menghela nafas, lalu tersenyum miris
apakah tidak bisa mendengar kata kata yang membuat hati senang?

memandang pantulan pada cermin
begitu sayup dan redup
kenapa? yang entah kepada siapa

kenapa dengan dirimu?
lihatlah dirimu
kau tidak berguna, kau payah

kenapa kau begini?
kenapa begini sialan?
kenapa kau begitu brengsek!?

tubuhnya merosot
bersandar pada dinding dengan terisak tangis
tangan itu tak hentinya memukul dadanya
berusaha mengusir habis sesuatu yang membuat dadanya sesak

hatinya sakit, hatinya begitu lelah
tapi bingung harus meluapkannya kemana? pada siapa?
karena tidak ada yang sungguh-sungguh ada untuk mendengar cerita dan keluhannya

10, feb 22

diary viTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang