05. Stopped

183 81 143
                                    

VOTE

—————

Cahaya berkilauan yang tersorot malam ini nampak begitu indah, ditambah bila dipadupadankan dengan gaun berwarna peach milik Eugene.

Jari-jemarinya erat menggenggam lengan pria di sampingnya. Ia menghela napas, jantungnya berdegup kencang. "Aku sangat gugup, Jake."

Pria tersebut tersenyum manis, telapak tangannya menyentuh halus surai sang istri. Mendekati wajah Eugene lalu mengecup keningnya, Jake pun berkata, "Tenang saja. Ini hanya reuni dengan teman-teman kuliahku saja, Sayang."

Eugene menatapnya ragu lalu ia menggeleng pelan, "Aku sangat takut."

Jake mengelus punggung tangan Eugene, "Hei, kenapa merasa takut? Aku bersamamu. Kita datang bersama dan akan pulang bersama pula. Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Ya?"

Eugene mengangguk lalu menyimpulkan senyumannya. "Ya, aku tidak akan gugup lagi!" Serunya meskipun dalam hati ia masih gugup.

Kemudian kedua insan ini bergegas memasuki ballroom hotel yang bernuansa vintage modern dengan tembok berwarna emas juga lampu yang tersorot di tengah panggungnya.

Pintu tersebut terbuka dan menampakkan sepasang suami-istri ini, hingga seluruh perhatian menuju ke arah keduanya, terutama Jake. Namun tak kalah, Eugene pun sangat bersinar malam ini. Gaun yang ia dikenakan sangat selaras dengan nuansa ballroom ini.

Eugene kembali mengeratkan pegangannya pada lengan Jake, ia sedikit berbisik-bisik, "Jake..."

Jake menoleh ke arahnya dengan senyuman yang masih terpampang jelas, "Tidak apa, Sayangku. You're safe, we're still together. Lihat, kan?" Hiburnya.

Eugene mengangguk hingga kedua antingnya ikut bergoyang. Jake pun berjalan mendekati salah satu kawannya diikuti dengan Eugene.

Ya, Eugene ikut-ikut saja. Ia mana tahu kawan-kawan Jake. Bukan. Ia sama sekali tak tahu Jake dan dunia yang ia tempati saat ini.

Sebegitu mirisnya Jake mendapati Eugene yang bukan miliknya. Ikuti saja alurnya, ya? Tuhan memberkatimu, Jake Abelano.

'Tuhan memberkatimu, Jake.' Doa baik Eugene pada Jake.

"Yo, Jake!" Sapa orang tersebut seraya menjabat kuat tangan Jake seperti teman yang sudah lama tak bertemu.

Eugene tersenyum pada teman-teman Jake yang berada di meja yang mereka datangi. Lumayan banyak, tiap satu meja berisikan 8 orang. Ditambah, ballroom hotel ini sangat luas, Eugene sudah membayangkan bermiliar-miliar uang yang keluar karena menyewa tempat ini.

Jake balas menjabat tangan temannya seraya menunjukkan senyumnya, "Yo, Kharel! Yo, Guys!" Sapanya pada Kharel yang termasuk teman seperjuangannya saat kuliah.

Kharel dan Jake mengambil jurusan yang sama yaitu kedokteran, tepatnya dokter umum. Namun, karena Jake Abelano adalah tuan muda sedari kecil, ia jadi melenceng dari jurusannya untuk meneruskan perusaahan sang ayah.

Eugene memajukan bibirnya sedikit-cemberut-lalu ia menghela napasnya pelan.

'Yah, Kharel lagi... Sudahlah, sepertinya aku memang takkan bisa menghindar apalagi mencegah kehadiran Kharel.' Pasrah Eugene dalam hati lalu ia merotasikan bola matanya.

"Duduk, duduk!" Perintah salah satu teman Jake.

Keduanya pun duduk bersebelahan tentu saja. Eugene berada di sebelah kanan dan Jake di kiri Eugene. Jake mengobrol dengan Kharel dan yang lainnya seru namun tidak dengan Eugene Beatrice ini.

JAKE : Blessed Cursed ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang