Bagian 7 : Tamu Tak Diundang

1.5K 180 11
                                    

7

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


7. Tamu Tak Diundang

Elma melambaikan tangan saat mobil Sagara pergi meninggalkan pekarangan rumahnya. Dirasa sudah jauh barulah gadis itu berbalik, ia tersenyum sambil melompat kecil menuju rumah. Ah, rasanya mood nya kembali membaik.

Sesaat ketika dia melihat ke arah pintu, tunggu, ada yang aneh. Pintunya seperti tidak tertutup dengan benar. Pintunya tidak terkunci?

Elma mendorong pintu itu perlahan dan benar saja, pintunya terbuka. Apa tadi ia lupa menguncinya? Atau jangan jangan ada maling masuk ke rumahnya?

Gadis itu celingak-celinguk memastikan keadaan sekitarnya aman sebelum melangkahkan kakinya ke dalam. Lah, malah jadi dia yang kesannya mau maling.

“SURPRISE!”

Elma memegang dadanya saking terkejutnya. Gadis itu membelalakkan matanya, “VANIA! LO NGAPAIN DISINI?!”

Elma memicingkan matanya, “MAU MALING YA LO?!” tudingnya.

“Emang tampang gue kaya maling?” Vania menunduk guna meneliti pakaian yang dikenakannya.

Vania tidak tengah menggunakan pakaian sekolah, melainkan menggunakan dress bunga berwarna pastel dengan bandana berwarna senada yang melekat dikepalanya.

Elma melipat tangan di depan dada, “Ya lo pikir nyelonong masuk ke rumah orang sedangkan tuan rumahnya ngga ada itu bukan kerjaan maling?!”

“Kata siapa gue nyelonong masuk gitu aja, orang ada tuh..” melirik ke arah yang ditunjuk oleh Vania, Elma melihat keberadaan Razan dengan tangan yang memegang nampan berisikan minuman dan camilan memandang cengo ke arah mereka berdua.

“WHAT?! LO?! APA APAAN?!” Elma mendekat, memandang cemas ke arah Razan. Gadis itu juga membantu Razan menaruh nampan yang dibawa. “Harusnya kamu ga usah mau disuruh suruh Vania kaya gini.”

“Siapa yang nyuruh? orang Razannya aja yang baik, bikin kepincut deh,” sahut Vania.

“Eh ehh ehhh, enak aja ngomongnya. Jaga ya omongan lo.”

“Katanya sakit tapi dari tadi marah mulu perasaan. Hamil ya?” celetuk Vania yang langsung mendapat pelototan dari Elma. Bahkan Elma sudah siap mengguyur Vania dengan minuman yang ada dihadapannya.

“Udah kak, udah kak.” Lerai Razan.

“Ampun ampun kanjeng ratu, ampun, cuma becanda hehe.” Ucapnya disertai dengan cengiran. Menurut Elma itu tambah menyebalkan.

“Tau dari mana lo gue sakit?” tanya Elma yang tak lepas menatap gerak gerik Vania. Vania sendiri merasa agak sedikit terancam dengan tatapan Elma, “biasa aja dong buk liatinnya.”

Vania berdeham guna membangun kembali rasa percaya dirinya, “spek intel ini, jangan diragukan.” Gadis itu menepuk dadanya bangga.

“Gue ngga tanya alamat rumah lo aja gue bisa ada disini, ngeri kan,” sombongnya.

Figuran PalsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang