"Kalo lo tau bahwa lo udah buat kesalahan dan lo gak berani memperbaiki itu. jangan salahin keadaan, kalo sewaktu-waktu penyesalan datang dan buat lo kecewa"
-Arga Dirgantar Michelle
NEXT,
GUE UP LAGI NIH..
SELAMAT MENIKMATI KEHALUAN SAYA, HAHA..
HAPPY READING AND ENJOY YOUR LIFE 🌻Bara dan anak-anak Famousky yang lain membawa Fadil ke rumah sakit terdekat, RS Harapan Bangsa. Fadil tengah ditangani diruang unit gawat darurat setelah sebelumnya sempat pingsan dalam perjalanan. Gibran sudah menghubungi kedua orangtuanya-dan sedang dalam perjalanan. Bara juga menghubungi Keira setelahnya. Gadis itu histeris ketika mengetahui bahwa Fadil menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh Rangga dan anak buahnya-hingga menyebabkan cowok itu harus dirawat di rumah sakit sekarang ini.
Anak-anak Famousky yang lain membubarkan diri di pintu masuk rumah sakit ketika Bara meminta mereka untuk kembali kerumah masing-masing. Dan, bagi yang berkenan, sebagian yang lain kembali ke Guest Famousky untuk berjaga-jaga apabila Braveight berniat menyerbu mereka di GH Famousky.
Mereka semua mengiyakan permintaan leader mereka itu. Kini, tinggalah Bara, Leon, Roby, Arga dan juga Gibran yang ikut masuk kedalam rumah sakit. Sementara Romeo, Alden, Reza, dan Alan memutuskan untuk kembali ke GH Famouky-akan lebih baik rasanya, jika ada salah satu dari Famousky inti yang turut menjaga markas mereka.
Pandangan Bara menyapu seisi lorong rumah sakit. Sorot matanya terlihat redup. Bara kembali dilanda cemas lantaran menunggu kabar dari dokter yang tak kunjung keluar dari ruangan tempat Fadil dibawa masuk.
Leon menatap iba sahabatnya itu dengan tatapan prihatin. Dirinya juga sama cemasnya dengan Bara-takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada Fadil. Cowok itu menghembuskan nafasnya kasar. Saat ini, mereka butuh ketenangan. Leon akhirnya memutuskan untuk mengajak Bara dan yang lain untuk keluar mencari udara segar. Sejenak membiarkan otak mereka beristirahat dan memberi ruang untuk tenang pada diri masing-masing.
"Bar, muka lo kayaknya tegang banget. Bang Fadil gabakalan kenapa-kenapa kok. Gue yakin, Bang Fadil kuat." Leon memegang pundak Bara. "Sebaiknya kita keluar bentar Bar, buat nenangin diri. Kalo disini terus, lo sama yang lain bakalan terus cemas kayak gini nantinya," ujar Leon pelan.
Bara menghembuskan nafasnya pelan. Ucapan Leon ada benarnya juga, jika dipikir-pikir lagi. "Yaudah, Le. Kayaknya gue emang harus keluar bentar buat kasih fresh otak," ucap Bara kemudian.
"Yang lain ada yang mau ikut?" Leon bertanya.
"Gue ikut, Bang." Arga kemudian beranjak dari tempat duduknya.
"Bang Roby sama Gibran, gak ikutan?" Leon kembali bertanya kepada keduanya. Roby dan Gibran lantas menggeleng. Bagaimanapun juga, mereka adalah orang terdekat Fadil sebelum Bara dan yang lain.
Gibran yang merupakan adik kandung Fadil tetap akan berada disana, menunggu kedatangan orangtuanya. Cowok itu merasa perlu menenangkan ibunya, jika terjadi kemungkin yang terburuk. Sedangkan Roby, merupakan sahabat Fadil dari kecil. Dia tidak akan mungkin tega meninggalkan sahabatnya berjuang sendirian diruangan sana. Roby akan tetap menunggu hingga dokter keluar membawa kabar tentang kondisi Fadil.
"Thanks, Le. Kayaknya gue disini aja," ucap Roby memandang ketiga cowok itu dengan tatapan sendu.
"Gue juga disi aja Bang Leon, bareng sama Bang Roby. Kalian duluan aja gapapa," ujar Gibran menambahi.
"Kalo gitu, kita duluan Gib, Bang Roby. Entar kalo dokter udah keluar, jangan lupa kabarin kita," ujar Bara, diangguki Roby dan Gibran.
Ketiga cowok itu lantas berjalan meninggalkan keduanya. Berjalan menuju sebuah kafetaria rumah sakit, untuk membuang sebentar kekalutan yang melanda mereka sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐁𝐀𝐑𝐀 ; 𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐈𝐑𝐂𝐋𝐄 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐕𝐄
Teen Fiction[ON GOING] "setau gue, kalo setan itu kakinya gak napak tanah. Tapi, kaki lo masih napak kok, gue liat. Jadi, lo bukan setan kan, ya?" "ish, Bara! Tega banget ngatain gue setan." Aira berseru kesal. "Lagian... mana ada setan secakep gue." * * * Alba...