"Sir, bagaimana jika aku hamil" ujarku padanya ketika kesadaran ku mulai kembali. Ku lihat ia tersenyum kecil mendengar perkataanku.
"Kau tidak perlu khawatir. Kita akan pergi ke dokter setelah makan siang. Masih ada waktu 2 jam setengah lagi sampai waktu istirahat tiba sekarang kau tidurlah di kamar itu. Aku tahu kau pasti merasa lelah saat ini" ujarnya sambil menunjuk ke arah pintu yang ada di ruangannya menggunakan lirikan matanya.
Ku kaitkan kembali bra milikku kemudian ku kancingkan kemeja kerja milikku. Dengan perlahan aku berdiri dari pangkuan Axel dan berjalan menuju pintu yang ditunjuk oleh Axel. Benar saja dibalik pintu ini terdapat satu ranjang king size, aku baru tahu jika di dalam ruang Axel terdapat kamar di dalamnya. Kurebahkan tubuh lelahku ke atas ranjang empuk miliknya. Tak lama kemudian aku terlelap nyenyak menuju alam mimpi.
********
Saat ini aku berada di dalam mobil milik Axel. Setelah menemui dokter kandungan, Axel membawaku ke tempat yang aku tidak tau sebelumnya, yang pastinya ini bukanlah jalan menuju rumahku.
"Ayu, diminum dulu obat yang diberikan oleh dokter kandungan" ujar Axel. Dengan nurut aku membuka beberapa obat yang diberikan oleh dokter kandungan yang memeriksa ku tadi. Untung saja saat aku berhubungan dengan Axel aku dalam masa tidak subur, sehingga hal itu tidak akan menimbulkan kehamilan.
Dengan sekali tegukan aku meminum pil pencegah kehamilan yang ada di genggaman ku.
"Kita mau kemana, sir?" Tanyaku pada Axel karena aku menyadari kalau mobil ini memasuki area hutan.
"Kau akan mengetahuinya nanti" jawab Axel dengan misterius.
Mobil yang dikemudikan oleh Axel mengarah pada sebuah villa yang berada ditengah-tengah hutan. Pintu gerbang terbuka menampilkan sebuah villa yang bernuansa kayu.
"Ayo turun" ujar Axel padaku. Aku pun ikut turun dari mobil dan mengekor di belakang tubuh tegap Axel. Pintu utama terbuka menampilkan wanita setengah baya menghampiri kami.
"Selamat datang tuan, nona" ujar wanita setengah baya dengan menundukkan tubuhnya.
"Bi, kau boleh pulang dan akhir pekan ini kau libur" ujar Axel.
"Baik tuan. Makan malam sudah terhidang di atas meja makan, kalau begitu saya pamit pulang" jawab wanita tersebut.
Ku lihat wanita setengah baya menutup pintu utama, dan itu artinya di villa ini hanya aku dan Axel saja. Oh Tuhan.
Mendengar pintu tertutup, Axel langsung membalikkan tubuhnya dan dengan tiba-tiba ia melumat bibirku dengan rakus. Aku yang merasa tidak siap hampir terjungkal namun segera ditahan olehnya.
Tiba-tiba kurasakan tubuhku melayang. Ia menggendongku dengan posisi kedua kakiku melingkari pinggangnya. Ia terus menggendongku dengan posisi ini, kepalaku ku sandarkan pada dada bidangnya. Aroma masakan hinggap di indera penciumanku, membuat cacing yang ada di perutku bersuara.
Kryukk
"Apakah kau lapar?" Tanyanya dengan kekehan di akhir ucapannya. Pipiku memerah karena malu. Bisa-bisanya perutku bersuara ketika berada di dalam gendongannya.
Ia mendudukkan tubuhku di atas kursi makan. Axel terlihat menyendok kan makanan ke dalam piring kemudian memberikannya padaku.
"Terimakasih" ucapku padanya.
"Hmm... Makanlah yang banyak. Kau butuh banyak asupan untuk melayaniku" balasnya sambil mengacak-acak rambutku yang kusut. Apa?? Apakah dia tidak mengenal kata lelah? Sungguh tubuhku terasa lemas dan remuk karena digempur nya terus menerus. Seharusnya aku tidak perlu kaget lagi ketika ia menyuruh pembantu dan orang-orang yang mengurus villa ini tidak bekerja, itu artinya di akhir pekan ini aku harus melayaninya dalam urusan ranjang.
TBC
Jangan lupa untuk menekan tombol bintang dan memberikan komentar :)
02-03-2022
Reupload: 30-08-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Perangkap Cinta Sang CEO (END)
Romance"Kau akan jadi milikku mulai malam ini" ujar Axel dengan seringai licik di wajahnya. Langkahnya terus memojokkan tubuh Ayu. Bruk Tubuh Ayu menabrak dinding. Ia sudah terpojok sekarang. ************************************ Ini adalah kisah dari seora...