CHAPT 39

1.9K 163 24
                                    

MATE FROM THE DARK


SONG—CHRISTMAS TREE BTS V

Satu tahun kemudian


Semilir angin musim dingin tak membuat lelaki bersetelan hitam itu beranjak dari tempatnya setelah sekian jam berdiam disana. Angin berhembus cukup kencang membawa serpihan salju dan hawa dingin dengan pekat.

Kedua tangannya masuk kedalam kantung mantel, mata tajamnya menatap lurus ke arah dua gundukan tanah didepannya.

Ada sebuket bunga yang ia taruh di salah satunya. Lelaki itu memang sama sekali tidak berekspresi, tapi sorot matanya menyimpan banyak kenangan tentang sosok yang berbaring di bawah gundukan tanah.

"Ayah!"

Kedua alisnya naik secara bersamaan, dia berbalik badan melihat sosok anak kecil perempuan berlari menghampirinya.

Senyum tipis terbit di bibirnya yang terluka, bekas dicakar adiknya, ia lantas berjongkok merentangkan tangannya pada anak kecil tadi.

"Kenapa kau kesini? Dingin," kata si lelaki

"Aku menunggu ayah di dalam kereta. Tapi ayah terlalu lama,"

"Maaf. Sekarang kau kembali ke kereta ya, ayah sebentar lagi akan selesai."

Anak kecil tadi mengangguk menuruti perintahnya untuk menunggu di kereta.

Lelaki itu kembali berdiri dan berbalik menatap gundukan tanah yang terdapat sebuket bunga di atasnya. Bingung harus mengatakan apa.

Drake menatap sebaris nama yang tertulis pada nisan berbentuk salib itu.

"Gale! Itu tadi putrimu, aku memberinya nama Josephine Rasalas Raregroove,"

"Aku sudah memberitahunya bahwa aku bukan ayahnya. Tapi tetap saja dia tidak mau berhenti memanggilku ayah,"

"Namun kau tak perlu khawatir. Aku berjanji padanya akan membawanya kemari setelah dia dewasa nanti," 

Drake menghembuskan napas, saking dinginnya sampai ada asap keluar dari mulutnya.

"Apa kau masih memikirkan Valerie sampai sekarang? Jika masih, lebih baik kau sudahi. Dia tak lagi memikirkanmu,"

"Dia adalah milikku, jadi berhenti memikirkan milik orang lain karena itu tindakan kurang sopan."

"Ah baiklah. Aku harus pergi,"

Sekali lagi Drake memandangi gundukan tanah itu. Kemudian berkata.

"Semoga bahteramu berlabuh di dermaga yang kau impikan. Tidak ada lagi luka yang harus kau rasakan. Tidak ada rasa sakit yang kau tahan sendirian. Damai tidurmu."

******

Valerie menoleh mendengar suara ketukan sepatu beradu dengan lantai. Seperti kegiatannya setiap hari, dia selalu memasakkan sarapan untuk Josephine kemudian menemani putrinya itu makan di sana.

"Morning, princess!" Drake menyapa Sephine yang tengah memakan masakan ibunya.

Sephine tersenyum lebar "morning, king!"  Anak itu langsung cemberut begitu menyadari benda apa yang Drake bawa.

"Ayah mau pergi lagi? Kenapa ayah selalu pergi di pagi hari lalu pulang tengah malam ketika Sephine sudah tidur? Ayah bahkan tidak pernah membacakan Sephine dongeng lagi,"

"Dulu ada ayah tapi tidak ada mommy. Sekarang ada mommy tapi ayah yang pergi. Apa kalian sedang bertengkar?" Sephine menatap Drake dan Valerie secara bergantian.

MATE FROM THE DARK [END ✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang