Kurasakan sinar mentari pagi yang mengintip di balik gorden menyapa kedua bola mataku ketika aku membuka kedua mataku. Kelopak mataku masih terasa berat untuk terbuka sepenuhnya, untuk menghilangkan kekakuan tersebut ku kerjapkan beberapa kali kedua mataku.
Hoamm
Ku renggangkan tubuhku yang terasa kaku dan linu dibeberapa titik, namun pergerakan ku terhenti ketika aku menyadari ada sebuah lengan kekar bertengger manis dipinggangku. Ku balikkan tubuhku ke arah sang pemilik tangan kekar ini.
Pemandangan seorang laki-laki yang memiliki paras bak dewa Yunani sedang terlelap memeluk tubuhku di dalam selimut. Seketika sekelebat potongan ingatan yang terjadi kemarin menghantam pikiranku.
Aku langsung memeriksa keadaan diriku di balik selimut. Oh my God! Laki-laki yang tidak lain bernama Axel yang menjabat sebagai CEO, dan yang berstatus menjadi kekasih sahabatku tengah tertidur memelukku dengan keadaan dimana kami sama-sama polos tanpa sehelai benang pun kecuali selembar selimut ini yang menyelimuti tubuh polos kami.
Kuperhatikan wajah laki-laki yang tengah tertidur lelap, hembusan nafasnya terasa teratur. Wajahnya masih terlihat tampan, memang harus aku akui atasanku ini memiliki wajah yang rupawan dan berkharisma. Namun, hal itu hilang dari penilaianku ketika melihat kelakuan bejatnya yang menghancurkan masa depanku. Dengan liciknya ia melakukan cara kotor untuk menjebak ku dalam permainan kotornya. Yang membuatku merasa kesal dan jijik pada diriku sendiri adalah tubuhku yang tidak bisa menolak akan sentuhannya, tubuhku akan langsung terbuai akan permainannya, semua hal itu sangat bertentangan dengan akal sehatku.
Kulihat kedua mata yang awalnya terpejam kini terbuka menampilkan bola matanya yang berwarna abu-abu. Senyum seringainya terpancar dari bibirnya.
"Good morning, baby" ujar Axel dengan suara serak khas bangun tidur kemudian melumat bibirku.
"Sir-" tanganku berusaha menjauhkan tubuhnya agar ia melepaskan ciumannya.
"Don't call me sir, say my name! Mengerti?" Ujar Axel kemudian menindih tubuhku.
"S-Axel, aku ingin mandi karena tubuhku sangat lengket" ujarku sambil tanganku berusaha mendorong tubuhnya dari atas tubuhku.
"Okay" jawabnya.
Dengan gerakan tiba-tiba ia membuka selimut yang menutupi tubuhku yang sama-sama polos sepertinya.
"Kyaaaa.... Axel" jeritku dengan kedua tanganku yang berusaha untuk menutupi dua aset berhargaku. Ia hanya tertawa melihat kelakuanku. Kemudian ia mendekatkan tubuhnya ke arah tubuhku, kurasakan tangannya menelusup ke punggungku dan lekukan lututku. Dan dengan sekali percobaan ia menggendongku ala bridal style.
"Axel turunkan aku! Aku ingin mandi" ujarku memberontak di gendongannya.
"Lebih baik jika kita mandi berdua." Ujar Axel sambil mengedipkan sebelah matanya. Tubuhku terasa terayun ketika ia berjalan menuju kamar mandi.
Setelah memandikan tubuhku, ia mengambil bathrobe dan memakaikannya di tubuhku kemudian mendudukkanku di atas closet yang tertutup. Kini giliran Axel, yang membilas tubuhnya. Tidak butuh lama Axel telah selesai dengan ritual mandinya. Ia kembali menggendong tubuhku kemudian mendudukkan tubuhku di atas sofa kamar tidur. Ia keluar kamar sebentar dengan kondisi yang hanya memakai bathrobe saja. Tak lama kemudian ia kembali ke kamar dengan membawa tas belanjaan di tangannya.
"Pakai ini" ujar Axel menyerahkan salah satu tas belanjaan pada ku. Ku buka tas tersebut yang berisi dress sederhana lengkap beserta pakaian dalam.
"Kau mau sarapan apa?" Tanyanya. Ku dongakkan wajahku ke arahnya yang sudah memakai baju, atasan kaos dengan celana selutut. Rambut basahnya terlihat acak-acakan karena belum disisir. Saat ini penampilannya terlihat lebih muda dari penampilan biasanya.
"Terserah" ujarku.
"Huft. Kenapa wanita jika ditanya pasti selalu jawab terserah?" Tanyanya menggerutu aku hanya mengendikkan bahuku saja.
"Sandwich?" Tanyanya lagi.
"Terserah" jawabku singkat. Mendengar jawabanku ia beranjak keluar dari kamar dan menutup pintu kamar.
Setelah melihat Axel telah pergi, aku mulai memakai pakaian yang diberikan oleh Axel. Pakaiannya sangat pas ditubuh ku dan sesuai dengan seleraku.
Setelah mengeringkan rambut basahku dengan hair dryer. Aku pun menyusul Axel menuju dapur.
Ku lihat Axel tengah menghidangkan 2 piring sandwich beserta 1 gelas susu dan 1 cangkir teh di meja makan.
"Kelihatannya enak" ujarku kemudian mendudukkan tubuhku di kursi makan.
"Tentu. Siapa lagi yang buat" ujarnya dengan sombong, aku memutar bola mataku dengan malas mendengar kesombongannya.
Aku mengambil sandwich yang ada di hadapanku kemudian menggigitnya memastikan rasa dari sandwich yang aku kunyah, hmm.. lumayan enak.
"Aku akan mengajakmu ke suatu tempat di daerah sini setelah kita sarapan" ujarnya di sela-sela makan.
"Kemana? Memang ada tempat yang bagus di tengah hutan seperti ini?" Tanyaku meremehkan.
"Lihat saja nanti. Kamu pasti akan menyukainya sayang" ujarnya dengan senyuman tipis di wajah tampannya.
TBC
Jangan lupa menekan tombol bintang dan memberikan komentar untuk cerita ini.
06-03-2022
Reupload: 30-08-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Perangkap Cinta Sang CEO (END)
Romance"Kau akan jadi milikku mulai malam ini" ujar Axel dengan seringai licik di wajahnya. Langkahnya terus memojokkan tubuh Ayu. Bruk Tubuh Ayu menabrak dinding. Ia sudah terpojok sekarang. ************************************ Ini adalah kisah dari seora...