Dua

28 6 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Terapkan kewaspadaan sebelum kehilangan, karena tidak ada yang bisa dikatakan ketika sudah kehilangan.

***

♥ 🙆‍♀️

Alena tidak hanya receh tapi ia juga sangat nakal. Padahal mereka sudah dua kali ketimpa masalah. Di mana ia memukul orang yang tidak dikenal. Bagaimana kalo cowok itu dendam padanya lalu pada suatu saat ingin membalas dendam, ah tidak bisa dibiarkan. Hanna kini tidak lagi sabar, ia ingin segera pulang agar Alena tidak melakukan kesalahan lagi. Ia membayangkan bagaimana kalo Alena membuat masalah lagi, Hanna mengeleng cepat hal itu dilihat oleh Alena.

"Na, lo sakit?" Alena khawatir.

Hanna mengeleng lagi, kemudian berkata. "Na, lo jangan buat lagi masalah ya. Gue capek." pintanya yang dianguki Alena.

"Tapi lo gak papa kan?" tanya Alena lagi.

Hanna mengelengkan kepala, akhirnya Alena kena tipu juga. Hanna terlalu lelah dan juga ia tidak ingin mendapat imbasnya. Walaupun demikian Alena tidak akan pernah membuat Hanna mendapatkan imbas atas kelakukan dirinya.

Dulu saja ketika pulang bermain, Alena melihat anjing tetangga yang di rantai dan Alena berniat ingin melepaskan rantai itu, kesialan datang pada Alena, dia pikir anjing itu baik ternyata sebaliknya. Hanna yang sebal akan perbuatan Alena hanya berlari kencang, tapi siapa sangka sahabatnya mengalihkan perhatian anjing tetangga untuk tidak mengejar Hanna yang ingin memanjat pohon. Ketika Hanna sudah naik pohon dan Alena yang asik berlari dikejar anjing, ia hanya tertawa. Untung saja pemilik anjing itu datang tepat waktu dan membawanya pulang. Sempat melirik Alena dengan tatapan tajam, tapi sayang Alena tetap Alena tidak pernah takut.

"Ya udah ayo, katanya mau pulang." ajak Alena kini ia berdiri, lalu menyodorkan tangan.

Hanna berniat untuk menerimanya tapi Alena malah menepuk telapak tangan. "Bukan tangan lo, tapi itu sampah." ucapan Alena membuat Hanna menatapnya sebal.

"Jangan main lah, panas nih!"

Alena tertawa langsung saja ia membantu Hanna bangun, kini taman bermain tidak seramai tadi pagi di mana banyak anak-anak yang bermain. Sekarang hanya ada sebagian saja, mungkin sudah pada pulang karena hari sudah siang bahkan sudah mau sore. Alena menyapa ibu-ibu yang ada di taman itu, sesekali ia melemparkan senyum.

Kini mereka berjalan santai, tadinya Alena ingin berlari tapi Hanna tidak ingin dengan alasan capek, panas. Tidak jauh dari taman bermain terlihat dua orang bocah kecil sedang bermain kelereng. Langsung saja Alena berlari menghampiri dua bocah itu, tanpa memperdulikan Hanna yang meneriaki agar menunggumya.

"Oy main apaan?" sapa Alena sok akrab ketika sudah sampai dihadapan kedua bocah.

"Main kelereng, Kak." jawab bocil itu.

Mendadak Menikah ( On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang