haii ada yg nungguin cerita ini?🤸🏻♀️
ramein dong biar Ibell semangat dan cerita ini bisa cepat kelar, krn aku mau fokus ke Schokoladenhaus jg abis ini:)
happy reading ya!!
••
Goresan pilu yang menjadi bilur dihati sang tuan berhasil menciptakan elegi dibawah jumantara yang gulita, ia masih bersikukuh menabur pecahan asa didalam atma yang retak ditikam nestapa, hingga meninggalkan puing-puing yang telah lapuk dimakan waktu dan perlahan lesap.Rindunya terasa lengkara dan dianggap jenaka dengan karangan sajak yang ia ciptakan dalam renungan bersama gemintang dimalam yang pekat. Ingin ia gadai rindu yang bergejolak, namun sadar jarak dan tunggu sedalam samudera dan seluas dirgantara.
Angin malam tak kasat mata memeluk jiwa yang telah mati, menyisakan daksa yang kosong dan hampa, diselimuti sunyi. Meratap seorang diri, tanpa ada harapan yang pasti. Ini tentang rindu yang dikhianati kepergian, tentang pulang yang tak menemukan rumah, dan tentang jarak yang mengelabuhi waktu.
Ia teramat mabuk dengan isi kepala yang dijejali akan rasa rindu tiada akhir, ia sudah berada dipaling ujung rasa rindu yang entah kapan dapat terbayarkan.
Rona diwajahnya perlahan lesap, tergantikan oleh wajah muram tiada tertandingi. Harsa telah lenyap ditelan nestapa yang meleburkan jiwa, hanyut terseret oleh ombak.
Lebur dalam sepi sampai lupa ia telah berada dibatas mana menelan kekosongan. Siang berganti malam, malam berganti siang, menatap kepiluan dengan segelintir kerinduan. Rasa ini amat menyebalkan, datang tanpa permisi dan pergi tanpa pamit.
Sudah dua puluh empat malam dengan hari ini, tiada hari tanpa memikirkan Alice, dua puluh empat malam yang dibayang-bayangi dengan ketakutan karena sudah lebih dari dua pekan Alice tak kembali. Perkataan sang Dewi bumi saat itu membuat Alexaviér semakin takut kalau Alice sungguh memutuskan untuk tinggal dilautan, meninggalkan dirinya dan melupakan kisah romansa mereka.
Dua puluh empat malam yang sulit dilalui ketika resah selalu mengambil alih, kejadian ini kembali terulang. Alexaviér sudah pernah merasakan kegundahan yang sama, ketika Alice juga meninggalkannya.
"Aku khawatir kalau Alice sudah melahirkan." Suara itu berasal dari Lumina yang kini tengah membawa jagung, dan meletakkannya diatas meja tepat dihadapan Alexaviér.
Atensi pemuda itu terkunci padanya, alisnya bertaut sambil menatap serius pada Lumina. "Melahirkan?"
Dengan cepat Lumina menganggukinya, gadis itu beralih menyalakan api untuk membakar jagung-jagung itu, Jimmy ikut membantu. "Kau bilang kalau janin yang dikandung Alice sudah bergerak, padahal saat itu usianya baru enam minggu." Lumina menjeda dan menghentikan kegiatannya yang menarik perhatian kedua pemuda disana untuk mendengarkannya dengan serius.
"Apa masa kehamilan para duyung jauh lebih cepat dibandingkan manusia?" Tanya Lumina pada dirinya sendiri yang juga merasa bingung. Gadis itu kemudian menatap Jimmy yang sedang berujar.
"Oho, Alice bukan hanya duyung, ia seorang Dewi." Koreksi Jimmy sedikit tak terima hingga dengusan napas sebal Lumina lakukan, seraya merotasi bola matanya sedikit jengah.
"Dan mereka membiarkan Alice-ku melahirkan dilaut sana?!" Alexaviér menatap dongkol kepada Lumina, meski ia tahu kalau Lumina tak salah, gadis itu hanya mengemukakan asumsinya saja.
Perdebatan tak membuahkan hasil itu membuat ketiganya akhirnya menyudahi pembahasan mereka, sementara Alexaviér berjalan menjauhi Jimmy dan Lumina, menuju kearah sebuah menara pengawas yang biasa para nelayan gunakan. Menaiki tangga itu tanpa disadari oleh Jimmy maupun Lumina, keduanya terlalu sibuk menyalakan perapian hingga melupakan Alexaviér.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lord of the Sea | COMPLETE✔️
FantasyDewa Pontus adalah Dewa Laut yang pernah memiliki hubungan dengan Gaea sang Dewi bumi, hingga memiliki beberapa anak yang merupakan dewa-dewi penguasa laut paling pertama. Namun, sang Dewa Laut menikah dengan Thalassa, sang Dewi penjaga Laut bagian...