Map 7

30.5K 1.6K 29
                                    

Sore hari di mansion S milik Pangeran Athar.

Perjalanan yang di tempuh mereka dari Gedung Rashaad hingga mansion kurang lebih 3
jam.

Asya sangat banyak pikiran beberapa hari ini, membuat tubuhnya juga lelah. Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan lewat darat Asya tertidur di dalam mobil.

-

Setibanya di mansion S.

Mobil yang di tumpangi Asya berhenti di teras depan sebuah bangunan rumah mewah di pinggir pantai.

Pangeran Athar sudah berada di mansion lebih dulu. Dia menggunakan helikopter untuk sampai di mansion. Perjalanannya hanya sekitar 20 menit dari atap Gedung kantornya.

Athar sengaja membuat Asya menaiki mobil. Dia ingin memberikan waktu untuk Asya berfikir dan merenungkan apapun yang sedang menjadi bebannya saat ini.

Sekertaris Duta keluar dari mobil. Berjalan memutari mobil dan berhenti di hadapan Tuan Mudanya.

"selamat sore Tuan Muda" sedikit menundukkan kepalanya pada Athar.

"Nona Asya tertidur. Sepertinya karena lelah menangis. Akan saya bangunkan.." Sekertaris Duta hendak melangkah.

"tunggu!" Pangeran Athar menghentikan langkah sekertarisnya.

"jangan di bangunkan"

"baik Tuan Muda. Kalau begitu Nona akan saya gendong masuk" jawab Sekertaris Duta membuka pintu mobil.

"tidak! Biar aku saja" Athar menahan Duta. kemudian berjalan menuruni beberapa anak tangga di depan mansion.

"apa Tuan Muda yakin?" Tanya Sekertaris Duta yang bingung Tuan Mudanya mau bersusah payah untuk Nona Asya.

"hm" jawab Athar dengan deheman.

Pangeran Athar perlahan mengangkat tubuh Asya yang masih tidur terlelap. Membawanya masuk ke dalam mansion, di ikuti sekertaris Duta yang membawakan tas Asya. Dan meletakkannya di atas ranjang di sebuah kamar di lantai atas.

Athar melepaskan sepatu yang di gunakan Asya, menyelimuti wanita itu hingga batas dadanya. dan merapikan beberapa rambut yang menutupi wajah Asya yang masih terlihat sedikit sembab.

Sekertaris Duta tertegun dan syok.

Selama dia melayani Tuan Mudanya, ini pertama kalinya dia melihat Tuan Muda Athar melakukan hal hal semacam itu. Bahkan belum pernah di lakukannya pada Nona Amira tunangannya sendiri.

Karena memang Pangeran Athar dan Nona Amira lebih sering bertemu di acara acara formal atau acara keluarga meskipun mereka memang saling mencintai.

Dua orang itu terlalu sibuk dengan kepentingan mereka masing masing yang hampir padat. Kalau saja Pangeran Athar punya waktu longgar, Nona Amira yang sibuk dengan pekerjaannya sebagai pekerja seni. Begitu juga sebaliknya.

Saat sekertaris Duta akan meletakkan tas Asya. Dia merasakan lagi getaran ponsel milik Asya. Sejak tadi ponsel itu bergetar berulang kali.

"Tuan Muda, sepertinya ponsel Nona Asya terus berdering" lapor Sekertaris Duta.

Pangeran Athar yang akan berjalan keluar dari kamar Asya terhenti dan menoleh pada Duta.

"kemarikan" Sekertaris Duta pun menyerahkan tas itu.

Pangeran mengambil ponsel Asya dari dalam tas. Kemudian membaca nama 'GM Bima' menghubungi sebanyak 32 kali di layar notifikasi ponsel. 'Dinar' sebanyak 10 kali dan 'Tika' sebanyak 8 kali.

Athar menghela nafas pelan. Dia lupa mengabari rekan team Asya yang lain.

"Duta, bereskan tentang rekan team Jcompany. Buat alasan kalau Asya terpaksa meninggalkan team karena kerabat jauhnya sedang dalam masalah. Bereskan barang barangnya di hotel dan Bawa kemari" perintah Pangeran Athar.

Mengandung Anak Pangeran | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang