Jake, Eugene serta Eric sudah sampai di rumah. Ayah dan Ibu Jake hanya mengantar tanpa bertamu karena harus mengurus urusan di perusahaan.
Eric tengah tertidur di bilik kamarnya. Eugene sedang bersantai di ruang tamu memerhatikan Jake yang tengah menghangatkan makanan.
Seraya menunggu makanan di microwave, Jake menghampiri Eugene dan meraih kedua pergelangan tangannya. Jake berbisik, "Ayo dansa bersamaku, Mrs Abelano."
Musik berjudul City of Stars mengalun. Jake meletakkan tangan kanannya pada belikat kiri Eugene. Begitu pula dengan Eugene, ia meletakkan tangan kirinya pada bahu kanan Jake. Dan memulai dansa mereka..
"City of stars.. Are you shining just for me?~" Jake menarik garis lengkung asimetris pada bibirnya dan dibalas senyuman juga anggukan oleh Eugene.
"City of stars.. There's so much that I can't see~"
Kaki Eugene melangkah mengikuti langkah yang diambil Jake. Meskipun kaki Eugene menginjak kaki Jake, tetap saja mereka menikmati dansa ini dan tertawa bersama.
"Who knows..? I felt it from the first embrace I shared with you~"
"Eugene, apa ingat kita pernah berdansa seperti ini?" Tanyanya masih dengan gerakan dansa.
Eugene hanya tersenyum menutupi kebohongannya, "Ya, ingat." Jawabnya kemudian memutarkan tangan hingga tubuhnya pun ikut terputar.
Tepat di alunan terakhir dansa pun berakhir dengan mesra. Jake mendaratkan kecupannya pada kening istrinya-Eugene.
"Terima kasih, Eugene," terima kasihnya. Jake pun kembali ke dapur untuk memeriksa makanannya.
Eugene merasa seperti banyak kupu-kupu yang sedang menggelitik perutnya. Tanpa sadar, ia tersenyum memerhatikan suaminya yang sedang mengenakan apron berwarna tosca pastel itu.
Ia bergumam kecil, "Jake.. Kau tampan sekali.."
Eugene pun membelalakan matanya kemudian membatin, 'Ya Tuhan... Aku ini kenapa, sih? Astaga..'
"Jake.. Apa aku boleh menyalakan televisi?" Jake mengangguk, "Iya, Sayang. Nyalakan saja."
Eugene meraih remote tv yang berada di samping kanannya kemudian mengarahkannya pada siaran berita.
"Berita terkini, wanita berinisial A mengalami tabrak lari pada pukul 7 pagi hari ini. Korban mengalami cedera pada tulang pelipis dan supirnya mengalami cedera berat pada tulang dahi."
Nging~ Nging~
Eugene menutup kedua telinganya. Telinganya kembali berdengung sangat kencang, napasnya kembali sesak. Ia dapat merasakan peredaran darahnya pun mengalir sangat deras dalam tubuhnya.
Matanya mengeluarkan sepercik air, "Ja-ke... Ja-ke..." Usahanya dalam keadaan sesak. Ia merintih lirih memanggil sang suami, "Ja-ke...."--Dan gelap.
Jake menghampiri Eugene dengan wajah was-was. Tak lupa ia mematikan tombol pada microwave dan segera menggendong Eugene ke kamar.
Direbahkannya badan Eugene dengan menggunakan bantal yang agak tinggi agar tak lagi sesak. Jake tak menelepon orang tuanya. Sudah cukup ia merepotkan mereka kemarin.
Dahi Eugene mengeluarkan banyak keringat hingga melewati pelipisnya. Jake sangat kebingungan.
Bruk!
Jake segera berlari ke kamar Eric. "Eric, kau ini.. Ayah sangat khawatir. Ayah pikir Eric jatuh lagi dari kasur, tahunya mainan Eric ya, Sayang?" Tuturnya.
Jake membawa Eric menuju kamarnya dan Eugene. Ia duduk pada pinggiran kasur. Tangan kirinya memegang kendali Eric dan tangan kanannya digunakan untuk mengelus surai milik Eugene.
KAMU SEDANG MEMBACA
JAKE : Blessed Cursed ✔️
Fanfic[baca saksama biar paham T___T] Berawal dari kesalahan sang sekretaris-Jay Constantine-yang membawa Eugene ke Multica. Sistem Multica menjadi error karena EN-SC mendeteksi penduduknya berada di Republik Australia. Siapa gerangan yang membawa pendudu...