2

1.5K 169 4
                                    




Renjun telah berada didalam kamarnya. Tepatnya berada di balkon dan diapun melihat pemandangan dari balkon sembari melukis. Karena ini adalah hal yang bisa dia lakukan untuk menghilangkan suntuknya dari pada harus mengganggu jeno.

Saat dia melukis, dia teringat semua perlakuan jaemin padanya. Bukan hanya padanya tapi pada semua orang. Bahkan dia sangat baik sampai renjun tidak bisa melihat apakah dia melakukan itu padanya karena ada perasaan lebih atau hanya sebatas sahabat dalam satu grup saja.

Renjun yang melihat lukisan nya selesai pun kaget karena dia lagi dan lagi melukis Na Jaemin. Dia sangat bingung kenapa bisa begitu.

Drrt....Drrt....Drrt....Drrt...

Renjun pun teralihkan dan dia langsung mengambil ponselnya yang tertera nama winwin. Lalu renjunpun dengan semangat mengangkat panggilan video itu.

"Hallo ge!"

"Hallo injunie?"

"Gege tidak syuting?"

"Lagi break. Kamu sendiri gak ada jadwal?"

"Enggak. Aku free hari ini ge. Gimana syuting disana ge?"

"Ya. Mereka baik pada Gege."

"Baguslah. Tapi sepertinya disini ada yang kangen sama Gege."

"Siapa? Kamu?"

"Bukan. Yuta Hyung, dia menjadi sasaran empuk di 127. Aku kasihan sama yuta Hyung, ah Johnny Hyung satu. Mereka berdua tampak tidak bersemangat jika sudah menyangkut pasangan." Ucap renjun tertawa.

"Kamu ini. Biarkan saja. Lagian Gege sama yuta Hyung selalu saling menghubungi kok."

"Baguslah."

"Bagaimana dengan jaemin?"

"Bagaimana apanya ge? Kalau mengenai kesehatannya. Dia baik-baik saja."

"Mengenai perasaannya padamu? Apa kalian sudah jadian? Gege lihat kalian semakin romantis saja."

"Dia selalu seperti itu pada semua orang ge."

"Itu berarti kalian belum jadian?" Renjun mengangguk sebagai jawabannya.

"Tidak akan pernah."

"Dan kau akan selalu menunggunya bukan? Apa tidak bisa melupakannya saja?"

"Aku pasti bisa. Gege tenang saja. Hanya saja sebentar lagi. Jika aku sudah yakin aku akan mundur dan menyudahi perasaan ini."

"Baiklah. Gege percaya padamu. Kalau begitu sudah dulu ya. Gege harus lanjut syuting. Bye bye injunie." Ucap winwin tersenyum..

"Bye Gege." Dan panggilan video itu berakhir lalu renjunpun membanting tubuh mungilnya ke atas kasur lalu menatap langit-langit kamar itu. Dia suka kalau kasurnya besar tapi ntah kenapa sekarang dia tidak suka, karena ini seperti jarak yang terbentang padanya dan jaemin. Besar sekali.

Tok...tok...tok....

"Renjun! Injunie! Apa kau tidur?" Ucap jeno. Renjunpun bangun dari tidurnya lalu membuka pintu.

"Ada apa?" Ucap renjun datar.

"Aku sangat bosan disini. Kau pasti juga sama bukan? Ayo kita berjalan-jalan." Ucap jeno tersenyum.

"Tidak. Terimakasih. Aku masih sayang nyawa. Aku tidak ingin Haechan menghajarku." Ucap renjun datar.

"Kau tau hubunganku dengan Haechan?" Ucap jeno kaget.

"Hanya orang bodoh yang tidak akan tau. Sudahlah, kau jalan-jalan sendiri saja. Aku ingin tidur seharian ini. Jadi, jangan menggangguku." Ucap renjun lalu diapun menutup pintu kamar itu tanpa mendengarkan ucapan jeno sama sekali. lalu kembali menidurkan tubuhnya dengan kaki yang menjuntai.
























________________

























Hari sudah menunjukkan pukul 22:00kst dan itu artinya jaemin sudah mengingkari janjinya untuk pulang lebih cepat ke dorm karena renjun. Jaemin akhirnya membuka pintu dorm dan menemukan jeno,sungchan, taro dan jisung yang belum tertidur tapi tidak ada renjun diantara mereka.

"Kau sudah pulang jaem." Ucap jeno.

"Dimana renjun?" Ucap jaemin tanpa mengindahkan perkataan jeno.

"Dia di dalam kamarnya jaem. Tadi kami memanggilnya untuk makan malam bersama tapi dia tidak mau dan mengatakan sudah kenyang. Kami takut dia kenapa-napa." Ucap taro.

"Kau tidak menemaninya jeno?"

"Aku bahkan sudah mengajaknya untuk keluar bersama tadi. Tapi, dia tidak mau dan mengurung diri dalam kamar." Ucap jeno yang tidak mau disalahkan.

"Sudahlah. Aku akan kekamarnya saja dulu." Ucap jaemin lalu diapun menaiki tangga dan langsung ke kamar yang terletak paling sudut.

Tok....tok....tok...

"Injunie! Ini aku! Apa kau ada didalam?" Panggil jaemin tapi tidak ada suara apapun yang menyautinya lalu diapun memegang ganggang pintu dan memutarnya.

Ceklek.

Tidak dikunci, pikir jaemin. Dia benar-benar bersyukur setidaknya renjun masih sama, tidak mengunci pintunya seperti biasa. Lalu jaeminpun melangkah masuk dan melihat gorden kamar renjun yang bahkan belum ditutup dengan renjun yang tidur layaknya bayi dengan kaki menjuntai. Jaemin tersenyum karena renjun sangat menggemaskan lalu diapun mengeluarkan ponselnya dan memotret moment langkah itu. Lalu jaeminpun meletakkan tas ranselnya diatas sofa yang ada di dalam kamar renjun lalu mengangkat tubuh renjun perlahan agar tidurnya bisa lebih enak lagi dan badannya tidak akan sakit.

"Kau sangat menggemaskan sekali injunie. Ntah kapan aku akan berani mengungkapkan perasaanku padamu." Monolog jaemin sembari mengelus kepala renjun.























































🎁🎁🎁

Stuck In Love (jaemren)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang