4. Misteri
Elma berlari kecil ke arah gerbang, ia tak menyangka ojek online yang dipesannya akan sampai secepat ini. Maklum, ia baru pertama naik beginian.
Ia bersenandung, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya. Cuaca sore ini cerah, secerah suasana hatinya saat ini. Tiba tiba saja ide random muncul diotaknya, Elma membuat planning dadakan untuk berjalan jalan di sekitar komplek sehabis pulang sekolah. Mau jajan berkedok cari udara segar. Dasar!
Gadis itu menghampiri ojol yang dipesannya, “Dengan mbak Elma?” tanya ojol itu yang dibalas anggukan oleh Elma.
Elma tersenyum, menerima uluran helm dari ojol itu, saat hendak naik ke atas motor berwarna merah tersebut, suara gaduh menginterupsinya. Gadis itu menoleh, ternyata Rashkal and the genk disana.
Gadis itu tersenyum tipis melihat mereka berjalan sambil bersenda gurau, namun seketika gadis itu salah tingkah. Ia ketahuan memerhatikan Rashkal dan kawan-kawannya dari kejauhan oleh ketua mereka, Sagara.
Manik mereka bertemu, gadis itu mengernyitkan alis saat Sagara seolah-olah berbicara padanya tapi tanpa suara, lelaki itu seperti berkomat kamit. Mata gadis itu menyipit, Sagara ngapain batinnya.
“Neng?” suara ojol itu membuat Elma menoleh, melihat tingkah ojol yang memandangnya heran membuat Elma menyengir, “hehe, hayuk pak.”
Tukang ojek itu melajukan motornya, sedangkan Elma asik bergulat dengan pikirannya. Elma tak begitu yakin tapi Elma yakin jika Sagara tadi berucap ‘hati-hati’. Aneh.
Dehaman tukang ojek itu menyadarkan Elma dari lamunannya, “jangan sering sering melamun atuh neng, bahaya. Bisa kesambet!” nasehat tukang ojek itu.
Elma terkesiap, ternyata mereka sudah sampai di pekarangan rumahnya, “Iya pak, banyak banget tugas soalnya.” Jawabnya disertai kekehan. Elma turun, melepas helm nya kemudian menyerahkan ke tukang ojek tersebut. Gadis itu membuka tas, merogoh isinya mencari uang untuk membayar tukang ojek.
“Lah duit nya kemana? perasaan tadi disini deh.” Batinnya gelisah. “Aduh bentar ya pak, ini uangnya kayanya keselip.” Ucap gadis itu dengan pandangan yang tetap fokus ke tas nya. Tadi pagi Razan memberinya uang dan ia ingat menyimpannya disana.
“Nah ini dia ketemu! Ini pak uangnya.” Gadis itu mendongak, hendak menyodorkan uang ke tukang ojek tersebut. Namun aneh, tidak ada siapa siapa didepannya.
Elma menoleh ke kanan ke kiri, memandang ke depan kemudian berbalik kebelakang, tidak ada siapa siapa disana. Tukang ojek tadi kemana? Kok cepet banget ilangnya?
Tapi sebentar, gadis itu menyadari sesuatu. Dia melihat sekelilingnya, mengapa hanya warna monokrom yang ada? Dia mendadak kena buta warna?
Diperhatikannya pepohonan yang tumbuh di tepi jalan, awan, lampu jalan, semua! hanya warna hitam putih yang dilihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Palsu
Teen FictionDia Feyre Mozeela, mahasiswa tingkat akhir fakultas kedokteran dengan segala kejeniusan dan tingkah lakunya. Ramah, mudah bergaul dan murah senyum menjadi ciri khasnya. Parasnya yang rupawan juga suasana hati yang selalu ia tampakkan membuat dirinya...