Part 1 Awal Mula

355K 6.4K 56
                                    

Deru nafas ku dengan deru nafas laki-laki yang ada di atas ku sama-sama memburu, seperti telah melakukan lari maraton. Dengan gerakan cepat dan kasar ia melepaskan sesuatu yang mengganjal di pusat tubuhku.

Kulihat ia mulai merapihkan pakaiannya dengan gerakan terburu-buru.

"Rapihkan pakaianmu dan rapihkankan juga berkas-berkas yang berserakkan. Aku harus pergi menemui Angel" ujarnya kemudian mencium bibirku dan meninggalkan diriku yang tergolek lemah dengan keadaan yang tidak baik-baik saja.

Setelah tubuh Axel hilang dibalik pintu, aku mulai bangun dari posisiku. Dengan perlahan aku berdiri dengan berpegangan tangan, karena tidak sanggup menopang tubuhku. Aku melihat ke sekeliling ruang kerja atasanku yang tidak lain adalah seorang Axel Xander, terlihat olehku meja yang awalnya rapih kini terlihat acak-acakan. Berkas-berkas pekerjaan terlihat berserakan dan ada beberapa yang tercecer jatuh ke lantai.

Aku merapikan kembali pakaianku yang tersingkap di beberapa tempat. Setelah itu aku melangkahkan kakiku ke arah toilet yang berada di ruangan ini dengan kaki yang masih gemetaran.

Pandangan ku memandang cermin yang menampilkan pantulan diriku yang terlihat acak-acakan. Rambutku terlihat kusut, dengan lipstik yang sudah tidak karuan bentuknya. Bajuku basah karena keringat, untung saja aku membawa baju ganti. Tanganku terulur untuk menyalakan keran wastafel, kemudian membasuh wajahku dengan air mengalir. Isak tangis yang sedari aku tahan akhirnya keluar dari mulutku. Sungguh aku jijik dengan diriku sendiri karena tidak bisa menolak sentuhannya. Aku tidak sanggup diposisi seperti ini. Posisi dimana berada diantara hubungan sahabat ku dengan pacarnya. Aku tidak mau dicap sebagai pelakor. Namun, aku tidak bisa berhenti sebelum Axel bosan dan melepaskan ku dari permainan yang ia buat pada diriku.

Semua ini berawal dari 4 bulan yang lalu, ketika Angel sahabat ku menawariku untuk bekerja di perusahaan pacarnya sebagai sekertaris. Sebelumnya aku telah bekerja dan mendapatkan posisi Manager di perusahaan industri makanan. Namun, saat ibuku meninggal, duniaku seolah hancur pada saat itu juga. Hal itulah yang menyebabkanku dipecat dari perusahaan awal ku bekerja karena melalaikan tugas-tugas dan tidak fokus saat bekerja. Beruntungnya aku karena memiliki sahabat yang selalu mendukungku untuk terus bangkit. Ia adalah Angel. Seperti namanya bagiku ia adalah seorang malaikat yang membuat ku untuk bangkit. Aku dan Angel telah bersahabat sejak bangku perkuliahan. Meskipun kami berbeda jurusan namun tidak melunturkan persahabatan kami. Ia mengambil jurusan kedokteran sedangkan aku mengambil jurusan akutansi.

Satu tahun yang lalu aku mendengar kabar darinya kalau ia sedang menjalin hubungan dengan salah satu pengusaha muda yang sedang digandrungi oleh para wanita yaitu Axel Xander. Ia merupakan pria campuran indo-australia, dan berasal dari keluarga konglomerat. Aku sangat senang melihat raut wajah sahabatku yang terlihat sangat bahagia.

Namaku adalah Dita Ayu Larasati. Sekarang aku berumur 25 tahun. Aku adalah seorang yatim piatu. Ayahku telah meninggal sejak aku berusia 17 tahun sedangkan ibuku telah meninggal 7 bulan yang lalu.

Aku memiliki tinggi 160 cm dengan berat badan 50 kg. Kulitku berwarna kuning langsat dengan bola mata berwarna coklat muda. Aku memiliki bibir ranum yang berwarna pink alami dan lesung pipi yang menghiasi di kedua pipiku.

Sejak aku diterima di perusahaan kehidupan ku kembali berjalan seperti semula. Aku mulai menyibukkan diriku dalam pekerjaan. Tidak ada yang mencurigakan dari kepribadian Axel, atasanku. Ia memiliki kepribadian yang dingin, arogan, dan angkuh. Terkadang aku merasa risih ketika ia menatapku dengan tatapannya yang tajam, seolah menelanjangi ku hidup-hidup. Namun, aku menampik pikiran tersebut dan bersikap tidak peduli.

Selain di kantor kami tidak pernah saling bertemu. Jika sahabatku mengajakku bertemu, aku selalu menanyakan terlebih dahulu apakah pacarnya ikut bergabung atau tidak. Jika ikut, aku akan menolaknya dengan alasan tidak mau mengganggu kemesraan mereka.

Namun, semua berubah ketika aku diminta oleh Axel untuk menemaninya menghadiri ke sebuah pesta perusahaan yang diadakan oleh koleganya 1 bulan yang lalu. Biasanya, Andre, sekertaris laki-laki Axel lah yang mendampingi Axel. Ya, benar Axel memiliki 2 sekertaris, aku dan Andre. Ia sudah bekerja bersama Axel sejak Axel dilantik sebagai CEO. Karena Andre sedang pergi mengurus perusahaan cabang dengan berat hati aku menerima ajakan untuk pergi ke pesta tersebut.

Aku memutuskan untuk memakai dress berwarna abu tak berlengan yang panjangnya menyapu lantai dengan aksen brokat di bagian dada.

Selain itu, aku memoleskan makeup tipis di wajahnya, dan membiarkan rambutku terurai bebas.

Suara klakson mobil terdengar dari arah luar rumahku. Pasti itu suara mobil Axel. Setelah berbagai tolakan yang aku ajukan, dengan arogansinya ia memutuskan jika ia akan menjemputku dan pergi bersama-sama ke tempat aula hotel dimana acara berlangsung.

Dengan tergesa-gesa aku mengambil tas tanganku dan memakai hills berwarna senada dengan bajuku.

Kubuka pintu rumahku, disana sudah bertengger sebuah mobil Alphard milik Axel. Tanpa menunggu lama lagi aku mengunci pintu rumahku dan berjalan ke arah mobil yang terparkir di bahu jalan.

Pintu mobil terbuka, menampilkan sosok Axel yang tengah duduk dengan angkuhnya.
"Ayo cepat naik" titah Axel. Dengan nurut aku pun masuk ke dalam mobil, dan duduk tepat di samping Axel. Setelah aku duduk dengan nyaman, ku tutup pintu mobil.

Sang sopir pun mulai melajukan mobil ini menuju tempat dimana pesta berlangsung.

Saat tiba ditempat acara, aku berdecak kagum melihat dekorasi pesta dan orang-orang yang hadir dalam pesta ini. Semuanya terlihat dari kalangan atas, hal itu terlihat dari baju, sepatu, tas semuanya branded.

Aku hanya berjalan mengekor di belakang Axel, beberapa kali langkah Axel terhenti ketika melihat kolega bisnisnya. Aku hanya menampilkan senyuman ketika Axel memperkenalkanku sebagai sekertarisnya.

Tiba-tiba, langkah Axel terhenti dan dengan gerakan cepat ia membalikkan badan. Aku yang tidak tahu pun menubruk dada bidang Axel.

"Ups, sorry" ujarnya

"Tidak apa-apa sir" jawabku

"Apakah kau ingin minum?" Tanyanya. Aku yang merasakan haus pun mengangguk menyetujui tawaran Axel.

"Tunggu sebentar" lanjutnya kemudian pergi menjauhi ku. Sepertinya ia pergi menuju stand minuman karena tidak lama kemudian ia datang dengan membawa 2 buah gelas yang berisi minuman.

"Ini untukmu, tenang saja ini hanya orange juice" ujar Axel dengan tangannya menyodorkan minuman ke arahku.

"Terimakasih sir" ujarku sambil mengambil minuman tersebut. Kulihat ia meneguk minuman yang berwarna merah dengan perlahan. Dengan ragu-ragu aku mencium aroma minuman yang ada di tanganku memastikan ini bukanlah minuman beralkohol. Benar saja, aku hanya mencium aroma jeruk dari minuman ini. Itu artinya ini hanya orange juice biasa. Aku pun mulai mendekatkan gelas minuman ini ke mulutku kemudian meminumnya hingga habis, tanpa mengetahui apa akibatnya jika aku meminum minuman ini.

TBC




Halo semuanya!!! Selamat datang dicerita baru aku. Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentar sebagai bentuk dukungan untuk cerita ini.

22-02-2022

Reupload: 30-08-2022

Perangkap Cinta Sang CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang