⚪10. LOTS - Decem⚪

1.6K 289 51
                                    

Alexaviér segera berlari menuju Helios untuk menunggangi kuda putih itu dan membiarkan kuda hitam yang semula ditungganginya tertinggal disana. Pemuda dengan mantel berbulu itu segera mengendalikan Helios untuk berlari secepatnya, dengan perasaan kalut dan gundah disaat yang bersamaan.

Bahkan otak Alexaviér tak mampu memikirkan apapun lagi selain Alice, gadis itu tak boleh lagi pergi. Alice tak boleh lagi meninggalkannya, karena Alexaviér tak akan membiarkan itu terjadi lagi.

Kecepatan lari Helios menerobos lembah membuat Alexaviér harus berpegangan kuat agar tak terjatuh. Ia harus segera menemui Dewi Irene dan meminta sesuatu pada sang Dewi

Delapan jam perjalanan yang harus Alexaviér tempuh untuk sampai ke istana sang Dewi bumi membuat ia cukup kelelahan, pemuda itu turun dari tubuh Helios dan berjalan sedikit tertatih. Dan tepat didepan istana, ada 2 orang lelaki yang berjaga. Mereka menghentikan Alexaviér.

"Aku ingin bertemu sang Dewi." Ucap Alexaviér tegas, kedua penjaga itu terlihat memindai penampilannya dengan tatapan mengintimidasi.

"Ia tamu ku, Ventus, Venus."

Kepala Alexaviér sontak mendongak dan matanya mengedar kesana kemari, mencari darimana asalnya suara yang terdengar bergema itu. Seperti ada disekelilingnya, namun tak ada siapapun selain dua penjaga itu yang diketahui bernama Ventus dan Venus.

Terdiam selama hampir lima belas detik, Alexaviér akhirnya terkesiap saat kedua penjaga itu mempersilahkannya masuk. Maka dengan itu ia segera berlari menaiki ribuan anak tangga yang sangat tinggi, entah kemana anak tangga itu mengantarkannya.

Setiap derap langkah yang ia ambil, Alexaviér selalu merasa diawasi sehingga ia selalu waspada. Ia merasa seakan hidup didunia fantasi yang bertabur kekuatan magis dan tempat-tempat selayaknya dinegeri dongeng seperti istana ini.

Tak pernah terbayang oleh dirinya kalau dijaman modern ini ternyata menyimpan banyak misteri yang berkaitan dengan para Dewa dan Dewi yang memang benar adanya. Bukan semata-mata sebuah kisah karangan anak kecil. Ia memang disini, memijakkan kakinya ditempat ini untuk berhadapan dengan sang Dewi bumi.

Perlahan langkah kakinya mulai memelan, pemuda itu membasahi bibirnya sejenak karena terasa kering, bahkan kerongkongannya terasa mulai serat yang membuat suaranya seakan tercekat ditenggorokan tatkala berdiri dihadapan seorang Dewi yang duduk disebuah kursi singgasana nya.

Dewi bumi itu memiliki tatto dipergelangan kirinya, menyerupai rumput yang merambat berwarna hijau. Maniknya berwarna serupa, dan segera mungkin Alexaviér berlutut dihadapannya dengan tangan yang bertaut.

"Ku mohon kembalikan Alice ku." Pinta Alexaviér memohon dengan sangat, suaranya terdengar putus asa sehingga sang Dewi mengiba dan segera berdiri.

"Berdirilah." Titah sang Dewi, namun tak dihiraukan oleh Alexaviér. Pemuda itu masih berlutut dibawah sana.

"Dengar, nak. Aku tak memiliki hak untuk mengembalikan Eurybia padamu, jika ia tak kembali itu adalah keinginannya untuk tinggal menetap dilautan."

Perkataan Dewi Irene mampu membuat wajah Alexaviér terangkat untuk menatap sang Dewi, maniknya hampir berair. Semangat hidupnya seolah telah dipatahkan.

Pemuda itu segera berdiri, "Tapi ia mengandung anakku." Ucap Alexaviér lirih. Dewi Irene mengangguk membenarkan, ia berjalan mendekati Alexaviér dan menyentuh kepala pemuda itu.

"Aku tahu, maka dari itu ku restui dan ku berkati pernikahan kalian." Sang Dewi tersenyum hangat, lantas bejalan dua langkah mundur menjauhi Alexaviér.

"Sekarang pulanglah, tunggu Eurybia dirumahmu. Jika ia tak kembali dalam waktu dua pekan, itu artinya Eurybia telah memutuskan untuk tinggal dilautan.
Kau juga tak dapat egois, Alexaviér. Karena Eurybia memiliki tanggung jawab besar untuk mengendalikan lautan, itu adalah tugasnya."

Lord of the Sea | COMPLETE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang