"Lo mau ketemu si Kara kan?" tanya seorang laki-laki yang sedang berkumpul di kantin fisip.
Yang ditanya mengangguk sambil menyuap cireng. "Mau gua lakuin sekarang," ucap temannya itu.
"Maksudnya rencana lo?"
Victor yang tidak sengaja mendengar itu pun meneruskan menguping. Nama yang dimaksud tadi apakah perempuan yang ia lihat di perpustakaan kemarin.
"Kara yang mana sih?" tanya yang lainnya.
"Anak kedokteran, yang rambutnya pendek terus diponi,"
"Si tepos maksud lo? Yang bener aja selera lo jadi yang tepos tepos gitu,"
Mendengar hal itu jelas membuat Victor naik pitam. Mahesa yang melihat muka sahabatnya itu sudah merah pun ikut melihat kearah meja yang tak jauh dari tempatnya duduk.
"Bosen nyoba yang bohay mah liar mulu gua dapetnya. Kara kan polos polos bego nih, lumayan kan ya sensasi baru,"
"Bangsat."
Satu kata makian keluar dengan pelan dari mulut Victor. Ia langsung mendekati laki-laki itu lalu meninjunya tepat di rahang.
"Maksud lo apa?!" tanya Victor dengan wajah yang sudah merah padam.
"Apa-apaan sih lo, dateng-dateng main pukul aja?" tanya laki-laki itu.
Victor menarik nafasnya yang sudah memburu. Mendengar Kara dilecehkan seperti tadi membuatnya benar-benar marah.
"Lo deketin Karamel, mati lo ditangan gua!" ancam Victor.
Laki-laki yang ada dibawah kukungan Victor itu hanya terkekeh. "Lo siapa? Bapak nya Kara? Berani amat larang-larang. Lagian chill aja bro, gua cuma mau nyobain. Kalo lo mau gua bisa berbagi–"
"Anjing lo!" umpat Victor sambil terus memukuli orang yang ada dibawahnya.
"Kak Bian!" teriak seorang perempuan dari arah belakang Victor.
Kara langsung menghampiri Bian dan Victor lalu mendorong Victor dengan kasar.
"Lo gak papa Kak?" tanya Kara khawatir.
"Lepas tangan kamu!" suruh Victor pada Kara.
"Victor? Maksud lo apa mukulin kak Bian kaya gitu?" tanya Kara marah.
"Ga usah deket-deket lagi sama dia," ucap Victor.
Kara mengkerutkan keningnya menatap Victor dengan heran. "Pertama gua ga nyaman ngomong aku kamu, kedua lo mukulin kak Bian, ketiga lo siapa nyuruh-nyuruh gua? Lagian Kak Bian salah apa sama lo?" kesal Kara.
"Pertama aku nyaman bicara kaya gini. Kedua dan pertanyaan terakhir kamu itu satu topik, dia gak baik buat kamu. Dan ya kamu benar aku bukan siapa siapa kamu untuk punya akses melarang kamu. Tapi demi kebaikan kamu, jauhin cowok brengsek itu," jawab Victor.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOCHROME [On Going]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA❗❗] Hanya kisah monochrome seorang laki-laki yang secara tidak sengaja dipertemukan lagi dengan perempuan lain dengan sifat keras kepala khas nya. Pertemuan yang entah itu disengaja atau memang sebuah takdir yang berhasil memb...