Setelah kemarin Ryan menginap dan pulang selepas sarapan, Joe tidak mendapat kabar apapun. Ia mengecek ponselnya berkali-kali namun tidak ada satu pesan pun. Begitu pula dengan panggilan masuk. Bagaimana itu bisa?
Joe membuka loker dan langsung menutupnya tanpa memikirkan apapun. Hingga ketika Joe hendak menutup lokernya kembali, George muncul di balik pintu loker.
"Oh, Shit! Kau mengejutkanku!" teriak Joe lepas kendali. George bahkan sama terkejutnya.
"What's going on?!" tanya George bingung.
"Nothing!"
"Kau serius?" tanya George penasaran.
Joe mengangguk malas. Namun, pria tinggi dengan rambut pirang keemasan itu terus mengikutinya tanpa jeda. Hingga, akhirnya Joe berhenti dan melemparkan tatapan membunuh pada George.
"Kenapa kau terus mengikutiku?!" tanya Joe kesal.
"Sudah lebih dari belasan senin kita di kelas yang sama dan kau lupa?" runtuk George heran.
Ya, memang benar. Ada satu pelajaran yang mereka ambil bersama di hari senin, sisanya mereka selalu berbeda kelas. Tapi, mengapa hari ini tampak mengesalkan bagi Joe? Hal-hal kecil seperti orang-orang yang mengobrol di koridor pun bahkan terlalu menyebalkan baginya. Ia seperti mendengar orang-orang sedang membicarakannya.
"My bad. Sepertinya kepalaku penuh. Perasaanku aneh belakangan ini."
"Ada apa?" tanya George bingung.
Mereka berdua bertatapan beberapa saat. Namun, pikiran Joe mendadak penuh dan tidak dapat memikirkan apa pun. Ia hanya menghela napas seolah itu membantu rongga dadanya agar menjadi lega.
Tiba-tiba, Joe menghentikan langkahnya. Lalu, ia berbalik, namun langsung bertabrakan dengan seseorang, Logan. Ah, jangan bertengkar sekarang.
"Aduh!" teriak Joe kesal.
"Maaf," seru Logan pelan.
George yang berada di antara mereka tampak gugup. Takut kalau-kalau mereka akan bertengkar seperti biasanya.
Joe yang mengeraskan rahang dan menatap Logan penuh kekesalan diam seketika. Logan langsung melewati mereka berdua tanpa bicara apa pun. Hingga, Joe dan George tanpa sadar mengikuti langkah Logan yang menghilang karena masuk ke sebuah ruang kelas.
"Apa yang terjadi?" tanya George bingung. "Tumben sekali."
Joe mengangkat bahu karena bingung. Namun, hingga pada akhirnya mereka berdua masuk ke sebuah kelas di paling ujung koridor. George bersyukur tidak ada masalah yang berarti.
***
Hari ini begitu buruk bagi Joe. Sejak pagi tadi, ia tidak dapat menahan diri untuk bertemu dengan Ryan. Apalagi, ia merasa telah melakukan hal yang buruk semalam. Ryan pasti merasa risih untuk menemuinya. Buktinya, ia tidak muncul di kantin siang tadi. Apakah Ryan sedang menghindarinya?
Langkah Joe terhenti di depan kelas Ryan. Ia memperhatikan kelas yang mulai ramai karena beberapa siswa telah masuk. Bel belum berbunyi, namun orang-orang secara bergantian keluar masuk kelas. Joe tidak sanggup untuk tidak bertemu Ryan. Akhirnya, ia yang sejak tadi bersembunyi di ujung tangga memberanikan diri menuju kelas. Namun, Ryan tidak ada di sana. Begitu pula di perpustakaan dan kantin.
"Kau tahu di mana, Ryan?" tanya Joe pada beberapa teman kelas Ryan. Namun, tidak ada yang tahu.
Hingga, ia akhirnya keluar ruangan dan beralih ke tempat lainnya untuk menemukan pria yang diam-diam mulai ia sukai itu. Jika hari ini tidak bertemu, ia hanya perlu ke rumahnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Complex (ONGOING)
Romance🇺🇸 🇺🇸 Ryan, pria paling pendiam dan tidak punya teman itu mau tidak mau setuju menjadi kekasih pura-pura Joe dengan sedikit ancaman. Joe yang sakit hati hanya ingin membalas dendam pada mantan kekasihnya, Ben, melalui Ryan. Namun, ia tidak tahu...