Part 10 Tinggal Bersama

108K 3.3K 54
                                    

"Masih lama, Yu?" Sebuah suara menginterupsi kegiatan ku.

"Dikit lagi, Ndre" jawabku dengan fokus menatap layar komputer.

"Oh ya sudah, aku pulang duluan ya" ujarnya. Ku alihkan pandanganku ke arah Andre yang tengah berdiri dengan tas kerja di genggaman nya.

"Oke. Hati-hati" jawabku yang dibalas anggukan kepala olehnya.
Setelah melihat tubuh Andre menghilang ketika pintu lift tertutup, aku kembali melanjutkan pekerjaan ku yang belum selesai.

Akhirnya pekerjaan ku sudah rampung aku kerjakan. Ku renggangkan tubuhku yang terasa sangat kaku, kemudian ku matikan komputer yang telah ku gunakan. Ku ambil tas kerjaku dan kemudian menyampirkannya di bahuku. Dengan iringan senandung yang keluar dari mulutku, ku langkahkan kakiku menuju lift.

"Ayu" suara lantang menghentikan langkah kakiku. Ku balikkan badanku menghadap orang yang memanggil ku.

"Iya?" Tanyaku pada Axel.

"Ikut aku!" Ujarnya kemudian ia berjalan melewati ku.

Ting

"Ayu" ujarnya lagi. Ku lihat gerakan matanya mengisyaratkan agar aku bergabung masuk ke dalam lift bersamanya. Sesuai apa yang ia isyaratkan aku pun melangkahkan kakiku ke dalam lift. Tak lama kemudian pintu lift tertutup.

"Kita akan kemana?" Tanya ku

"Ke apartemen ku" jawabnya

"Apartemen? Bagaimana dengan mobilku?" Tanyaku bingung.

"Sopirku yang akan membawa mobilmu" jawabnya

"Tapi-" perkataan ku yang belum selesai disela olehnya

"Aku tidak suka ucapan ku dibantah" pungkasnya dengan sinis jangan lupakan matanya menghunus tajam ke arah ku.

Tidak ingin menerima amukan dari Axel, aku pun memilih untuk membungkam mulutku, tidak membantahnya lagi.

Ting

Pintu lift terbuka. Axel berjalan lebih dahulu di depanku dan diikuti olehku yang berada di belakangnya. Suasana basement tempat dimana mobil Axel terparkir nampak sepi, maklum saja basement ini dikhususkan bagi para eksekutif perusahaan, wajar saja terlihat sepi.

Seorang laki-laki berpakaian hitam membungkuk kan badan ke arah kami, lebih tepatnya ke arah Axel.
"Berikan kunci mobil mu padanya" titah Axel.

Ku rogoh kunci mobil yang ada di dalam tasku, kemudian menyerahkan kepada laki-laki berpakaian hitam yang tak lain adalah sopir yang biasa mengantar Axel. Setelah mendapatkan kunci mobilku ia kembali membungkukkan badannya dan kemudian beranjak pergi meninggalkan kami.

Langkah kami terhenti ketika berada di dekat mobil Axel yang tengah terparkir. Kami sama-sama masuk ke dalam mobil, Axel duduk di kursi kemudi sedangkan aku duduk di sebelahnya. Setelah kami memasang seatbelt, ia melajukan mobil mewahnya membelah jalanan perkotaan yang cukup padat.

Perjalanan menuju apartemen diselimuti oleh keheningan. Tidak butuh waktu lama, kami telah tiba di basement apartemen Axel. Ku lepaskan seatbelt yang melingkar di tubuhku, kemudian membuka pintu mobil setelah itu menutupnya.

Lagi-lagi aku berjalan di belakangnya dengan memberi jarak aman agar tidak terlalu mencolok. Meskipun keadaan basement ini terlihat sepi, namun aku takut jika ada orang yang mengetahui kedatangan ku ke apartemen Axel. Lift mengantarkan kami langsung ke lantai tertinggi apartemen ini.

"Apa tadi katanya? Apartemen? Bahkan ini lebih luas dan mewah dari sebuah apartemen, tempat ini lebih tepat disebut dengan penthouse" cibirku dalam hati ketika melihat apartemen, ralat penthouse Axel yang didominasi oleh warna putih.

Perangkap Cinta Sang CEO (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang