Tragedi

1.2K 80 0
                                    

"Sakugly! Sakugly! Dimana kau?" Sai mencariku.

Aku juga mencarinya. "Saialan! Sialan! Jangan bercanda! Dimana kau? Hey! Jangan tinggalkan aku begitu saja!" pekikku. Kaca-kaca disini menyeramkan. Membuat bayanganku menjadi beragam bentuk.

Rumah kaca ini benar-benar memusingkan.

Aku melihat bayangan seseorang. Itu Sai!.

"Sai! Sai!" aku menggedor-gedor kaca yang memisahkanku dan Sai.

"Sakugly! Tetap disitu! Aku akan menyusulmu sekarang juga!" Sai berlari meninggalkanku.

Tubuhku gemetar. Aku ketakutan. Aku takut jika aku akan terperangkat di labirin kaca ini selamanya dan mati konyol disini.

"Sai..." gumamku sambil meringkuk ketakutan di pojok ruangan. Air mataku menggenang.

"Sakura!" Sai menghampiriku. Ia berlari dan langsung memelukku.

"Sai.., aku kira aku akan mati konyol disini!" aku balik memeluknya.

Sai membantuku berdiri "Apa kau tidak apa-apa?" tanya Sai.

Aku menggeleng.

"Baiklah. Jangan lepaskan tanganku lagi. Kita akan mencari jalan keluar dari permainan ini" Sai mengamit tanganku.

Setelah melewati cermin-cermin yang berbagai bentuk, akhirnya kami bisa keluar dari labirin kaca tersebut dengan selamat.

Aku menunggunya sambil duduk di kursi taman. Tak lama, Sai kembali dengan berlari. Ia membawa 2 kaleng minuman.

"Hhhh..., mi-minum hhh..., lah..." Sai memberiku sebotol minuman. Napasnya tidak teratur. Mungkin karena sehabis berlari.

Aku menerimanya. "Makasih"

Tanpa menjawab, Sai langsung duduk disebelahku sambil mengatur napasnya.

Ya ampun, selama aku berkencan dengan Kabuto, dia tidak pernah mau lelah. Saat aku kaget tidak membelikanku minum seperti ini. Sai, dia baik sekali.

Ini pertama kalinya aku berkencan dengan Sai di taman ria. Kali ini bukan paksaan orang tua. Kami merencanakannya sendiri.

-flashback-

"Jadi, ini kamarmu?" Sai melihat sekeliling.

"Aku tahu. Tidak cocok denganmu. Kamarku bernuansa musim semi" aku segera duduk di lantai yang beralaskan karpet. Sudah ada meja dan beberapa buku.

"Sekarang kita mulai les privatnya. Oh, ya. Kau tahu? Sebenarnya aku sangat malas mengajarimu. Gara-gara nilai ujianmu jelek, aku jadi harus ikut campur dalam mengubah nilaimu. Dasar kau ini" Sai melipat tangannya.

"Tutup mulutmu. Sebaiknya kita mulai pelajarannya" aku membuka buku matematikaku.

"Aku tahu cara yang lebih efektif. Aku akan membuatkan soal untukmu" Sai mengambil buku tulisku dan membuat 10 soal. "Nah, kerjakan soal ini. Ini sangat mudah. Kuberi kau waktu 20 menit. Apa itu cukup?" Sai menyerahkan buku tulisku padaku.

Aku memperhatikan soal-soal itu. "Oke"

"Nah, 3...2...1!" Sai menyalakan timernya.

Aku mulai mengerjakan.

Setelah 20 menit, Sai memeriksa jawabanku.

Alisnya mengkerut. Ia menghela napas panjang. "Kau ini. Aku sudah membuatkan soal setingkat SMP, tapi malah jawabanmu salah semua," Sai menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Maaf" aku menundukkan kepala. "Aku memang tidak terlalu pandai. Mungkin aku tidak akan lulus di ujian perbaikan"

Sai memperhatikanku. Ia tampak berpikir.

I'll Never Let You Go (sakusai fanfict)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang