Part 8 Hampir Saja

97.8K 3.6K 37
                                    

Suara alarm berbunyi dengan keras mengganggu aktivitas tidurku. Dengan kedua mata ku yang masih terpejam, tanganku meraba-raba nakas di sebelah kiri ku, mencari keberadaan benda yang membuat ku harus terbangun dari alam mimpi.

Ku kucek mataku yang terasa sangat lengket, kemudian ku buka kedua mataku secara perlahan. Ketika melihat sinar matahari mengintip di balik jendela, tubuhku langsung terperanjat membuat selimut yang menutupi bagian tubuh atasku melorot ke bawah, ku tarikkan kembali selimut yang melorot untuk menutupi tubuhku.

Ku alihkan pandanganku ke arah jam yang tertera di layar ponsel milikku dengan jam dinding secara bergantian, memastikan apakah benar jarum jam menunjukkan pukul 8.30 atau tidak. "Ya Tuhan, aku kesiangan" teriakku sambil menepuk kepalaku. Kulihat ada satu notifikasi pesan dari Axel. Kubuka pesan tersebut yang telah dikirimkan Axel sejak 1 jam yang lalu
"kau tidak perlu bekerja hari ini" tulisnya dalam pesan tersebut.

Syukurlah jika aku tidak perlu bekerja hari ini, aku bisa memanfaatkan waktu libur ini untuk kembali melanjutkan tidurku. Kembali aku rebahkan tubuhku di atas kasur, kemudian memejamkan kedua mataku menyambut, alam mimpiku kembali.

Lagi lagi suara berisik membangunkan ku dari kegiatan tidur. Kali ini suara dering ponsel membangunkan ku. Dengan mata yang kondisinya masih mengantuk, kuangkat telepon tanpa melihat nama dari orang yang menggangu kegiatan tidurku.

"Halo" ujarku dengan suara pelan khas bangun tidur.

"Halo Ayu. Kamu baru bangun tidur?" Ujar seorang wanita yang menelpon, kesadaran ku yang belum sepenuhnya terkumpul, berpikir dengan lamban siapa gerangan yang menelpon ku.

"Ayu" ujar wanita itu, Suara ini terdengar tidak asing untukku. Ku lihat layar ponsel ku yang menampilkan nama si pemanggil.

"Iya, Ngel. Ada apa?" Tanya ku pada Angel.

"Kamu baru bangun tidur? Kamu ga kerja?" Ujarnya. Mungkin ia bisa mengira hal itu dikarenakan suaraku terdengar serak khas bangun tidur.

"Iya aku ga kerja hari ini. Aku lagi sakit" jawabku tak sepenuhnya berbohong karena saat ini badan ku sakit dan pegal-pegal, tenggorokan ku terasa sakit karena hari ini aku belum meminum air putih dan kepala ku pusing karena kurang tidur.

"Jangan-jangan kamu sakit karena kamu kelelahan mengerjakan tugas dari Axel kemarin?" ujar Angel menebak penyebab yang membuatku sakit.

"Tidak kok Ngel" ujar ku mengelak. Memang benar apa yang dikatakan Angel bahwa tugas Axel lah yang membuatku sakit, tapi makna tugas yang aku kerjakan berbeda dengan makna tugas yang dikatakan oleh Angel.

"Kebetulan aku pulang cepat hari ini. Nanti sehabis praktek aku mampir ke rumah kamu. Mau dibawain apa?" Ujarnya perhatian.

"Kamu tidak perlu menjenguk ku. Aku hanya sakit biasa" ujar ku mencegah agar ia tidak kemari.

"Aku akan memastikan hal itu jika aku bertemu langsung denganmu" jawab Angel.

"kenapa kamu selalu baik padaku? Aku merasa tidak pantas mendapat semua kebaikan yang kamu beri" ujar ku dengan sedih.

"Seandainya kamu tahu apa yang telah aku dan kekasihmu perbuat dibelakang mu, pasti kamu merasa sangat kecewa" lanjut ku dalam hati.

"Kamu ngomong kayak gitu kayak ke siapa aja. Kita kan sahabat, Yu." Ujarnya.

"Hemm oke. Kalau kamu mau ke rumah datang aja, ga usah bawa apa-apa, Ngel" ujar ku.

"Oke, sampai jumpa nanti sore. Istirahatlah" ujarnya.

"Oke" jawabku kemudian panggilan terputus.

Aku menaruh kembali ponselku di atas nakas. Jika Angel akan datang kesini, itu artinya aku harus merapihkan sisa-sisa kekacauan yang aku dan Axel lakukan kemarin. Terpaksa aku beranjak dari tidur dan berjalan menuju kamar mandi. Sekitar 20 menit aku selesai dengan kegiatan mandiku. Setelah itu aku mulai merapihkan rumahku yang terlihat sangat berantakan.

Perangkap Cinta Sang CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang