Empatbelas

8 3 0
                                    

***

Gue pengecut, setelah apa yang terjadi gue lakukan, gue gak berani bertanggung jawab dan malah melarikan diri.”

-Alena Diandra

***

Happy reading! Jangan lupa vote.

"Maapin gue, gue gak ada hubungannya sama temen lo itu. Sumpah!" rengek Alena.

Gadis itu sudah ketahuan bahwa pura-pura pingsan, dia langsung bangun kala lelaki itu mengancamnya. Enak saja kalo dicium, mending ketahuan dari pada dicium. Ah beda lagi kalo sama gebetan ya kan?

"Ma-apin?" beo lelaki itu. "Setelah apa yang lo lakuin sama pernikahan gue, lo nyuruh gue maapin?" terlihat sekali lelaki itu menahan marah.

Alena menunduk, lalu mengangguk pelan. "Ck, dasar bodoh!" umpatnya.

Mana Alena yang selalu berani dan kasar pada laki-laki, mana Alena yang tidak takut sama sekali. Kenapa Alena sekarang sangat takut dan lemah, apa lelaki ini jauh lebih galak dibandingkan dirinya?

"Maapin gue, gue ngelakuin ini demi sabahat gue yang pernah lo sakiti dulu!" syukurlah Alena yang berani datang kembali, enak saja kalo dia disebut bodoh, padahal sudah meminta maap tapi kenapa lelaki itu sangat kasar?

Alena benar-benar bodoh! Bagaimana mungkin seseorang mengikhlaskan pernikahan yang ditunggu-tunggu bersama sang kekasih?

Garis bawahi, Alena pantas dibilang bodoh.

"Nyakitin sahabat lo?" ulang lelaki itu.

Alena mengangguk kini berani menatap lawan bicara. "Maka dari itu gue mau balas dendam! Rasa sakit yang dia terima, gak sebanding dengan rasa sakit lo sekarang! Dia pas lo putusin nangis, tapi lo? Setelah gue rusakin pernikahan ini, lo cuma marah gak jelas, gak menangis sama sekali, gak sedih karena pernikahan lo hancur!" Alena mengeluarkan unek-uneknya selama dijalan, lancar sudah.

Kenzo menarik napas panjang, jangan emosi. Ck, lagian Alena, sungguh bodoh berbicara seperti itu, mana ada orang yang tidak sedih karena pernikahannya hancur kecuali terpaksa. Eh tunggu, apa dia juga terpaksa ya?

"Lo pikir gue gak sedih, hah? Gue sedih gadis bodoh! Gue marah karena gue gak mau menangis, gue gak mau disebut cowok lemah!" balasnya. "Dan apa tadi, mutusin? Inget ya, gue gak pernah mutusin sahabat lo, tapi sahabat lo yang mutusin gue!" lanjut Kenzo terlihat mimik kaget Alena.

Alena mencari kebohongan dari lelaki itu, tapi tidak ada. Dia ingat betul, karena Hanna yang memutuskan mantannya. Jadi dia tidak salah orang? Alena meringis, membayangkan bagaimana Hanna menikah dengan lelaki emosian seperti Kenzo, pasti Hanna terus dimarahi.

"Sekarang adilkan? Lo tersakiti dan sahabat gue tersakiti. Jadi mulai sekarang kit— lo sama gue gak ada hubungan lagi," ucap Alena. "Permisi, gue mau lewat." akhirnya gadis itu menyudahi perdebatannya secara bijak semata, hanya dipikiran Alena saja bahwa dirinya bijak.

Kenzo mencengkram kuat tangan Alena, membuat gadis itu kesakitan seperti di depan para tamu tadi. Mendorong Alena untuk kembali duduk pada kursi rias dengan paksaan, tentu saja Alena memberontak. Dia ingin pulang!

"Lupa kalo lo hamil anak gue?" tanya Kenzo membuat Alena menelan ludah kasar. "Apa jangan-jangan lo pura-pura hamil, biar menarik perhatian tamu undangan gue?" tanyanya lagi membuat Alena kegelapan.

Kenzo mencengkram pipi Alena, lalu menghempaskannya. "Lo harus ganti rugi atas semua yang menimpa gue!" lanjut Kenzo.

Alena mengangguk, lebih baik dia mengganti semua kerugian lelaki itu dari pada menikahi dengannya. Dia akan bekerja demi membayar semua kesalahan yang diperbuat sekarang, gadis itu menyemati dirinya sendiri dalam hati.

Mendadak Menikah ( On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang