[3] Incendiary 21+

27.1K 250 31
                                    

--------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--------------------------------

"Ya! Kau yang benar saja kalau menaruh baju!" teriakku saat menemukan baju yang berserakan di sofa ruang tv. Aku mengendus kesal dan mengambil baju-baju itu. "Apasih, kau pagi-pagi sudah marah-marah" jawabnya santai. Ia tengah memotong beberapa bahan makanan sebelum memasaknya. 

Aku meletakkan baju kotornya di keranjang "Lihat, ini tidak susah" ocehku. "Memang, hanya saja ada kau.. kenapa aku repot-repot bersih-bersih?". Perkataan Seungkwan membuatku berhenti dan mengambil penutup keranjang. "Ya! Letakkan itu" omel Seungkwan. "Menyebalkan" gerutuku. 

Ia kembali melanjutkan kegiatannya memasak dan menghiraukanku yang masih menatapnya tajam. "Kau mau makan smoothies juga tidak? Aku semalam mendinginkan beberapa buah" tawar Seungkwan. Kini ia sadar aku masih menatapnya kesal. "Ne mianhae, besok akan aku bersihkan oke.. hentikan tatapanmu" ucapnya.

Setelah ucapannya itu aku membersihkan ruang tv dan menyiapkan alat makan untuk kami berdua sarapan. Tak butuh waktu lama bagi Seungkwan untuk menyiapkan sarapan. Tepat setelah aku selesai membersihkan semuanya ia datang dengan tangannya yang membawa nampan penuh berisi makanan. 

Aku dan Seungkwan adalah pasutri yang telah menikah selama 2 tahun. Setelah berpacaran selama 5 tahun hati kami berdua mantap untuk menuju jenjang serius. Meskipun sudah menikah, kami tetap dalam love-hate relationship. Selalu ada waktu dimana kami akan berdebat atau saling memarahi seperti tadi. 

Tangannya meraih remote televisi dan menyalakannya. Melanjutkan drama yang kami hentikan dipertengahan beberapa hari yang lalu. "Apa aku harus memasak sarapan setiap hari?" tanya Seungkwan dengan matanya masih menatap ke layar televisi. "Wae?" tanyaku balik. Ia kini menatapku tajam, tangannya menyentil dahiku pelan. "Agar kau makan sehat! Kau tak mau menjaga pola makanmu itu dan punya anak denganku?" protes Seungkwan.

"Kau tak cinta padaku?" pertanyaan Seungkwan membuatku berhenti makan. "Dimana ada orang tidak cinta mau menikah, kau jangan aneh" balasku. Ya, benar-benar selalu ada saja yang membuat kami berdebat. Dan perdebatannya selalu saja tidak penting. "Kalau saja kau muak denganku". Sebelum perdebatannya semakin aneh aku menyumpal mulut Seungkwan dengan toastnya.

"Makan yang banyak ya" jawabku sambil melayangkan senyuman terpaksa. Akhirnya kami menikmati sarapan dengan fokus melihat drama yang ada di televisi.  Seungkwan selesai makan terlebih dahulu dan meletakkan piringnya di meja. Saat aku memakan suapan terakhir tangannya diarahkan kepadaku. "Terimakasih sayangku yang paling tampan" ucapku sambil mencium pipi Seungkwan. Ia mengambil piringnya dan mendengus kesal. "Kalau begini saja kau panggil aku tampan" protesnya.

Setelah mencuci piring, Seungkwan kembali duduk didekatku. Tangannya merangkulku dari samping dan menyuruhku untuk bersandar padanya. "Tumben kau tidak menyetel alarm untuk olahraga" tanyaku. "Kan hari ini kita ada kegiatan, lagipula ini hari minggu" jawab Seungkwan. 

Tetapi meski terus membuatku marah, Seungkwan juga sering melakukan hal-hal kecil yang manis padaku. Dulu saat masih berpacaran aku mengira Seungkwan akan berubah dan semakin sering marah setelah menikah denganku. Nyatanya ia lebih sering menunjukkan sayangnya melalui hal-hal kecil setelah menikah.

Seventeen's AppetenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang