Chapter 5 - Pursuit

349 16 0
                                    

Pagi yang cerah dimana sinar matahari menembus jendela kamar Mac dan membangunkannya dari tidurnya yang lelap. Suasana kamar yang hening membuat kicauan burung terdengar jelas. Mac segera bersiap untuk melakukan pertemuan dengan kelima anaknya.

Sebelum itu, dia menghampiri kamar Aqua untuk memeriksa kondisinya. Dibukanya pintu kamar Aqua yang berada tepat di sebelah kamarnya dan mendapati Aqua sedang duduk melihat ke arah danau melalui jendela kamarnya yang besar.

"Selamat pagi." sapa Mac pada Aqua yang terlihat sedang melamun walaupun pandangannya tertuju pada pemandangan di luar jendela. Aqua yang kaget karena kehadiran Mac segera berdiri dan menyapa Mac.

"Tidak apa-apa, duduk saja jika kau masih kurang sehat." kata Mac pada Aqua yang terlihat kaget.

"Aku sudah merasa baikan Paman." sahut Aqua pada Mac yang berjalan mendekatinya.

"Sebentar lagi kita akan membahas hasil ujian kemarin di ruang keluarga." kata Mac pada Aqua. "Bersiaplah." lanjut Mac sambil menepuk bahu Aqua dan berjalan keluar ruangan. "Oiya, aku juga ingin mendengar penjelasanmu mengenai sihir kemarin." kata Mac sebelum keluar dari ruangan Aqua.

Aqua mengangguk kemudian bergegas mempersiapkan diri dan berjalan turun menuju ruang keluarga. Dia melihat semua orang sudah berkumpul dan duduk dengan tenang di sofa besar yang dibaluti oleh kulit berwarna coklat muda. Setelah duduk, Aqua menyeduh teh yang telah tersedia di atas meja yang terlihat mengkilap karena cahaya lampu dan mengisi keenam gelas yang masing-masing telah berdiri di sekitar teko keramik berwarna biru putih itu.

"Baiklah, semua orang sudah berkumpul. Aku akan memberikan penilaian pada pertarungan kalian kemarin." kata Mac mengawali pembicaraan setelah melihat Aqua menghampiri saudaranya. "Sebelumnya, silahkan dinikmati hidangan yang sudah tersedia ini. Kita akan membahasnya sambil makan." lanjut Mac sambil mengambil sepotong roti lapis.

Anak-anak ikut mengambil sepotong roti lapis dan bersiap mendengar hasil ujian mereka. Terutama Ignis yang sudah tidak sabar.

"Pertarungan kalian kemarin cukup bagus. Tapi-" kata Mac menggigit roti lapisnya sebelum melanjutkan. "Ada beberapa hal yang harus diperbaiki."

Anak-anak mendengarkan dengan seksama sambil mengunyah roti lapis mereka dan menyesap teh yang sudah tersedia.

"Bentuk sihir kalian kurang sempurna dan masih terlihat tidak stabil. Selain itu, kalian kurang berkonsentrasi sehingga sihir yang kalian keluarkan beberapa kali gagal. Aku tidak mengatakan siapa yang berbuat demikian, dan aku ingin kalian kembali berlatih untuk menyempurnakan bentuk sihir kalian." kata Mac sambil menikmati tehnya.

"Aku melihat kalian masih bingung menentukan bentuk sihir yang ingin kalian keluarkan. Jadi, aku menyarankan agar kalian berlatih membentuk sihir kalian terlebih dahulu. Dan aku ingin kalian mempertahankan bentuk sihir itu agar tetap stabil selama pertarungan dimulai." kata Mac memberi saran.

"Bentuk sihir tetap stabil selama pertarungan ya?" gumam Ignis seraya mengambil sebuah gelas dan menyesap tehnya yang masih mengeluarkan asap tipis.

"Berarti sebelum pertarungan dimulai, sihir kita sudah harus dikeluarkan terlebih dahulu ya?" tanya Ventus agak ragu.

"Ya, dan aku ingin sihir itu bukan seperti serangan yang sudah kalian lakukan sebelumnya. Karena sihir itu merupakan sihir serangan untuk musuh yang berjarak jauh dari kalian." jawab Mac.

"Berarti kita harus membentuk sihir yang bisa digunakan untuk menyerang dalam jarak dekat." ungkap Fragor.

"Akan lebih baik jika bisa digunakan untuk bertahan juga." Aqua menambahkan.

"Sihir jarak dekat yang digunakan untuk menyerang maupun bertahan dan tetap stabil selama pertarungan." gumam Terra. "Bagaimana kalau sihir itu kita bentuk menjadi semacam senjata?" tanya Terra pada Mac dan yang lainnya.

Eleos and The Dimension PathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang