Chapter 9

1.1K 141 4
                                    

Anin menjelaskan semuanya ke keluarga gracio

"Malam itu waktu saja hamil, usia kandungan saya 7 bulan, suami saya tiba-tiba datang dengan tergesa-gesa"

"Dia bilang kalau dia di kejar kejar sama pak bobby karna suami saya punya hutang"

"Saja tidak tau apa yang suami saya perbuat sampai bisa terlilit utang bersama pak bobby"

"Ntah apa yang telah suami saya janjikan kepada tuan bobby"

"Seminggu setelah melahirkan saya tidak sengaja mendengar suami saya bicara lewat telpon, dia berbicara dan malam itu mas vino bilang akan menyerahkan lukman ke pak bobby sebagai jaminan, saya sebagai ibu tidak rela anak saya di jadikan bahan jaminan oleh ayah nya"

"Makanya setelah saya mendengar itu, saya kabur dan saya tinggalin lukman di dekat jalan itu"

Semuanya marah mendengar cerita anin

"Jadi dimana cucu saya" ucap Shani

"Saya juga nggak tau pasti disana atau nggak, saya tau yang ngulik aran itu suruhan suami saya, mereka ancam saya juga, makanya saya kesini buat memberi tahukan semuanya" ucap Anin

"Ya udah cepat dimana! Kamu tau anak saya dalam bahaya" ucap rain

"Kita nggak bisa gegabah, saya satu mereka" ucap Anin

"Mereka itu sangat licik" ucap Anin

"Trus gimana?" Tanya chika

"Cara satu satu nya saya bawa akbar kesana"

"Nggak!" Ucap shani

"Lapor polisi aja"

"Itu membahayakan buat aran chik, saya juga tau gimana licik nya Bobby" ucap gracio

"Ya cara satu satunya saya bawa akbar kesana" ucap Anin

Semuanya tampak berpikir semuanya berbahaya

~~

Kedua penjaga itu sendari tadi pusing karna aran manangis

"Huaaaa mommy"

"Aran mau mommy"

"Om bohong, kayanya mau beliin es krim"

"DIAM!"

aran langsung menundukan kepalanya dan menangis dalam diam



~~

Setelah lama berpikir akhirnya shani mau melepaskan akbar bersama anin dan mereka sudah menyusun rencana

"Ayo" ucap rain

Rain akan ikut bersama anin diam diam di mobil anin

Mereka langsung bergerak

"Hati hati sayang" ucap chika

"Love you" rain mencium kening chika

Skip

Mereka sudah sampai di gedung yang anin perkiraan, ternyata benar ada disana

"Ingat! Kalau ada apa apa langsung nyalakan tanda" ucap rain

"Akbar juga kalau ada apa apa langsung kabarin mas ya" sambung nya

Anin dan akbar langsung masuk kedalam

"Akhirnya datang juga" ucap vino suami anin

"Gila kamu! Sadar nggak kamu kalau ini anak kandung mu" marah anin

"Saya tidak peduli anin" ucap vino

"Lukman sini sayang sama papah" ucap vino

"Tidak! Akbat tidak mempunyai papah jahat seperti om" ucap akbar

"Dimana aran"

"Santai nin, saya tidak akan ingkar janji" ucap vino

"Ambil anak itu" ucap vino pada anak buah nya

Kedua anak buah itu langsung membawa aran

"Om akbar hiks" aran langsung menangis saat melihat akbar

Kedua anak buah itu langsung mendorong aran ketempat anin

BRAK!

rain dan anak buahnya langsung menyerang vino

"Sial!" Ucap vino

akbar dan aran langsung dibawa anin pergi

"Tidak bisa nona" 2 orang penjaga bertubuh besar langsung itu langsung menahan mereka bertiga

"Lepas" ucap anin

"Tidak bisa nona"

"Mommy tolong huaaaa" aran semakin menangis kencang

Sementara rain dan anak buahnya masih saja melawan vino dan anak buahnya

"JANGAN BERGERAK"

"Sial" vino berhasil melarikan diri dan di kejar oleh aran sedangkan anak buah vino berhasil ditahan polisi

Sampai didepan rain menendang belakang vino sampai vino tersungkur

"Bangun lo!" Rain menarik kerah baju vino

Vino menendang kaki rain dan terjadi baku hantam

Mereka sama sama parah terbaring di tanah

Vino mengeluarkan pistol dari sakunya

"Siap siap langsung ke akhirat lo" gumam vino mengarahkan ke rain

Chika membulatkan matanya saat melihat vino

Chika langsung berlari ke arah rain

DOR!









"CHIKA!" panik shani





TBC

Special Husband || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang