Makan yuk
Makan apa?
Biasa. Makan nasi goreng pak de
Otw
Dua orang berbeda jenis kelamin berjalan bersisian menuju sebuah warung tenda yang berada hanya tiga rumah dari bangunan yang mereka tinggali.
Sang laki-laki terlihat membingungkan mata melihat sosok yang duduk terdiam di warung tenda. Tidak mau menunggu lama sang laki-laki pun mempercepat jalannya tanpa memperdulikan sang wanita tertinggal dibelakang. Dengan mata telanjang dipandangnya seorang wanita yang tengah duduk di kursi panjang, berjarak lima langkah saja.
"Hei, kamu apa-apaan sih?" teriak sang wanita yang tertinggal. "kamu sangat lapar ya? Kamu tidak tahu aku ngos-ngosan ngejar langkahmu." Terlihat sang wanita sedang mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.
"Kenapa sih tidak mau naik motor saja? Aku kira dijemput pakai motor ternyata taunya jalan juga. Capek tau tidak sih apalagi ditinggalin segala," cerosong sang wanita tiada hentinya.
"Sudah ngomongnya?" Sang wanita pun mengangguk dengan bibir cemberut.
Sang laki-laki pun melangkah masuk ke warung tenda. "Kemana dia? Kenapa perginya cepat sekali? Apa dia memang di sini atau aku yang sudah terbayang-bayang olehnya. Bagaimana mungkin orang yang tidak pernah aku temui bisa ada di sini," batin sang laki-laki dalam hati.
"Oi, malah ngelamun. Kamu pesan apa?" tanya sang wanita menepuk pundak sang laki-laki.
"Seperti biasa." Sang laki-laki langsung mengambil tempat duduk tanpa memperdulikan tatapan melotot dari temannya.
"Siap atuh mas, neng."
"Bang, tadi ada cewek ke sini pesen makanan?" tanya sang laki-laki ragu. Apalagi pelanggan kang Mamad banyak, belum tentu dia hafal semua nama pelanggannya. Walaupun kang Mamad hafal dirinya, itupun karena dia sering ke warung tendanya.
"Cewek?" Kang Mamad meracik masukannya sambil berusaha mengingat-ingat. "kalau pelanggan di sini sih hampir semua Kang Mamad tahu tapi ada seorang cewek yang baru beberapa kali ke sini."
"Ceweknya bagaimana kang?" tanya sang laki-laki antusias.
"Ceweknya tuh pendek, berkaca mata terus ada tahi lalat di hidungnya lumayan sih tidak terlalu besar. Mungkin tahi lalat mati," jawab Kang Mamad.
"Kang tahu dia mau ke mana tidak?"
"Mungkin ya disekitar sini mas. Orang sudah beberapa kali ke sini buat pesen makan dibawa pulang."
Senyum merekah terbit dibibir sang laki-laki. Sang laki-laki langsung mengeluarkan uangnya dari dompetnya. "Kang pesenan saya dibungkus saja ya sama minumannya. Nanti titipin saja ke temenku."
"Ay, minta tolong nanti pesananku mampirin ke kost ya. Kasih saja ke anak-anak biar di simpanin buatku. Maaf tidak bisa neminin makan."
Sang wanita hanya menghela nafas menuruti permintaan temannya. "Baiklah. Pokoknya kamu punya utang cerita ke aku ya."
Sang laki-laki pun melangkahkan kakinya. Mencari jalan yang memungkinkan dia berhasil menemukan cewek yang dicarinya.
"Semoga aku masih bisa memiliki kesempatan untuk meminta maaf. Maaf untuk semua sikapku dan maaf karena menyadarinya terlambat sehingga akhirnya kamu yang harus terluka."
KAMU SEDANG MEMBACA
LANTAS
RomanceNico sangat menyukai game dan dunia sejarah namun ia tak menduga hal itu menjadi bekalnya berpetualang.