⚪05. LOTS - Quinque⚪

2.2K 425 77
                                    

Kembalinya Alice setelah menghilang semalaman membuat kerisauan didalam hati bibi Gretta dan Lumina perlahan pudar, mereka begitu gundah saat tahu kalau Alice menghilang dan tak dapat ditemukan dimanapun.

Gadis itu sekarang merasa bersalah sekaligus menyesal karena dirinya semua orang khawatir, Alice meminta maaf tulus pada keduanya, dan dengan sabarnya bibi Gretta memaafkan tanpa memarahi Alice.

Sekarang Alice berada dikamarnya, termenung seorang diri memikirkan kalungnya yang tak kunjung ia temukan. Rasa sakit hati mulai menyelimuti perasaan Alice, ia kesal karena dirinya sendiri yang telah menghilangkan kalung peninggalan sang ibu.

Ia duduk didepan jendela menatap langit yang mendadak menjadi temaram, padahal semula cuacanya sangat cerah. Salah satu alisnya terangkat naik, dan tanpa sengaja suasana hati Alice berubah usai memikirkan ketika ia menunggangi kuda untuk pertama kalinya. Mendadak Alice mengukir sebuah senyum indah diwajah cantiknya, bertepatan dengan suasana hati Alice yang berubah, langit pun kembali cerah seperti semula.

Alice tak menyadarinya sebab ia sudah berdiri menjauh dari jendela dan pergi ke kamar mandi, Alice duduk di kloset yang masih ditutup sembari memegangi perutnya yang entah kenapa rasanya sakit sekali, ringisan kecil keluar dari belah bibir indahnya, sesekali Alice menekan perutnya.

Perutnya terasa nyeri yang teramat sangat, pinggangnya sakit dan mendadak suasana hatinya berubah. Ingin menangis, tapi tak tahu apa yang harus ia tangisi. Alice pikir, apa karena ia kehilangan kalungnya yang membuat suasana hati Alice berubah begini?

Selama hampir setengah jam Alice dikamar mandi, menghiraukan panggilan Lumina. Rasanya Alice tak pernah merasakan sakit semacam ini pada perutnya, hingga Alice menyadari sesuatu keluar dari kewanitaannya, cairan merah terang yang mulai mengotori bajunya. Alice rasa itu darah.

Gadis dengan manik biru itu mencoba memastikannya dengan menyentuh cairan itu, ternyata memang darah.

Rasa panik seketika mencuat, matanya membola dengan debaran jantung yang berpacu dua kali lebih cepat dari batas normal. Terlebih cairan itu semakin deras hingga mengalir dipaha menuju betis Alice, tak ingin semakin ketakutan, Alice berteriak histeris memanggil bibi Gretta dan Lumina yang segera lari berhamburan kedalam kamar mandi, memastikan apa kiranya yang terjadi pada Alice.

Lumina memelankan langkahnya begitu sampai didalam kamar mandi, mendapati Alice yang tengah sibuk membersihkan paha dan juga betisnya menggunakan tisu. Tetapi Alice menangis karena ketakutan.

"Alice, hei. Tak apa, kau baru saja menstruasi, itu hal yang wajar dialami setiap gadis." Bujuk Lumina sebisanya demi menenangkan hati gadis itu, Lumina mengusap jejak air mata yang bercucuran dipipi gembil Alice.

Alice menukik alisnya heran hingga membuat Lumina tersenyum menangkup wajahnya, "Setiap gadis mengalaminya, Alice. Tak perlu cemas, kau akan mendapat siklusmu setiap bulan." Kata Lumina memperjelas agar Alice tak semakin bingung.

Tetapi lain halnya dengan bibi Gretta, ia terdiam membisu seolah tak mampu bicara sehingga membuat Lumina cukup bingung dengan ibunya.

Tak ingin ambil pusing, Lumina kembali menenangkan Alice dan menjelaskan mengenai menstruasi pertama yang didapat oleh Alice. Pasalnya gadis itu tak pernah disekolahkan dan tak pernah pula diceritakan mengenai menstruasi.

Alice dikurung selama hidupnya dirumah bibi Gretta, dan hanya diperbolehkan bermain disekitar rumah. Bahkan rumah bibi Gretta pun jauh dari keramaian, yeah, letaknya tepat didalam hutan belukar yang sepi. Tetapi tak terlalu menakutkan karena dipenuhi dengan perkebunan dan juga bunga-bunga langka, Alice senang merawat tanaman-tanaman itu.

Alice kekurangan pengetahuan, tetapi ia bisa membaca dan berhitung layaknya orang yang mendapat pendidikan disekolah karena Lumina mengajarinya.

"Kau juga mengalaminya?" Tanya Alice sesegukan yang spontan diangguki oleh Lumina.

Lord of the Sea | COMPLETE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang