[2] Love Affair 21+ [END 2]

14.2K 203 17
                                    

-------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------------------------------------------

Aku terbangun dan kepalaku terasa sangat berat. Matahari menelusup masuk melalui celah-celah gorden kamar. Beberapa kali aku mengerjapkan mata untuk menyesuaikan semuanya. "Akh... kepalaku sakit sekali" gumamku. Dress semalam masih melekat ditubuhku, aku tak ingat bagaimana aku bisa ada dirumah.

Mataku menatap kasur bagian Vernon yang sama sekali tidak terjamah. Sebuah ingatan tentang kejadian semalam terlintas dipikiranku.  "Iya, tentu saja ia tak pulang" gumamku. Aku menuruni tangga dengan perlahan dan menemukan sebuah bubur beserta obat hangover.

Ada sebuah note kecil yang tertempel di meja. 'Semoga bubur dan obat hangovernya menyembuhkanmu' tulisan itu sepertinya tidak asing bagiku. Aku segera membuka ponselku, ada beberapa pesan dari Wonwoo. 

Jeon Wonwoo : Selamat tidur. Ah iya jangan khawatir, aku lah yang mengantarmu pulang dan membawamu ke kamar. Aku tidak menemukan Vernon semalam
Jeon Wonwoo : Kau belum bangun ya? Aku akan kesana membawakanmu makanan

Hari ini ada pemotretan dan kepalaku masih sangat pusing. Setelah menghabiskan bubur dan obat hangovernya, aku segera bersiap untuk pergi kerja. Hingga aku meninggalkan rumah, Vernon juga belum pulang. Jas yang ia kenakan semalam juga tidak ada di keranjang baju kotor. 

"Ya! Y/N-ah bau wine masih tercium dari mulutmu" tegur Seungcheol. Sebelum aku membuka mulut, sebuah botol minuman ion dingin ditempelkan di pipiku. "Jangan jawab ucapan oppa mu yang gila itu" tukas Wonwoo lalu duduk disebelahku. Aku tersenyum tipis melihat kegaduhan mereka seperti biasa. Saat menatap wajah Wonwoo aku teringat akan ucapannya semalam. 

Aku jadi berpikir maksud dia baik kepadaku apa. Apa ia ingin membalas dendam aku yang telah menyakitinya seperti itu atau bagaimana. Aku tak tahu. Tanganku meremas botol yang Wonwoo berikan dan terdiam. Seakan tahu apa isi pikiranku, Wonwoo menatapku lalu menghela nafas. "Nanti sepulang pemotretan aku perlu bicara denganmu" ucapnya.

"Ah.. iya tentu" jawabku lirih. Pemotretan hari ini berjalan cukup lancar, meski ada beberapa waktu aku kehilangan fokus. Pikiranku terbagi menjadi 2, memikirkan kemana perginya Vernon dan apa maksud dan tujuan dari sikap Wonwoo. 

Sesuai janjiku dengan Wonwoo tadi, akhirnya kami berbincang di rooftop studio. Angin sore hari berhembus dengan lembut. Cuaca yang tadinya panas kini sedikit dingin karena beberapa awan gelap menutupi langit. 

Sudah sekitar 10 menit aku disini bersama Wonwoo, tapi ia tidak kunjung bicara. "Huh.. aku bingung mau berbicara darimana" ucapnya memecah keheningan. "Kau pasti berpikir aku aneh dan mengigau atau entahlah, tapi aku akan berbicara jujur padamu".

"Kau ingat dulu saat aku tiba-tiba masuk sekolah dengan dandanan yang jauh berbeda dari biasanya?" tanya Wonwoo. Aku mengangguk dan memberinya isyarat untuk melanjutkan penjelasannya. 

Seventeen's AppetenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang