5

1.2K 120 1
                                    

Renjun sudah siap dan langsung keluar dari kamarnya dengan masker ditangannya tidak lupa mantel yang melekat pada tubuh mungilnya itu, dan itu mengalihkan atensi yang lainnya.

"Kau akan kemana njun?" Ucap Haechan.

"Aku ada janji dengan Jun ge. Aku akan menemuinya karena dia sudah meminta sejak dua hari yang lalu " Ucap renjun berbohong.

"Jun ge? Maksud Gege, Jun ge seventeen?" Ucap chenle dan renjun hanya mengangguk sedangkan jaemin menatap datar kearahnya.

"Hmm. Gege pergi dulu." Ucap renjun lalu pergi secara terburu-buru. Jaemin yang melihat hal itu lantas berdiri hingga yang lainnya menatap kearahnya.

"Kau mau kemana?" Ucap jeno.

"Aku mendapatkan pesan dari sajangnim, karena sajangnim ingin aku menemuinya. Aku pergi dulu." Ucap jaemin berbohong lalu diapun segera masuk kekamarnya untuk mengambil masker dan mantelnya setelah itu pergi.

"Ntah kapan mereka akan berhenti melakukan hal menyebalkan ini." Ucap Haechan.

"Maksud Haechan apa?" Ucap taro tak mengerti.

"Iya Hyung, apa maksudmu?" Ucap chenji bingung.

"Bukan apa-apa, aku hanya ngelantur." Ucap Haechan.











At. Cafe.

Renjun langsung masuk kedalam cafe tanpa melihat jaemin yang duduk sedikit jauh darinya. Diapun mendekat pada salah satu meja dan langsung duduk di depan orang yang juga sama tertutupnya dengan dirinya.

"Kenapa Hyunjin? Kau mau memberitahuku soal apa?" Bingung renjun.

Hyunjin? Bukannya renjun punya janji dengan Jun? Kenapa dia berakhir dengan Hyunjin? Jawabannya simple karena renjun berbohong.

"Aku ingin memberikan kabar padamu, kalau aku dan Seungmin baru saja jadian."

"Benarkah?! Kapan?"

"Tadi malam. Jadi, sebagai teman yang pernah saling mengisi di saat-saat yang sangat sulit, aku ingin berterimakasih padamu."

"Aaa. Selamat untukmu."

"Bagaimana denganmu?"

"Aku masih sama. Tapi tenang saja aku tetap bahagia untukmu."

"Makasih renjun, aku harap kau juga bisa bahagia seperti ku."

"Hmm, semoga saja."  Jaemin yang melihat sejak tadi langsung pergi begitu saja karena jujur saja dia tak suka dan terbakar api cemburu saat ini.

"Kalau begitu, kau pesan saja dulu. Setidaknya kau harus menerima traktiranku, karena ini tulus dariku." Ucap Hyunjin.

"Baiklah Hwang Hyunjin, aku harap kau tidak marah jika aku memesan banyak." Ucap renjun sembari terkekeh pelan.

"Tentu saja." Ucap Hyunjin tersenyum.


Kembali lagi ke asrama dream, 127 dan wayv sudah berada di asrama dream.

"Dimana renjun?" Ucap dejun karena tak melihatnya.

"Renjun ge tiba-tiba ada janji dengan Jun ge." Ucap chenle.

"Tiba-tiba?" Kagetnya.

"Hmm." Angguk chenle.

"Apa mungkin mereka kencan secara diam-diam saat ini?" Ucap Yangyang dan mendapat tatapan dari semuanya.

"Mungkinkah? Kurasa tidak." Ucap Haechan.

"Mungkin saja iya, mungkin dia masih takut jika memberitahu kita semua." Ucap Kun.

"Mungkinkah? Aku tidak yakin denganmu Kun." Ucap Doyoung.

"Aku juga tak yakin." Ucap taeyong. Karena kedua orang dari Nct 127 itu sangat jelas tau kalau renjun memendam perasaannya pada jaemin. Karena renjun sangat terlihat dengan jelas.

Ceklek.

Semuanya menatap kearah pintu dan melihat jaemin kembali dengan wajah datarnya.

"Bagaimana jaemin? Sajangnim mengatakan apa?" Ucap jeno.

"Sajangnim memanggilmu jaem?" Kaget taeyong dan semuanya kecuali dream.

"Bukan apapun. Aku kekamar dulu, mendadak aku sangat lelah. Aku tak akan ikut acara kalian." Ucap jaemin datar lalu diapun masuk kedalam kamarnya. Membuat semuanya menatap bingung kearah jaemin.

"Apa terjadi sesuatu yang buruk pada jaemin Hyung? Biasanya dia tidak akan masuk kedalam kamarnya selain mengganti baju dan mandi." Bingung jisung.

"Siapa yang akan bicara kali ini dengan jaemin?" Ucap Mark.

"Biar hyung saja." Ucap jaehyun akan pergi menuju kamar jaemin tapi ditahan oleh Taeyong.

"Kenapa bubu?"

"Biarkan dia sendiri dulu." Ucap taeyong.

"Tapi?"

"Percaya saja padaku. Hmm, biarkan dia sendirian." Ucap taeyong.

"Baiklah." Ucap jaehyun sembari menghembuskan nafas beratnya.

Ceklek.

Renjun datang dan diapun mendapat tatapan dari semuanya.

"Ada apa?" Bingung renjun.

"Bagaimana dengan pertemuan Gege dan Jun ge? Apa kalian berkencan secara diam-diam?"

"Tidak." Ucap renjun tersenyum kecil.

"Renjun Hyung?"

"Kenapa jie?"

"Apa renjun ge bisa bicara dengan jaemin hyung."

"Ne?" Bingung renjun.

"Begini renjun ge, jaemin Hyung baru saja pulang dari agency dan dia pulang dengan wajah datar. Bisakah kau menenangkannya?" Renjun hanya terdiam, tapi melihat kedua maknae itu merasa sangat cemas diapun langsung mengangguk.

"Baiklah, aku bertemu dengannya dulu." Ucap renjun tapi ditahan oleh Haechan.

"Biarkan saja dia sendiri dulu njun."

"Tidak masalah Haechan." Ucap renjun lalu diapun melepaskan tangan Haechan dan diapun langsung menuju kamar jaemin.

Tok...tok...tok...

"Jaemin? Apa aku boleh masuk?" Tapi tak ada jawaban apapun dari dalam kamar itu, renjun menghembuskan nafas beratnya dan diapun kembali mengetuk pintu tapi tetap tak ada sautan.

"Kalau kau tidak ingin bicara denganku, aku juga tidak akan mau bicara denganmu lagi Na Jaemin."

Klek.

Ceklek.

Jaemin langsung membuka pintu kamarnya dan menarik renjun masuk kedalam kamarnya. Dan mengukung tubuh mungil itu antara dia dan pintu kamarnya.

"Apa terjadi sesuatu yang buruk Na?" Ucap renjun melihat jaemin yang terlihat sangat tak baik-baik saja. Jaemin hanya diam sembari menatap renjun lalu diapun langsung membawa renjun kedalam pelukannya dengan erat, seakan-akan tak ingin renjun pergi darinya. Renjun hanya mengikuti nalurinya saja lalu diapun membalas pelukan jaemin sembari mengelus punggung lebar itu.

"Jangan tinggalkan aku injunie." Ucap jaemin lirih tapi dapat didengar oleh renjun yang hanya diam, karena dia tak tau harus seperti apa saat ini, disatu sisi dia ingin mengatakan iya tapi disisi lain dia tak mau terus di gantungkan oleh jaemin. Dia merasa tak sanggup sama sekali, itulah kenapa dia memilih diam saat ini.















































🎁🎁🎁

Stuck In Love (jaemren)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang