4

5.5K 745 180
                                    

Happy reading

***

Sang surya mulai terbit, memberi cahaya terbaiknya untuk menerangi bumi. Sinar kejinggaan itu mulai menelusup masuk melalui cela-cela tirai yg tersingkap. Wang yibo pun terjaga, hari ini adalah waktu liburnya dari berbagai kegiatan keartisan yg begitu menguras waktunya. Dalam sebulan pria itu memiliki 3 hari libur, dimana selama 3 hari itu ia memilih beristirahat penuh diapartemennya, ato sekedar melakukan hobi kecilnya seperti bermain skateboard ato basket di area khusus dalam apartemennya itu.

Setelah mencuci muka agar terlihat lebih segar Wang yibo pun keluar menuju dapur. Bunyi alat wajan dan spatula saling beradu menyapa indera pendengarannya, wangi masakan pun tercium, dan ia sudah tau siapa pelakunya. Xiao zhan, pemuda yg dijodohkan dengannya nampak sibuk dengan acara masak memasaknya. Sepertinya pemuda itu baik-baik saja padahal semalam mereka habis bertengkar. Seperti biasa, Wang yibo memilih untuk mengabaikannya. Pria itu melewatinya untuk mengambil minum. Xiao zhan pun juga tidak memedulikannya.

Makanan sudah tersaji cantik diatas meja.
"Ge, sarapan dulu." Tawarnya tanpa menoleh kearah pria itu. Wang yibo yg baru keluar kamar setelah selesai mandi pun menghampirinya tanpa suara. Sebenarnya ia enggan untuk melakukan itu, tapi perasaan bersalah atas tindakannya semalam membuat kakinya melangkah sendiri tanpa perlu ia suruh.

"Makanlah mumpung masih hangat." Suaranya sedikit serak saat mengatakannya. Wang yibo pun sedikit mengangkat wajahnya demi melihat wajah pemuda didepannya.

Wajah Xiao zhan sembab, dengan kedua netra yg sedikit merah dan bengkak pada bagian kelopaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wajah Xiao zhan sembab, dengan kedua netra yg sedikit merah dan bengkak pada bagian kelopaknya.

"Pasti dia menangis semalaman." Batinnya tak enak.

Mereka pun makan dengan tenang, hanya ada suara piring dan sendok yg saling beradu diantaranya. Kedua orang itu sibuk dengan pemikirannya masing-masing. Wang yibo dengan rasa penyesalannya, sedangkan Xiao zhan dengan rasa kesedihannya yg mendalam hingga tak terasa tetesan air matapun jatuh diatas piringnya tanpa bisa ia cegah, Xiao zhan pun menyekanya. Pemandangan tersebut tak luput dari perhatian Wang yibo, namun pria itu hanya bisa diam tanpa bisa melakukan sesuatu.

"Apa dia masih memikirkan kejadian semalam?" Benaknya dihantui rasa bersalah. Sesi sarapanpun selesai, Xiao zhan segera membawa piring kotor dan sisa makanan mereka ke dapur.

"Arrghh... kenapa aku harus peduli? Seharusnya aku senang, karna dengan begitu dia pasti tidak tahan dan cepat pergi dari sini!" Wang yibo berusaha menepis perasaan bersalahnya itu.

Sedangkan didapur, Xiao zhan mencuci piring sambil berurai air mata.

"Hiks...hiks..." isaknya pelan dengan menghayati acara mencuci piringnya itu.

Jangan Benci, Nanti BUCIN. (Completed In Pdf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang