"Setelah seseorang menyakitimu, kamu sudah tidak sama lagi."
-
-
-~Happy Reading~
Bilawa membawa Zafira ke lorong sekolah yang sedikit sepi. Laki-laki itu menghempaskan Zafira ke tembok hingga punggung Zafira bertubrukan dengan tembok. Bilawa menatap kekasihnya dengan tajam, di matanya terlihat ada kilatan api kemarahan, emosinya masih di ubun-ubun."Awss... Sakitt" ringis Zafira saat punggung nya terbentur tembok. Zafira tidak berani melihat kearah Bilawa yang sedang mentapnya tajam, ia menundukan kepalanya sambil meremas rok sekolah nya.
"Liat gue" titah Bilawa pada Zafira.
Zafira menggelengkan kepalanya.
"Kenapa? Lo takut?" Tanya Bilawa.
Zafira hanya diam tak menjawab pertanyaan Bilawa.
"JAWABB ANJINGG, PUNYA MULUTKAN LO?!!" bentak Bilawa pada Zafira.
"Gu-guee.. Min-ta maaf Bil..." lirih Zafira terbata, kepalanya masih menunduk.
"Kenapa lo jalan sama dia hah?!" Tanya Bilawa penuh penekanan. "Liat mata gue Zafira!"
Zafira mencoba memberanikan diri melihat ke arah Bilawa, mata itu masih menatap nya tajam. "Gue gak jalan sama dia Bil, kita cuman kebetulan mau sama-sama ke kantin"
Bilawa terkekeh. "Alasan lo basi tau gak!"
Zafira mulai kesal dengan Bilawa, dia sudah menjelaskan yang sebenarnya, kenapa laki-laki ini tidak percaya? Apa yang dia mau?.
"Mau lo apa si? Gue udah jelasin sama lo, dan gue emang gak ngapa-ngapain, dia kebetulan mau ke kantin jadi kita bareng, apasalahnya si?"Tekan Zafira.
"Kenapa lo gak nolak? Oh... Atau lo mau caper ke mantan?" Kata Bilawa.
"Gue gak caper sama Rizki!" Tekan Zafira mulai tersulut emosi.
"Terus kalo gak caper apa?!" sentak Bilawa masih dengan tatapan tajamnya.
"Terserah!" kata Zafira.
Zafira mendorong dada bidang Bilawa agar menjauh dari hadapannya. Bilawa mundur beberapaa langkah saat Zafira mendorong tubuhnya, gadis itu ingin pergi dari sini namun pergelangannya dicekal oleh Bilawa.
"Lepasin" kata Zafira dengan wajah datar mentap ke arah Bilawa.
"Gue belum selesai ngomong Zafira!!"
"DAN GUE GAK MAU NGOMONG SAMA LO, GUE CAPEE, PERCUMAKAN GUE JELASIN JUGA, LO GABAKAL PERCAYA!!" bentak Zafira menyelah perkataan Bilawa.
Matanya memerah menahan air mata. Zafira melepas cekalan Bilawa pada tangannya. Lalu ia pergi meninggalkan Bilawa sendiri di lorong itu. Tidak peduli jika laki-laki itu tambah marah padanya.
Bilawa menatap kepergian Zafira dengan emosi yang makin memuncak. Tangannya terkepal kuat, lalu ia menghantam tembok beberapaa kali hingga tangannya memerah dan mengelurakan darah karna luka.
"ARGHHHHH, ANJINGG!" teriaknya sambil mengusap wajahnya kasar.
***
Jam pelajaran sekolah sudah selesai, bel sudah berbunyi beberapaa menit yang lalu. Di dalam kelas Zafira hanya ada dirinya dkk. Zafira membereskan buku-bukunya lalu memasukannya ke dalam tasnya.
"Tadi lo di apain sama si Bil?" tanya Keiza teman sebangkunya.
"Hah? Nggak, gak di apa-apain" jawab Zafira sambil menggelengkan kepalanya.
"Gak di apa-apain kok nangis" cibir Wanda.
"Siapa yang nangis? Gue gak nangis ya!" Kesal Zafira.
"Moso iyo? Terus mata lo kenapa merah tadi, kalo gak nangis?" tanya Wanda.
"Ck! Emanngnya mata merah abis nangis doang apa?!" Ngegas Zafira.
"Weh santai aja, ngegas mulu si ibu" becanda Syifa sambil terkekeh.
"Udah ah ayo, atau mau nginepp lo pada disini?" Kata Zafira sedikit ketus.
"Yakali nginepp" kata Wanda.
Lalu mereka berempat keluar dari kelas dan berjalan menuju gerbang sekolah. Sekolah tidak terlalu sepi karena ada yang sedang ekskul.
"Lo pulang sama siapa?" tanya Syifa.
Diparkiran sana ada Bilawa dkk. Mereka tengah asik mengobrol di atas motor nya masing-masing. Zafira mengerutkan dahinya saat melihat Bilawa yang belum pulang, apakah laki-laki itu menunggunya? Tapi tidak mungkin karena saat ini mereka sedang tidak baik-baik saja.
"Gak tau" jawab Zafira.
"Bilawa tuh, biasanya juga sama dia" kata Keiza.
"Gue lagi marahan sama dia" jelas Zafira.
"Gara-gara tadi?" tanya Syifa.
Zafira menganggukan kepalanya "iya"
"Ih, ngeselin banget si, cuman jalan ke kantin doang dipermasalahin, jalan doang anjingg gak sampe pegang-pegang tangan!" kesal Keiza marah-marah sambil melihat ke arah Bilawa.
"Kenapa gak putus aja si Ra?" tanya Wanda.
"Iya Ra, gue kasian sama lo, gue suka sedih plus kesel tau setiap Bilawa ngomong kasar sama lo" kata Syifa.
Zafira menghela nafas panjang lalu menghembuskan dengan kasar. Zafira melirik ke arah Bilawa, pandangannya sempat bertemu, tapi Bilawa memutuskannya lebih dulu dan kembali mengobrol dengan teman-temannya. "Gue cinta sama dia, gue juga sayang sama dia. Jadi susah buat gue untuk ngelepas dia gitu aja"
"Tapi cinta lo udah tingkat goblok Ra!!" Kata Keiza nadanya naik Satu oktaf.
"Ini hubungan gue sama Abil, yang jalanin gue sama Abil" jeda Zafira lalu melirik ke arah sahabat-sahabatnya. "Jadi kalian gausah repot-repot buat ngurusin hubungan gue sama Abil, makasiih buat support and sarannya juga. Gue duluan" lanjutnya.
Lalu Zafira pergi dari lingkungan sekolah dan meninggalkan sahabat-sahabatnya yang nampak kecewa dengan dirinya maybe.
"Tu anak kalo di bilangin batu bener deh" heran Wanda.
"Udahlah, bener juga kata Zafira, kita gausah ikut campur, kita doain aja yang terbaik buat mereka berdua" ucap Syifa.
"Aamiin deh, semoga aja si Bilawa cepet-cepet berubah yekan" kata Keiza.
Mereka bertiga pun ikut pergi meninggalkan pekarangan sekolah dan berjalan menuju kendaraan nya masing-masing untuk menuju rumah.
***
Haii gimana ceritanya? Maaf ya kalo gak bagus hehe... Maaf juga kalo ada typo.
Bantu vote sama komen nya juga yaaa
Makasiih (≡^∇^≡)Nextt gak?
Follow Ig:@xiirisjx._
KAMU SEDANG MEMBACA
BILAWA [on going]
Teen FictionBagaimana rasanya menjalin hubungan toxic? Zafira kira hubungan nya akan manis dan romantis seperti di wattpad-wattpad yang selalu dia baca. Ternyata tidak, itu hanya angan-angan baginya. Bilawa bagai racun bagi Zafira, laki-laki yang toxic yang m...