11. Pengakuan

5.2K 419 20
                                    

Profil Tokoh Utama

Uzumaki Naruto
Ttl: Amerika, 10 Oktober 1995
Umur: 27
Tinggi: 195
Jenis kelamin: laki-laki
Gender 2: alpha (+)
Pekerjaan: Dosen, Pengusaha

Uchiha Sasuke
Ttl: Jepang, 23 Juli 2004
Umur: 18
Tinggi: 175
Jenis kelamin: laki-laki
Gender 2: omega (+)
Pekerjaan: Pelajar/Mahasiswa

.
.
.

Sasuke menahan napas, kukunya menyakar punggu Naruto dan otot bagian tubuh bawahnya semua tegang.

Naruto mengerang kesakitan, menarik miliknya keluar padahal baru saja masuk sedikit.

Sasuke menangis, "uhh, sakit..."

Naruto mendesis, punggungnya tegak. Ia melihat anal Sasuke yang memerah, bahkan ketika jarinya mencoba masuk untuk melonggarkan, Sasuke sudah merintih perih.

"Santai, Sayang..." Naruto memutuskan berhenti.

Pikirannya berkecamuk, mengutuk siapa saja penulis yang menggambarkan bahwa seks itu nikmat dan indah bahkan pada adegan malam pertama. Omong kosong macam apa itu!? Sudah berapa lama ia berusaha masuk tapi yang ada burungnya malah ngilu karena terlalu ketat.

Seks tak semudah yang ditulis dalam novel. Bah! Bahkan yang menulis adegan erotis itu Naruto jamin banyak yang belum pernah mencoba seks sungguhan. Benar-benar tidak bisa dipercaya.

Sasuke terengah-engah, kepalanya pasrah menoleh ke samping. Naruto membawanya berhadapan, mencium bibirnya dengan sentuhan lembut. Meletakkan jarinya dengan lembut di semua titik sensitif omega sebagaimana yang pernah ia pelajari selama ini. Berusaha untuk tidak terburu-buru dan membantu pasangannya merasa rileks.

Mulut Naruto turun, menjilat di sekeliling areola dan menghisapnya pelan dan bertahap. Sasuke mendesah lemah, meremas rambutnya. Sejenak lupa dengan perih yang mendera cincin analnya.

Pemanasan dilakukan lagi, langkah demi langkah. Paha Sasuke diremas, meninggalkan jejak jari yang kontras dengan warna kulitnya yang pucat.

Naruto menuntun miliknya ke pintu masuk, mendorong sedikit untuk membuka pintu anal. Sasuke pun berusaha santai, teralihkan dengan ciuman Naruto yang datang bertubi-tubi sebelum benda panjang dan keras itu menerobos dinding analnya secara tiba-tiba.

"Uuummghhhh... Ah Arghh."

Mereka bercinta seolah tiada hari esok. Cakaran kuku di punggung dan lengan Naruto bermunculan. Sebagian hanya memerah sebagian lain ada yang berdarah.

Mata Sasuke tidak fokus.

Keduanya tidak saling bicara sampai hari hampir pagi. Kecuali hanya gumaman panggilan sayang Naruto dan seruan Sasuke yang merengek agar gerakan alphanya agak lebih manusiawi.

Sasuke tidak menunjukkan tanda-tanda kambuh bahkan saat Naruto membuat lingkup ruangan mereka padat dengan feromon seks.

. . .

"Pagi..."

Sasuke membuka matanya yang terasa berat. Menoleh di samping, Naruto sudah siap melayaninya usai malam pertama. Sasuke jadi merasa malu.

MODUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang