedarkan atensinya untuk melihat keseluruhan rupa ruangan yang akan menjadi kamarnya.


“Mereka benar-benar merawat rumah ini dengan baik walau tidak pernah ditempati.” celetuk Dahyun yang ditanggapi senyuman simpul oleh Tzuyu.

“Bukan tidak pernah ditempati, mereka hanya ke sini sesekali. Jika Ayahmu pergi dari luar kota dan tiba di malam hari, dia akan pergi ke rumah ini agar tidak mengganggu Ibumu untuk menunggunya pulang sekaligus membukakan pintu untuknya.” timpal Tzuyu.

“Cih, romantis sekali.” decih Dahyun sambil mengerucutkan bibirnya.


Tiba-tiba saja perut Dahyun berbunyi cukup kencang, gadis itu seketika memegangi perutnya seraya tersenyum kikuk ke arah Tzuyu. Tzuyu sendiri hanya mengembuskan napasnya saat melihat raut wajah Dahyun yang sedang menahan malu.


“Apa kau benar-benar lapar?” tanya Tzuyu yang langsung dibalas anggukan oleh Dahyun.

“Tunggu sebentar. Sepertinya aku memiliki sesuatu di mobil.” ujar Tzuyu seraya melangkah pergi meninggalkan Dahyun.


AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang