Hari pertama paska dua hari waktu bolosnya, Joe kembali masuk sekolah. Ia tampil cantik seperti biasanya. Joe mengenakan kaus hitam dengan warna abstrak abu-abu lengan panjang dan leher yang tinggi, namun di bagian bawahnya memiliki model crop menampakkan setengah perutnya yang rata dan kencang. Sementara, bawahannya ia mengenakan celana jin abu-abu longgar panjang yang bagian perutnya kebesaran dan sengaja dilipat agar tidak turun. Bahkan, dengan baju tertutup pun, Joe tampak begitu menarik dan elegan.
"Minggir!" ujar Joe ketus pada Logan, teman kelasnya yang benar-benar sering mengganggu. Joe sengaja mendorong tubuh Logan hingga pria itu menggeser tubuh tanpa berbicara apapun. Untungnya, tidak seperti biasanya, Logan memilih diam dan tak membuat masalah.
"Joe!" panggil beberapa orang dari pintu masuk, tiga orang sahabatnya, Violet, Alyssa dan George.
Joe tersenyum lebar seraya mengangkat tangan. Ia melirik sekilas ke arah Logan yang tampak begitu tenang, tidak seperti biasanya. Lalu, dengan langkah pelan Joe menghampiri ketiga sahabatnya.
"Apa yang kalian lakukan selama aku tidak ada?" tanya Joe menyelidik.
George tertawa kecil diikuti Alyssa dan Violet. Tak banyak bicara, ia hanya menarik tangan kecil Joe dan membawanya pergi menjauh dari kelas. Diam-diam Logan memperhatikan mereka dari jauh. Semakin larut, larut dan menghilang. Alyssa memimpin langkah mereka, sementara Joe digandeng Violet dan George tepat di belakangnya.
"Dia tidak membalas pesanku, Violet!" ujar Joe setengah berbisik pada Violet. Namun, jelas kalau George dan Alyssa mendengarnya.
"Kenapa? Bagaimana bisa kau tahu nomornya?" tanya Alyssa menghentikan langkah mereka.
George membuat dinding tebal yang sulit ditembus. Ia berdiri menghalangi Joe dan Violet bersama Alyssa. George dan Alyssa memberikan tatapan penuh tanda tanya pada Joe dan Violet. Bagaimana pun, tidak boleh ada yang disembunyikan.
"Um, aku semalam ke rumah Ryan." Violet mengawali penjelasan. Namun, justru membuat George dan Alyssa lebih bingung dari sebelumnya.
"Bagaimana bisa kau tahu rumahnya?" tanya Alyssa menyelidik. Ia sudah siap dengan ribuan pertanyaan kalau jawaban Violet tidak memuaskan.
Violet menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan bahwa hanya mereka berempat saja yang berada di koridor. Namun, tidak demikian. Banyak orang saling bergantian melewati lokasi mereka.
"Sepertinya kita harus ke basecamp, Liz!" ujar George membuat Alyssa terdiam sesaat untuk setuju.
"Um, kita harus bertemu dengan Ryan," tegas Violet membuat Joe mengangguk setuju dengan cepat. Memang tujuan utama mereka itu.
"Kalian pergilah ke basecamp, aku akan menjemputnya!" tegas George seraya berhambur pergi dengan cepat sekalipun belum ada yang mengiyakan ucapannya.
Akhirnya, mereka bertiga pergi ke tempat yang disebut basecamp itu dengan santai. Selain karena Joe anak bungsu dari pemilik yayasan, namun ada Alyssa yang juga anak tunggal dari donatur yayasan. Begitu pula dengan Violet dan George yang bukan orang biasa.
"Jadi, kenapa kalian ke rumahnya?" tanya Alyssa to the point.
Joe mengangkat kedua tangannya ke udara. "Tidak. Aku tidak ke rumahnya."
"Hanya aku yang ke rumahnya. Aku meminta datanya pada Verrell," tukas Violet membuat Alyssa mengangguk-angguk. Ia tahu kalau Verrell-kakak Violet-bekerja sebagai bagian administrasi sekolah.
"Lalu, kau ke rumahnya?" tanya Alyssa lagi penuh selidik.
Violet langsung mengangguk. Sama penasarannya dengan Alyssa, Joe pun menyimak percakapan mereka begitu intens. Bagaimana pun, Joe memang tidak tahu kejadian sebenarnya di antara mereka karena Violet baru membaginya setengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Complex (ONGOING)
Romance🇺🇸 🇺🇸 Ryan, pria paling pendiam dan tidak punya teman itu mau tidak mau setuju menjadi kekasih pura-pura Joe dengan sedikit ancaman. Joe yang sakit hati hanya ingin membalas dendam pada mantan kekasihnya, Ben, melalui Ryan. Namun, ia tidak tahu...