✎... i wake you up from the nightmare for you ﹏
☂
Langit-langit kamarnya adalah satu objek yang Dahyun lihat usai membuka mata. Perlahan Dahyun bangun menyandarkan punggungnya di kepala ranjang sambil mengerutkan keningnya karena sedikit bingung dengan kondisinya yang tiba-tiba sudah terbaring di kamarnya. Tak berapa lama matanya pun terbelalak usai mengingat kejadian yang menimpanya di koridor, namun anehnya ia tidak merasakan sakit di tubuhnya. Ya, kecuali ada plester yang menempel di kening sebelah kirinya saat ia raba sebagai tanda bahwa ada luka kecil di sana.“Apa kejadian itu benar-benar nyata?” Dahyun bergumam sambil meraba beberapa bagian tubuhnya yang lain. Kerutan di keningnya semakin terlihat jelas karena kebingungan yang ia alami semakin menjadi-jadi.
Dahyun pun beranjak dari ranjang menuju cermin besar yang ada di dekat lemari, ia menatap serta menyentuh wajahnya yang tampak baik-baik saja. Bahkan leher dan tangannya yang seharusnya dipenuhi bekas luka pun mulus tanpa ada rasa sakit apapun. Dahyun perlahan menyingkap bajunya untuk memeriksa luka yang harusnya ia miliki di bagian perut, mulutnya pun terbuka membentuk huruf o saat melihat pantulan perutnya di cermin yang mulus tanpa ada luka apapun. Dahyun benar-benar tercengang lalu kembali menurunkan bajunya.
“Seharusnya seluruh tubuhku terasa sakit, tapi sekarang hanya kepalaku yang masih terasa sedikit pusing serta luka kecil yang ada di balik plester ini. Bekas luka lainnya bahkan hilang tak berbekas, apa ini karena segel kontrak itu? Dia benar-benar hebat bisa menyihirku seperti ini.” Dahyun terus bergumam pelan sambil menyentuh plester yang menempel di keningnya itu.
“Aku yang menyembuhkan seluruh lukamu dan meninggalkan sedikit yang tersisa agar tidak membuat orang lain curiga, dan itu tidak ada hubungannya dengan segel kontrak yang telah terbuka. Aku menjelaskannya agar kau tidak kebingungan lagi.” Jungkook berujar tiba-tiba yang tentu saja langsung membuat Dahyun terperanjat hingga menoleh ke arah luar balkon kamarnya, benar saja laki-laki itu sedang berdiri di sana sambil memandanginya.
“Ah, begitu rupanya. Terima kasih.” Dahyun perlahan berjalan menghampiri Jungkook yang telah mengalihkan pandangannya untuk menatap langit yang sudah berubah gelap.
“Selamat berulang tahun.” Jungkook berujar lembut seraya mengulurkan tangannya serta berbalik menatap Dahyun yang kini sudah ada di sampingnya. Mata Dahyun mengerjap beberapa kali karena tidak menyangka bahwa Jungkook akan mengucapkan itu padanya.
“Oh, ini hari ulang tahunku rupanya? Akhirnya aku melewati fase dimana aku melupakan ulang tahunku sendiri. Terima kasih.” Dahyun terkekeh pelan lalu menerima uluran tangan Jungkook dan menjabatnya sebentar.
“Tidak perlu berterima kasih.” Jungkook mengulum senyumnya sambil mengelus rambut legam Dahyun dengan lembut. Perlakuan itu sempat membuat Dahyun tertegun sesaat, untungnya sentuhan itu tidak berlangsung lama.
“Pantas saja Tzuyu memberiku hadiah tadi. Bodoh sekali aku tidak menyadarinya,” celetuk Dahyun sambil menyangga tangannya di pembatas.
“Kau menerima hadiah darinya?” tanya Jungkook yang langsung dibalas anggukkan oleh Dahyun.
“Ya, begitulah. Apa kau mengenalnya juga? Ah, kau pasti pernah melihatnya saat berada di sini. Dia yang sempat membantuku saat aku diusir waktu itu.”
Jungkook memilih tersenyum tipis menanggapi ucapan Dahyun, ia lalu merogoh sesuatu dari saku mantel hitamnya. Dahyun langsung terkesiap saat melihat benda yang dikeluarkan Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement
FanfictionSiksaan yang selama ini ia terima nyatanya masih belum cukup memenuhi daftar penderitaannya. Dia kembali menelan pil pahit untuk kesekian kalinya usai mengetahui bahwa dirinya dijadikan jaminan dalam perjanjian yang dibuat oleh orang tuanya dengan s...