Chapter 12 - The Cave

155 10 2
                                    

Fragor berjalan menjauhi pagar pembatas, dia melihat Chrona sedang memeluk adiknya. "Bagaimana keadaannya?" tanya Fragor khawatir sembari jongkok untuk melihat keadaan Medella.

"Dia baik saja, hanya sedikit ketakutan." jawab Chrona dengan senyuman kecilnya.

"Kita tak bisa berlama-lama disini." kata Fragor pelan. "Kita harus segera bergerak menyusul Paman."

"Tapi..." kata Chrona melihat ke Fragor lalu melemparkan pandangan pada adik yang sedang memeluknya dengan erat.

Medella melepaskan pelukannya, "Tidak apa-apa, Kak." ujar Medella memotong perkataan Chrona. "Aku sudah baikan." lanjutnya sembari berdiri.

"Benarkah itu?" tanya Chrona ikut berdiri untuk melihat adiknya yang masih terlihat gemetar.

"Ya, aku baik-baik saja." kata Medella berusaha untuk tidak gemetar, dia mengepalkan tangannya dan disembunyikan ke balik punggungnya agar tak terlihat oleh Chrona.

"Baiklah, ayo kita bergerak." ujar Chrona sembari mengusap rambut adiknya yang panjang.

Fragor mengangguk setuju, lalu dia berjalan mendekati pagar pembatas sampai suara Chrona menghentikannya.

"Tunggu, bukankah lebih baik kita turun melewati tangga?" kata Chrona menghentikan Fragor yang sudah siap untuk melompat.

"Tenang saja, di bawah sana ada tumpukan jerami yang siap untuk menampung jatuhnya tubuh kita dari ketinggian ini." kata Fragor tersenyum seraya menunjuk ke arah tumpukan jerami di bawah.

Chrona melihat ke arah Medella lalu berjalan mendekati pagar pembatas untuk membuktikan perkataan Fragor. Setelah memastikan keadaan aman, Chrona mengajak adiknya untuk terjun bersama.

Fragor mulai memanjat pagar pembatas, berpegangan pada tembok kasar sembari duduk meluncur. Setelah tiba di ujung atap, Fragor memastikan bahwa di bawahnya terdapat tumpukan jerami untuk menahan jatuhnya. Sebelum melompat, dia membantu Medella dan Chrona hingga mereka berada tepat di belakangnya.

Setelah memastikan semuanya siap, Fragor sedikit berdiri. Baru saja mau melompat, Chrona berteriak. "Tunggu!!"

"Ada apa?" tanya Fragor kaget, dia berbalik menghadap Chrona, mendapatkan kebimbangan di wajahnya yang sedikit tertutup oleh rambutnya yang terurai.

"Kau yakin ini aman?" kata Chrona membalas dengan pertanyaan.

"Tentu saja." jawab Fragor mengangguk pelan. "Kau tadi melihat Paman dan Xent juga melompat dari sini kan?"

"Err, aku tidak yakin." kata Chrona mengalihkan pandangannya. "Tapi, untuk keamanan bersama aku menemukan sebuah ide."

"Ide? Ide untuk apa?" tanya Fragor semakin bingung.

"Aku berencana memperlambat gerakan kita agar pada saat terjatuh, dampaknya tidak terlalu terasa." kata Chrona ragu-ragu. "Itu kalau kamu mau." lanjutnya tanpa memandang ke arah Fragor.

"Memperlambat gerakan?" tanya Medella. "Apa maksud kakak?" cecar Medella yang tidak mengerti pembicaraan Chrona.

"Kau akan tahu setelah melihatnya nanti." kata Chrona mengusap rambut adiknya yang masih kebingungan. "Ayo bersiap." lanjut Chrona menggandeng tangan adiknya.

Fragor hanya tersenyum, lalu dia menunggu instruksi dari Chrona sebelum melakukan aksinya untuk melompat ke tumpukan jerami yang berada tepat di bawah atap tempat mereka berada.

Chrona memejamkan matanya, tak lama sebuah cahaya perak bersinar sekejap menyinari tubuh ketiganya. "Ayo kita lompat." kata Chrona memberi aba-aba.

"Tunggu..." cegat Medella. Namun, sudah terlambat. Fragor dan Chrona sudah melompat, tangannya tertarik karena bergandengan tangan dengan kakaknya. Medella segera memejamkan matanya karena takut.

Eleos and The Dimension PathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang