[2] Love Affair 21+ [END 1]

13.8K 227 2
                                    

----------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------------------------------------------

Hal itu yang terakhir kuingat sebelum akhirnya aku bangun di apartemenku. Dress semalam yang kukenakan sudah tak lagi kupakai dan sekarang berganti dengan piama. Aku berdiam diri cukup lama dan berpikir bagaimana caraku pulang. 

"Ah! Vernon!" ucapku. Aku segera berlari menuju dapur dan menemukan Vernon tengah menyiapkan alat makan untuk kami berdua.  "Kau sudah bangun? Apa kau berlari kesini?" tanyanya khawatir. Vernon langsung menghampiriku dan memegang lenganku.

"Kau tidak pusing setelah se mabuk itu dan langsung berlari setelah bangun?" tanyanya sekali lagi. Senyuman tipis merekah dibibirku. Baru kali ini Vernon terlihat se khawatir ini padaku. Ia juga langsung membantuku untuk duduk di meja makan.  Tangannya menyodorkan segelas air putih kepadaku. "Kau lagi-lagi membuatku khawatir, kalau kemarin aku tidak ada ditaman dan kau jatuh lalu kedinginan, bisa saja kau sakit tahu" omelnya.

Aku teringat tadi malam saat ada seseorang yang tiba-tiba memegang pundakku. Dan ternyata itu Vernon. Hatiku lega setelah mengetahui orangnya. Tiba-tiba ingatan saat ia menepis tanganku dan kesalahanku terputar kembali didalam otakku. Tanganku yang tadi menyendok masakan Vernon dengan senang kini berhenti.

Vernon sepertinya menyadarinya. "Kenapa? tidak enak ya?" tanya Vernon sambil memastikan masakannya. Aku menggeleng dan tersenyum pahit. "Tidak, sangat enak kok..". Seakan tahu bahwa aku akan ada lanjutannya, Vernon meletakkan sendoknya dan menatapku lekat.

"Ya hanya saja, aku minta maaf tentang kejadian semalam.. itu tidak akan terjadi jika aku tidak meladeni Wonwoo" ucapku lirih sambil menunduk. Kalau Vernon kecewa seperti semalam, sepertinya aku sudah siap. Bagaimanapun itu kesalahanku dan aku harus menerima konsekuensinya.

Tangannya meraih kepalaku dan mengelusnya lembut. "Terimakasih sudah jujur kepadaku, mari kita sama-sama berubah menjadi yang lebih baik". Senyumannya mengembang dan menenangkan hatiku.

Hari itu kami menghabiskan waktu berdua dirumah. Bermain game, membaca buku, memasak dan banyak hal lainnya. "Aku membuang dressmu karena kesal, nanti kita beli dress yang baru" ucap Vernon. "Eh? untuk apa dress baru? Aku tak akan ada acara apapun" jawabku. Vernon mengendus kesal dan melepaskan pelukannya dariku. "Kau tak mau dinner romantis bersama suamimu ini?".

Aku tertawa lepas melihat sikap Vernon yang menggemaskan. "Ah.. kalau untuk dinner bersamamu aku ada beberapa dress yang cantik tahu!" protesku. Vernon kembali memelukku dan memainkan jariku. "Entahlah, aku kecewa tapi aku juga bersyukur karena kau mau memberikan alasan kenapa Wonwoo bersikap seperti itu padamu".

Ia menghela napas panjang "Maaf semalam aku menepis tanganmu sekasar itu, saat itu aku hanya memikirkan perasaanku dan menganggapmu sangat jahat" imbuhnya. "Tapi setelah menghirup udara segar diluar cukup lama, aku tersadar seharusnya aku tak seperti itu padamu.. Seharusnya aku membawamu keluar dan kita berbincang ringan". 

Seventeen's AppetenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang