Chapter 7 - Legend Magic

310 10 0
                                    

Sesampainya di tepi pantai, Mac beserta anak asuhannya dan Chrona segera beranjak pulang ke tempat persembunyian mereka, pulang untuk beristirahat, kemudian menyusun rencana untuk menyergap pulau Xent yang masih misterius itu. Karena kamar terbatas, apalagi setelah Xent melubangi salah satu kamar, Chrona tidur sekamar dengan Aqua, Ventus dengan Ignis, Terra dengan Fragor dan Mac tetap tidur sendiri.

Hari ini, semuanya bangun lebih siang. Selain karena mereka tidur pada saat subuh, mereka juga sudah melakukan perjalanan jauh yang menguras tenaga mereka. Hari ini, Mac ingin mendengar lebih lanjut mengenai penelitian Xent. Oleh karena itu, setelah makan siang dan beristirahat sejenak, Mac menemui Chrona di ruang tamu sedangkan kelima anak asuhannya berlatih untuk menstabilkan dan menyempurnakan bentuk sihir mereka.

Mac menyiapkan sepiring kue kering yang dibelinya di toko kue dengan teh panas untuk menemani perbincangan mereka. Mungkin ini akan menjadi suatu cerita yang menarik. Lalu Mac mempersilahkan Chrona untuk memulai ceritanya.

"Aku bingung harus memulai cerita darimana." kata Chrona menatap Mac yang sedang memperhatikannya, menunggunya untuk memulai cerita.

"Kamu bisa mulai cerita dari kejadian sebelum kamu ditangkap Xent, atau pada saat ditangkap Xent." kata Mac mencoba memberi saran.

"Hmmm..." Chrona menerawang, melihat ke arah langit - langit, dia mencoba untuk menyusun kata - kata yang baik sebelum bercerita. "Baiklah kalau begitu" kata Chrona memulai ceritanya.

"Aku dan adikku, Medella, sedang berjalan menikmati langit sore yang indah sebelum kami ditangkap oleh Xent. Waktu itu, kami berdua berjalan menyusuri taman bermain. Hal itu sering kami lakukan sejak kedua orang tua kami meninggal. Selain untuk menenangkan hati, kami juga merasa bisa bertemu dengan orang tua kami disana." kata Chrona mengingat masa lalu.

"Lalu, hari yang mengerikan itu tiba. Ketika kami sedang berjalan sore, ada bayang - bayang mengikuti kita. Awalnya aku tak mempedulikan mereka karena suasana taman sangat ramai. Tiba - tiba, dari belakang dua orang membekap mulutku dan adikku. Begitu sadar kami sudah ada di sebuah ruangan gelap dan kosong. Tangan dan kaki kami berdua diborgol seperti tahanan penjara. Aku heran, padahal di taman itu banyak orang lalu lalang. Tapi, tak ada seorang pun yang menolong kami." kata Chrona sedikit kesal.

"Tak lama, pintu ruangan tempat kami berada terbuka. Ada beberapa orang berseragam putih datang menggiring kami ke suatu tempat. Selama perjalanan, aku melihat ada banyak hewan dan manusia yang tergeletak di lantai. Entah masih hidup atau sudah mati, sepertinya sudah mati. Lalu aku melihat banyak orang muda sepertiku dikurung di ruangan sebelahnya. Mereka berteriak histeris minta pertolongan." lanjut Chrona, dia mengambil gelasnya dan menyeruput tehnya sebelum melanjutkan ceritanya.

"Lantas kenapa sekarang kamu bisa bergerak bebas seperti sekarang?" tanya Mac penasaran.

"Lebih baik kau mendengar ceritaku dulu." kata Chrona meletakkan gelasnya ke meja.

"Kami tiba di suatu ruangan dengan mesin - mesin yang besar. Ada banyak orang berjubah putih disana, samar - samar aku mendengar teriakan seseorang di ruangan sebelahku. Sepertinya dia kesakitan. Lalu aku dan adikku dipaksa untuk berbaring diatas ranjang putih. Tangan dan kaki kami diikat agar tak bisa memberontak. Mulut kami juga disumbat dengan kain berwarna putih. Kemudian seorang pria berambut putih dengan pakaian serba putihnya datang menghampiriku dan Medella. Aku menjadi bingung, kenapa semuanya serba putih?"

"Lalu, pria berambut putih tadi menyuntikkan semacam cairan kuning ke tubuh kami berdua. Tak lama, cairan tersebut bekerja di dalam tubuhku, rasa sakit menghampiri tanganku yang disuntik. Sepertinya tubuhku menolak cairan tersebut, sehingga terjadi perang antar cairan tadi dengan sel didalam tubuhku. Aku berusaha teriak, tapi tak bisa karena mulutku disumbat. Aku hanya bisa mengerang kesakitan. Mengingatnya saja sudah membuatku ngilu." kata Chrona memegang tangannya yang sepertinya merupakan tangan yang disuntik.

Eleos and The Dimension PathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang