Pertunangan

3.9K 142 17
                                    

"Jadi..., apa yang kita lakukan disini?" Tanyaku.

"Entahlah. Kau bisa memesan makanan dan minuman yang kau suka. Asal kau tahu saja, aku datang dengan keadaan terpaksa." Cowok pucat dengan rambut emo dihadapanku menyeruput minumannya.

Aku mengepalkan tanganku kesal.

"Kau pikir aku kesini dengan tanpa terpaksa dan suka rela, hah?!" Aku menggebrak meja dengan kesal. Tak peduli sebanyak apa mata memandang kami.

-flashback-

Aku dan kekasihku sedang asyik bermain di karnaval. Kami sudah merencanakannya sejak 2 bulan yang lalu. Inilah yang kuimpikan, berkencan dengan kekasih dan menikmati masa SMA yang indah. Kabuto, kekasihku yang merupakan kakak kelasku saat SMP. Saat SMA, kami beda sekolah. Maka dari itu kami jarang, maksudku sangat jarang bertemu. Dan bagaimana bisa tidak beda sekolah jika aku bersekolah di SMA khusus putri? Hn, dasar keinginan orang tuaku.

"Sakura, kau mau bermain bianglala?" Tawar Kabuto sambil menunjuk bianglala yang kudambakan sejak saat SD dulu.

"Ya! Ya! Aku ingin main itu" aku memasang puppy eyes.

Kabuto membeli tiket untuk kami berdua. Kami segera memasuki bianglala.

Aku melongokkan kepalaku keluar bianglala dengan wajah ceria.

"Kamu seperti anak kecil, Sakura" Kabuto terkikik.

Aku menggembungkan pipi. "Maklum saja. Sudah bertahun-tahun aku tidak ke karnaval. Terakhir kali aku mengunjungi tempat seperti ini saat kelas 4SD."

Kabuto cekikikan sambil sesekali membenahi kacamatanya. Beberapa menit kemudian, kami segera turun dari bianglala.

Drrrt... drrrrttt... ponselku bergetar. Kuraba kantong rokku dan kuraih ponselku.

"Sakura, cepatlah pulang. Ada hal penting yang mau kita bicarakan. Penting. Cepatlah pulang. Bilang pada Ino bahwa ada urusan keluarga -ibu-" begitulah isi pesan yang terkirim di ponselku.

Huh? Ino? Ya, aku berbohong bahwa aku akan ke perpustakaan bersama Ino. Aku tidak boleh berpacaran sebelum kuliah. Dan lebih buruknya, klanku Uchiha bermusuhan dengan klan Kabuto yaitu Oto. Yang mengetahui hubunganku hanyalah kedua kakakku, Sasuke dan Itachi.

"Kabu-kun. Maafkan aku. Aku harus segera pulang, ada urusan keluarga mendadak" aku segera mengantongi kembali ponselku.

"Mau kuantar?" Kabuto mengeluarkan kunci mobilnya.

"Oh! Tidak usah! Tidak perlu repot-repot. Kau tahu kan aku beralasan pergi bersama Ino? Jadi aku akan mencari halte bus." Cegahku. "Daagh! Maaf, ya, Kabu-kun!" Aku melambaikan tanganku seraya berlari mundur.

***

"Aku pulang!" Salamku. Aku segera berlari ke atas sambil melihat kedua orang tuaku dan kedua kakakku berada di ruang keluraga.

"Sakura! Tidak perlu mengganti bajumu. Duduklah segera" cegah Fugaku, ayahku sekaligus pimpinan klan Uchiha.

Aku menuruti kata ayahku dengan bingung. Aku duduk diantara Sasuke dan Itachi.

"Sakura. Kami akan membahas tentangmu" ayah membuka pertemuan keluarga inti Uchiha. Aku hanya menatapnya dengan bingung. "Kami, ayah dan ibu, bermaksud menunangkanmu dengan pria baik-baik dari keluarga perusahaan Zaibatsu.

Mataku melebar.

"Hah?! Aku ditunangkan?! Apa maksudnya ini?! Aku masih kelas 2 SMA! Kenapa tidak Sasuke saja yang sudah tingkat kedua kuliah atau Itachi saja yang sudah tingkat akhir kuliah?" Aku menggebrak meja di hadapanku yang memisahkan sofa yang kududuki dengan sofa yang diduduki orang tuaku.

I'll Never Let You Go (sakusai fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang