›❀ 04 : The Deal

395 90 60
                                    



✧ isi part ini hampir seluruhnya flashback tentang orang tua dahyun dan isinya lumayan panjang, kalau mau skip baca ya gak apa-apa. tapi nanti mungkin kalian bakal bingung pas baca part selanjutnya karena kunci utamanya ada di part ini.







✎... there's fate or something else meanings that i don't understand








⋆ 𝒂 𝒇𝒆𝒘 𝒚𝒆𝒂𝒓𝒔 𝒂𝒈𝒐...


Hujan yang turun sangat deras serta cuaca dingin yang menerpa tetap tidak mengurungkan wanita bernama Nayeon untuk memasak makan malam. Walau perutnya telah membuncit cukup besar, ia tetap tidak bermalas-malasan meski suaminya sendiri sebenarnya sangat memanjakannya. Senyuman lebar terukir manis di bibirnya saat makan malam yang sedang ia buat telah tersaji rapi di atas meja makan.


Tiba-tiba saja Nayeon mendengus kecil saat menyadari ada tangan yang melingkari pinggangnya dan kepala yang bersandar di bahunya. Nayeon membalikkan tubuhnya lalu mengecup sekilas bibir suaminya yang baru saja pulang.


“Mandilah terlebih dulu, aku sudah sangat lapar jadi jangan buat aku menunggu terlalu lama,” titah Nayeon.

“Baiklah-baiklah. Ayahmu akan pergi mandi sebentar, jangan rindu pada Ayahmu ya.” Seokjin yang merupakan suaminya mengusap pelan perut Nayeon dengan penuh kasih sayang.

“Percaya diri sekali, dia tidak akan merindukanmu.” Nayeon mencibir suaminya yang tentu saja membuat Seokjin merengut pelan.


Beberapa menit kemudian mereka berdua pun menyantap makan malam mereka. Mereka berdua makan cukup tenang, namun mata Nayeon sedari tadi terus menatap suaminya itu seolah ingin mengutarakan sesuatu namun ia masih meragu.


“Bagaimana? Apa kali ini usaha kita berhasil?” Nayeon yang akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

“Mereka masih ragu untuk berinvestasi.” Seokjin menjawabnya dengan helaan napas berat.

“Tak apa, kita masih bisa mencobanya lagi, bukan?” ujar Nayeon seraya menyunggingkan senyum manisnya.


Seokjin hanya menganggukkan kepalanya, di dalam pikirannya ia sebetulnya menyimpan ketakutan. Ia benar-benar takut akan mengecewakan istrinya yang sudah menaruh harapan besar padanya. Nayeon sendiri pun cukup khawatir dengan suaminya yang terlihat tertekan. Daripada memikirkan dirinya sendiri, wanita itu lebih mengkhawatirkan suaminya yang selalu bersikap baik-baik saja padahal ia sangat tahu bahwa bahwa Seokjin cukup banyak memendam hal-hal yang terus membuatnya cemas.

Nayeon yang saat ini sedang menyiram tanaman tiba-tiba dikejutkan oleh kehadiran tetangga sebelah rumahnya yang juga sedang menyiram tanaman. Irene tertawa kecil karena berhasil membuat Nayeon kaget serta menyadarkannya dari lamunannya.


“Kau baik-baik saja?”

“Ya, begitulah.” Nayeon membalas dengan sekenanya.

“Apa ini karena suamimu lagi?” tanya Irene masih dengan nada cemasnya.

Hmm.” Nayeon berdeham seraya mengangguk kecil. Helaan napas kasar pun keluar dari mulut Irene.

“Kenapa kau menolak tawaran suamiku untuk berinvestasi di perusahaannya? Aku dan dia benar-benar ingin membantumu,” lirih Irene.

AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang