6. Aneh
“AAAA TOLONG! ABRI STOP ANJIR. BERHENTI NGEJAR GUE GAK LO!”
“NGGAK BAKAL! SINI LO! TANGAN ASEM MALAH MEGANG MEGANG MULUT ORANG.”
“YA GUE LUPA KALO ABIS GARUK GARUK KETEK BRI.”
“HAIDAR KAMPRET! SINI LO!”
Aksi kejar-kejaran mereka tak luput dari pandangan siswa siswi. Memandang mereka gemas. Liat cogan lagi main kejar-kejaran di pagi hari itu suatu nikmat yang tak bisa diduakan.
Saat melihat Sagara didepannya, Haidar langsung bersembunyi di belakang punggung tegap lelaki itu. Memohon dengan nada melas andalannya.
“Udah Bri,” lerai Sagara.
Kalau begini Abri tidak bisa berkutik. Mana berani dia dengan bosnya ini. Melalui tatapan mata Abri kepadanya, Haidar bisa merasakan jika seolah Abri tengah bicara awass lo Haidar, liat aja nanti. Haidar bergidik, “amit amit.” Gumamnya.
“Dari mana Ga?” Mereka bertiga menoleh saat mendengar suara dari belakang, mendapati Rashkal tak lupa dengan Abel disisinya. “XI IPA 1.”
“Ngapain?” tanya Abri
“Nganter absensi.”
“Kok bisa?” sahut Haidar
“Disuruh,” jawab Sagara. Laki laki itu memang hanya menjawab pertanyaan seadanya. Tidak pernah berniat menjelaskan.
Hening, tidak ada pembicaraan lagi setelahnya. Mereka hanya diam berdiri di persimpangan koridor hingga,
“Sagara!” Terlihat Nayaka si Ketua OSIS berjalan sambil melambai ke arahnya. Jika Nayaka sudah melambai dapat dipastikan sebentar lagi dirinya akan kembali duduk di sofa ruang guru.
“Dipanggil Bu Meida ke ruang guru buat bahas jadi perwakilan olimpiade sekolah, sekarang.” Jelas Nayaka.
Sagara manggut-manggut “thanks infonya.”
“Nayaka, olimpiade Sagara emang ngga ada partner nya?” tanya Abel penasaran.
Nayaka tampak berfikir sejenak, “ada, sama Elma. Duluan ya.” Balasnya kemudian melenggang pergi. Lelaki itu tampak terburu buru.
“Sono lu Ga, samperin Elma sekalian. Keburu di geplak Bu Meid kalo kelamaan,” ujar Haidar.
Lelaki itu tidak berbohong. Semua siswa mengakui bahwa Bu Meida adalah guru yang paling tidak bisa dengan kata menunggu. Guru muda bermata sipit dibalik kacamatanya itu selalu mengeluarkan aura intimidasi yang menyeramkan. Dari tatapan matanya saja membuat lawan bicaranya menunduk, seperti akan dimakan hidup-hidup!
Sagara tidak menjawab, ia berjalan ke arah depan, arah yang bertolak belakang dengan arah kelas Elma. “Ga! Kaga nyamperin Elma dulu?” Haidar sedikit berteriak yang langsung kena bekapan tangan Abri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Palsu
Teen FictionDia Feyre Mozeela, mahasiswa tingkat akhir fakultas kedokteran dengan segala kejeniusan dan tingkah lakunya. Ramah, mudah bergaul dan murah senyum menjadi ciri khasnya. Parasnya yang rupawan juga suasana hati yang selalu ia tampakkan membuat dirinya...