~•Ocean Blue•~
•●•●•
Happy reading!!
••
Awan kelabu berhasil menutupi langit biru yang cerah, gemuruh angin berderu kencang membawa ombak yang menabrak batu karang.Ketenangan laut kembali terganggu oleh badai besar yang bergelora, sama seperti kejadian tujuh belas tahun silam. Membuat sang dewi penjaga laut mendongakkan kepalanya, menatap langit gelap.
Ia memunculkan diri dipermukaan untuk melihat betapa hebatnya badai kali ini, yang lantas membuat sang dewi kembali memasuki laut dan pergi menuju lautan terdalam untuk kembali ke istana bawah laut.
Dewi Jace begitu murung, yang membuat dewa Jinone segera menghampiri sang istri. Seolah paham dengan raut wajah sang dewa yang bertanya-tanya, dewi Jace tersenyum lembut sebagai tanda ia baik-baik saja.
Helaan nafas kecil terdengar dari belah bibir dewi Jace, ia menundukkan kepalanya "Tujuh belas tahun silam laut juga bergelora dengan hebat," Ucap dewi Jace sendu, ia menjeda kalimatnya sejenak.
"Malam ini adalah bulan purnama, dan malam ini Eurybia genap berusia tujuh belas tahun." Lanjut sang dewi, raut wajahnya tersirat rasa rindu yang mendalam terhadap Eurybia, putri bungsu dewa Jinone dan dewi Jace.
Dewa Jinone pun menggenggam tangan sang istri, menyalurkan kehangatan yang membuat dewi Jace menyandarkan kepalanya pada dada sang dewa. Ia sedih karena terus memikirkan Eurybia, bayi yang bahkan tak sempat ia rawat dengan kasih sayang seorang Ibu.
Tak ada yang tahu dimana keberadaan Eurybia selama ini, bahkan sang dewi sendiripun. Bagaimana rupa Eurybia, apakah Eurybia hidup dengan layak dan yang terpenting apakah Eurybia bahagia, selalu menjadi pertanyaan dalam diri sang dewi.
Wanita itu, wanita yang membawa Eurybia entah dimana ia saat ini. Wanita itu pergi setelah membawa Eurybia dan tak lagi kembali, ia tak pernah menampakkan diri ditepi pantai lagi. Setiap hari dewi Jace selalu menampakkan diri dipermukaan, berharap Eurybia hadir untuk kembali ke dunianya. Nyatanya, lagi-lagi sang dewi dipatahkan oleh harapan.
Kini kedua pasangan dewa dan dewi itu saling menyalurkan kehangatan satu sama lain.
Sedangkan disisi lain, seorang nymph laut yang bernama Rosie tengah duduk dibatu karang seraya bersenandung dengan lembut, suaranya begitu merdu. Gaun putih miliknya terbuat dari sutra, rambutnya yang berwarna merah dibiarkan tergerai indah ditiup oleh angin.
Ia memainkan air laut dengan jemari lentiknya, namun tiba-tiba sebuah kapal menabrak batu karang yang berhasil membuat Rosie membolakan matanya. Ia segera menghampiri kapal itu, berniat untuk menolongnya namun urung niatnya, karena jika wujudnya dilihat oleh para manusia itu sudah pasti ia akan ditangkap.
Rosie bergerak mundur dengan perasaan takut yang menyelimuti hatinya, bukan ia yang membuat kapal itu tenggelam. Ia hanya bersenandung, Rosie bukan seekor monster laut yang gemar menenggelamkan kapal tak bersalah.
Rosie hanya seorang peri laut, namun banyak yang beranggapan kalau ia juga seorang dewi. Padahal kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan yang dimiliki para dewi, kekuasaan yang dimilikinya juga sangat kecil.
Rosie pergi dari sana berniat untuk kembali ke laut terdalam, hingga netranya tak sengaja menangkap Jane si dewi monster laut, tengah berenang kepermukaan. Rosie mengikutinya diam-diam, matanya memincing tatkala membuntuti Jane yang ternyata sedang menemui Charon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lord of the Sea | COMPLETE✔️
FantasyDewa Pontus adalah Dewa Laut yang pernah memiliki hubungan dengan Gaea sang Dewi bumi, hingga memiliki beberapa anak yang merupakan dewa-dewi penguasa laut paling pertama. Namun, sang Dewa Laut menikah dengan Thalassa, sang Dewi penjaga Laut bagian...