Happy reading
***
Wang yibo berlari tergesa-gesa melewati lorong rumah sakit. Pria itu tak memedulikan penampilannya, bahkan Wang yibo juga tak mengenakan masker untuk menutupi wajahnya sehingga membuat heboh seisi rumah sakit dengan kedatangannya.
Dan itu membuat Paul bekerja ekstra untuk bisa membuat situasi rumah sakit itu kembali kondusif seperti sebelum kedatangan Artisnya itu.
Ruangan 503.
Kedua orang tuanya sudah lebih dulu berada didalam ruangan tersebut menemani kakek Xiao yg teramat terpukul dengan keadaan cucu kesayangannya itu.Xiao zhan mengalami kecelakaan, pemuda itu sudah sampai di Yunmeng sorenya, namun Xiao zhan tidak lantas menuju kediamannya, pemuda itu sengaja pergi menziarahi kedua makam orang tuanya terlebih dahulu sebelum pulang. Mengadukan segala keluh kesah yg ia alami saat itu, puas menumpahkan segala uneg-unegnya Xiao zhan pun berniat pulang, tapi naas taksi yg ditumpanginya malah mengalami pecah ban sehingga oleng dan menabrak pembatas jalan. Si pengemudi taksi dinyatakan tewas ditempat karena posisi tubuhnya yg terjepit, sedangkan Xiao zhan mengalami banyak luka serius dengan dua tulang rusuk yg patah, serta gegar otak akibat benturan keras pada bagian kepalanya setelah sempat terpental keluar dari taksi naas tersebut.
Kakek Xiao hanya bisa terdiam memandangi sang cucu yg terbaring lemah diatas brankar. Pria itu kembali diingatkan dengan mendiang putrinya yg mengalami kecelakaan ketika sedang mengandung cucunya itu. Xiao Reba putri satu-satunya itu terpaksa melahirkan Xiao zhan lebih cepat akibat pendarahan kuat setelah ia mencoba menolong seorang anak yg hampir ditabrak mobil.
"Paman, aku yakin Xiao zhan pasti akan segera pulih." Tuan Wang mencoba menguatkan, namun kakek Xiao tetap diam mengabaikannya.
Wang yibo berjalan pelan mendekati brankar tersebut. Nyalinya menciut mendapati keadaan Xiao zhan yg begitu.
Kakek Xiao mengalihkan pandangannya kearah pria yg baru datang itu. Pria tua itu pun bangkit dan mendekati Wang yibo,
Plaakk....
Sebuah tamparan keras ia layangkan pada Wang yibo, membuat pria itu diam tanpa mau memberi pembelaan sedikitpun, Wang yibo ikhlas menerima kemarahan dari kakek Xiao zhan.Tuan dan nyonya Wang maklum dengan tindakan pria tua itu, mereka hanya bisa menyaksikan tanpa berniat melakukan pembelaan sedikitpun.
"Kau pembunuh!" Kakek Xiao menunjuk ke wajah Wang yibo dengan sangat emosi, "dulu, putriku mati karena berusaha menyelamatkanmu, dan sekarang cucuku sekarat karena sikap egoismu padanya, seharusnya aku tidak pernah menyetujui perjodohan ini, tapi karena itu adalah permintaan terakhir putriku aku pun merelakannya, dan itu adalah hal terbodoh yg aku lakukan karena telah mengirim Xiao zhan pada orang yg telah menjadi penyebab kematian ibunya!"
Tuan dan nyonya Wang memalingkan wajahnya mencoba menahan air mata ketika luka lama itu kembali dibuka. Fakta kenapa mereka sangat bersikukuh menjodohkan Wang yibo dengan Xiao zhan adalah bentuk balas budi mereka karena Xiao reba yg rela mengorbankan nyawanya demi menolong Wang yibo hingga pria itu masih bisa hidup sampai saat ini, andai mendiang ibu Xiao zhan tidak menyelamatkan anak mereka mungkin Wang yibo hanya tinggallah nama saja.
Wang yibo mengangkat wajahnya, ia melotot tak percaya mendengar ucapan yg dilontarkan kakek Xiao kepadanya.
"Kau tau, bagaimana perihnya hatiku saat Xiao zhan yg bagitu aku sayangi dan begitu aku jaga tiba-tiba menelponku sambil menangis karena penolakan yg kau lakukan padanya. Selama hidupku aku selalu berusaha membuatnya tersenyum dan bahagia, agar ia bisa melupakan fakta bahwa ia terlahir tanpa kasih sayang dari ibu. Tapi kau! Baru 3 bulan dia tinggal denganmu kau sudah berani membuatnya menangis. Aku sangat membencimu! Kalo sampai cucuku mati, aku pastikan aku akan membunuhmu Wang yibo!" Emosi kakek Xiao meluap-luap, hingga membuat darah tingginya kumat sehingga ia sedikit oleng. Tuan Wang pun memapahnya, memohon dengan sangat agar pria itu bisa sedikit mengontrol emosinya bukan untuk membela sang putra, tapi untuk kebaikan pria itu sendiri.
.
.
.Hampir seminggu Xiao zhan dirawat dirumah sakit, dan selama seminggu itu pula Wang yibo menunggui pemuda itu disini meski tidak ada tanda-tanda kapan Xiao zhan akan terbangun.
Atas ulahnya itu Paul pun dibuat kalang kabut menangani semua jadwal pekerjaan Artisnya yg terbengkalai, beruntung pihak kliennya sedikit berbaik hati pada mereka, sehingga bersedia mengundur beberapa jadwal pemotretan serta syuting iklan yg menggunakan Artisnya itu.
Kakek Xiao kembali datang menjenguk keadaan sang cucu, ia mengabaikan keberadaan Wang yibo yg selama seminggu ini terus menjaga Xiao zhan disini tanpa lelah. Semua yg dilakukan Wang yibo tidak dapat menarik simpatinya, toh ini semua juga terjadi karena ulah pria itu,
"Hiks....hiks...., kakek aku gagal! Aku gagal melelehkan beruang es itu, di hatinya tetap tidak aku hiks..... aku gagal kakek. Aku sangat mencintainya tapi dia tidak mencintaiku. Dadaku sangat penuh dan sesak. Aku tidak ingin menangis tapi aku tidak bisa menahannya. Airmata ini turun sendiri tanpa bisa aku cegah. Kakek... aku harus bagaimana?"
Itu ucapan Xiao zhan ketika menelpon sang kakek untuk mengabari kepulangannya ke Yunmeng sebelum ia mengalami kecelakaan, kakek Xiao tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya perasaan sang cucu saat itu, Xiao zhannya yg malang, dan kini pemuda itu jatuh koma tanpa tau kapan ia akan terbangun.
Mengetahui kehadiran sang kakek Wang yibo pun bangkit untuk memberi salam meski pria itu terus tak menganggap keberadaannya.
Kakek Xiao pun duduk dikursi samping brankar, ia mengelus dengan lembut punggung tangan sang cucu, "kakek merindukanmu sayang, apakah kau tidak kasihan dengan pria tua ini?" Lirihnya pilu.
Wang yibo hanya bisa terdiam dipojokan, ia terjebak dengan rasa penyesalan yg begitu dalam, hidupnya serasa tak berarti lagi, karena ia sendiri tak berhak untuk hidupnya, nyawanya adalah pemberian setelah mengorbankan nyawa lainnya, dan sekarang karena sifat angkuh dan egoisnya itu malah menyebabkan Xiao zhan mengalami ini semua.
Wang yibo memang seorang penjahat yg begitu kejam, pria yg tak berperasaan yg terus mengabaikan kebaikan dan perhatian yg telah Xiao zhan berikan padanya.
"Maaf..., aku menyesal." Kalimat itu kini ibarat sebuah mantra baginya, berulang kali ia menggumamkannya berharap kalimat tersebut bisa didengar oleh pemuda yg sedang terbaring dengan nyaman diatas ranjang pesakitan.
"Maaf...."
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Benci, Nanti BUCIN. (Completed In Pdf)
FanfictionKisah si aktor tampan yg membenci tunangannya. #1 yizhan - 21032022 #1 wangxian - 21032022 #1 bjyx - 21032022 #1 theuntamed - 21032022 #1 wangxiao - 21032022 #1 bozhan - 21032022