Hallo guys, thanks udah mau berkenan baca. Happy reading, hope you like it.
Sebelum masuk ke prolog aku mau kasih tau beberapa aturan dulu.
1. Aku gak nerima silent readers. Terserah kalian mau nilai aku kaya gimana. Aku cuma mau kalian belajar menghargai dan mengapresiasi karya orang lain.
2. Book ini murni karangan aku, gak ada unsur plagiat. Buat kalian yang nemu cerita yang sama kaya cerita aku sekarang, aku mohon kasih tau aku lewat komen atau dm.
Oke udah segitu doang, semoga betah.
oOo
Ingin sekali rasanya Kara berhenti sejenak. Tugas kuliahnya akhir-akhir ini kenapa sangat banyak sekali ditambah lagi ia sangat kesusahan untuk mengatur waktunya karena ia juga kuliah sambil bekerja.
Tugas kuliahnya kali ini memaksa Kara untuk berada lebih lama di perpustakaan. Ia berencana untuk menyelesaikan tugasnya malam ini juga.
"Ah kenapa tadi gak teliti sih ambil bukunya. Kan kalo gini gua harus bangun lagi ish." kesal Kara lalu berdiri dari duduknya dan menghampiri rak buku untuk mengambil satu buku yang tertinggal.
Saat sampai didepan rak buku Kara mencari buku yang ia inginkan dengan seksama. Saat di temukan ternyata tempat buku tersebut berada di rak paling atas. Karena tubuh Kara yang tidak terlalu tinggi, ralat. Karena tubuh Kara yang pendek akhirnya ia kesusahan untuk mengambil buku itu sehingga ia harus mencari tangga untuk mengambilnya.
"Aduh."
Saat akan mengambil tangga Kara tidak sengaja menabrak laki-laki jangkung dengan style baju kemeja hitam yang dua kancing atasnya terbuka dan lengan baju yang digulung tak lupa celana jeans cream yang menambah aura cool dari laki-laki tersebut.
"Maaf gua gak sengaja." ucap Kara.
Laki-laki itu tidak menanggapi permintaan maaf Kara. Ia sedang berusaha melihat wajah Kara, sedang menunggu Kara menunjukkan wajahnya lebih tepatnya.
"Sekali lagi maaf." ucap Kara yang merasa tidak ada pergerakan dan tidak ada suara yang keluar dari laki-laki di depannya itu.
Sungguh parfum yang dipakai laki-laki di depannya ini sangat menyeruak masuk kedalam rongga hidung Kara. Parfum ini seperti tidak asing baginya. Entah kapan ia pernah mencium harum parfum ini.
Setelah diam sekitar 3 menit lamanya akhirnya laki-laki itu membuka suara. Dan itu berhasil membuat Kara tertegun.
"Buku apa yang mau kamu ambil?" tanya laki-laki itu.
"Gua bisa sendiri kok, makasih." ucap Kara tidak mau menyusahkan laki-laki yang bahkan tak ia kenal itu.
Laki-laki itu malah mengambilkan buku yang sepertinya buku itu yang dicari Kara. Posisi laki-laki itu tepat berada di belakang Kara. Dengan posisi itu Kara terlihat sangat mungil karena memang tinggi badannya juga yang kecil dan tinggi laki-laki itu yang jauh lebih dari tinggi badannya.
"Ini yang kamu butuh?" tanya laki-laki itu sambil menunjukkan bukunya pada Kara.
Kara mengangguk pelan lalu menerima buku itu.
"Iya, makasih ya." ucap Kara lalu tersenyum dan menatap wajah laki-laki didepannya.
Kalau boleh jujur Kara sangat mengagumi ukiran Tuhan yang amat mendekati sempurna yang kini berada tepat didepannya.
Sedangkan yang ditatap dan diberi senyuman manis oleh Kara hanya terdiam. Entahlah mungkin laki-laki itu berpikir sama seperti Kara.
"Aku Victor," ucap laki-laki itu yang ternyata bernama Victor.
"A–ah gua Karamel Thanina, temen gua biasa manggil gua Kara," balas Kara sambil tersenyum.
"Nice to meet you, Thanina." ucap Victor sambil tersenyum.
Halo guys jadii aku mau buat versi barunya dari Victor Thanina nih. Karena menurut aku cerita aku yang sekarang udah keluar jalur hehehe. Kalian bisa baca ulang kalau kalian mau lebih kerasa feel nyaa. Oke jangan lupa vote yaaa.
Krisar kirim lewat dm ig sayyy @mno_chrom
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOCHROME [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA❗❗] Hanya kisah monochrome seorang laki-laki yang secara tidak sengaja dipertemukan lagi dengan perempuan lain dengan sifat keras kepala khas nya. Pertemuan yang entah itu disengaja atau memang sebuah takdir yang berhasil memb...