Map 4

42.6K 1.8K 6
                                    

note : bab ini sudah di revisi.


yuk vommentnya jangan lupa kak

happy reading 🌼

.

.

.

Hanya ada mereka berdua di dalam lift itu. Pangeran Athar dan Asya.

Asya menekan tombol ke lantai 26 menuju lantai kamar hotelnya. Dan Athar menekan tombol ke lantai 30.


Saat lift mulai bergerak naik. Tiba tiba Pangeran Athar merasakan tercekat pada lehernya dan merasakan panas yang mulai menjalar di seluruh tubuhnya.

"eugghh" Pangeran sedikit merasa sangat tidak nyaman pada tubuhnya.

Asya segera menoleh dan terkejut melihat orang yang berada di sampingnya tiba tiba seperti kesakitan.

"e.. ada apa Tuan ?" tanya Asya khawatir pada orang itu.

Seketika itu tubuh Pangeran Athar hampir merosot dan dengan refleks cepat Asya menyangga tubuh Athar agar tidak ambruk.

"T-tuan.. apa perlu saya bawa ke rumah sakit ?" Asya panik melihat pria itu kesakitan.

"tidak.. tidak usah. Tolong antarkan saya kembali ke kamar saya saja" Jawab Athar dengan menahan rasa yang tidak nyaman dan merasa tubuhnya semakin panas.


"rrgghhh" Athar menggeram lagi.

Posisi Asya yang menahan Athar dengan memeluk tubuhnya, tiba tiba membuat sesuatu di bawah sana terbangun. Athar berusaha menahan hasratnya yang terpancing. Walaupun sangat susah karena menghirup aroma wanita itu membuat hasratnya semakin memuncak. Tapi Pangeran Athar masih bisa mengendalikannya.

Athar berusaha mengendorkan dasinya dengan satu tangan, melepas dan membuangnya ke sembarang arah. Melepas kancing bajunya paling atas supaya bisa sedikit bernafas lega.


Sesampainya di lantai paling atas. Asya memapah pria itu sampai ke depan pintu kamar yang di sebutkan pria itu.

"Tuan kita sudah sampai. Dimana kartu untuk membuka pintunya ?" tanya Asya pada pria itu.

Kemudian Athar mengangkat tangannya dan meletakkan telapak tangannya pada print kode pintu. Seketika itu pintu terbuka.

Dengan segera Asya memapah Athar masuk ke dalam kamarnya dan meletakkan Pangeran Athar di atas ranjang. Mengangkat kedua kakinya dan membantu melepaskan sepatu pria itu.


Asya hendak meninggalkan Athar dan berniat akan memanggil pihak hotel untuk membantu pria itu.

"air.. airr.." gumam Athar yang bisa di dengar Asya.

Karena tidak tega Asya mengambilkan air minum untuk Athar dan menolongnya meminum air.


Setelah dirasa selesai. Asya hendak bergegas pergi dari sana. Berada di ruangan bersama pria asing membuatnya tidak nyaman.

"saya permisi pergi Tuan" pamit Asya mulai melangkah.

Baru selangkah meninggalkan pria itu. Tiba tiba tangannya di tarik dan seketika itu tubuhnya di hempaskan ke ranjang besar itu.

"aaggkk" teriak Asya kaget.

Asya berusaha bangun lagi. Tapi tidak bisa karena pria itu menindihnya dan memegang erat kedua tangan Asya.

Mengandung Anak Pangeran | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang