X | Internal Force

797 182 9
                                    

Apartemen Kalev terbilang cukup mewah untuk seukuran mahasiswa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apartemen Kalev terbilang cukup mewah untuk seukuran mahasiswa. Gedung apartemen ini tingginya nyaris sama dengan apartemen yang ditinggali Wina bersama mamanya.

Wina masuk dan segera mencari lift. Lantai 7 adalah destinasinya. Selain tingginya, tipe interior apartemen juga nyaris percis apartemen yang ia tinggali. Jadi gampang bagi Wina menjelajahi isi apartemen ini tanpa ada acara nyasar.

Kini ia berdiri di depan studio bernomor 712, nomor yang diberitahu Kalev. Wina memencet bel, menunggu Kalev membuka pintu. Semenit Wina menunggu sampai akhirnya pintu terbuka oleh sosok yang bukan Kalev. Melainkan perempuan yang ia lihat kemarin pagi.

Wina menyapa canggung. "Permisi, saya teman Kalev. Apa Kalevnya ada?"

Si gadis yang mengenakan tank top hitam dan baggy short itu hanya menatapnya diam yang semakin menambah kecanggungan Wina. Dalam hati Wina memprotes, Kalev bilang dia tinggal sendiri?!

Setelah diam beberapa detik, barulah gadis itu membuka suara. "Abang lagi pergi beli makan. Sini masuk aja."

Wina buru-buru menolak. "Gak usah. Enggak papa kalau dia gak ada, saya bisa datang besok lagi." Ya kali ia berduaan dengan gadis yang tak dikenalnya. Bersama orang yang dikenal saja Wina sulit berinteraksi apalagi dengan orang asing.

"Tapi hujan lho." Gadis itu membuka lebar pintu, memperlihatkan jendela yang membatasi ruangan dengan penampakan awan mendung.

Alis Wina tertaut. Sekonyong-konyong hujan? Pas ia datang tadi cuaca masih bagus perasaan.

"It's okay, abang bentar lagi juga sampe," sambung si gadis.

Actually, it's not okay, Wina enggak mengenali gadis ini tapi di sisi lain ia terbujuk untuk menetap lantaran hujan yang mendera dan kalimat 'abang bentar lagi sampe' yang dilontarkan gadis itu.

Mungkin tidak ada salahnya menuruti perkataan si gadis. Kerugian yang ia terima jika ia pulang tidak sebanding dengan memilih menetap. Wina bisa kehujanan dan tugasnya bakal tertunda pula. Maka setelah mempertimbangkan, Wina memutuskan masuk.

Gadis itu mempersilakan Wina duduk di sofa sementara ia menuju pantry dapur.

Dilingkupi awkward yang kentara, Wina pun melemparkan pandangan ke sekeliling, mengamati ruang apartemen yang bersih dan teratur. Kalev memang orang yang rapi. Laki-laki itu tidak pernah hadir ke kampus dengan penampilan awut-awutan. Rambutnya ditata baik dan gaya pakaiannya juga bukan yang 'asal-asalan yang penting nyaman'. Bahkan Wina akui Kalev punya selera berpakaian yang lumayan. Tak hanya dari penampilan, perilaku Kalev pun mencerminkan jika ia orang yang tidak suka kotor. Beberapa kali Wina memergoki Kalev selalu membersihkan mejanya sehabis makan siang bila mereka tak sengaja berpaspasan di kantin fakultas.

Well, itu poin plus Kalev di mata Wina.

Pandangan Wina lantas tertuju pada si gadis yang sedang mengerjakan sesuatu di pantry. Gadis itu berbadan tinggi semampai dengan rambut legam panjang. Rahangnya tegas, wajahnya lancip dibingkai poni yang menutupi dahi. Hidung gadis itu mengingatkan Wina akan hidung Kalev yang lurus mancung. Apakah mereka saudara...? Soalnya gadis itu juga memanggil Kalev 'abang' kan?

LIMIT - jake x winterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang