Keluarga Zaibatsu sudah duduk di sofa ruang tamu rumah Uchiha. Masih dengan suasana berduka atas seminggu kepergian Tuan Zaibatsu.
"Jadi, kami kesini ingin membahas soal pertunangan Sai dan Sakura" Nyonya Zaibatsu memulai pertemuan keluarga Zaibatsu dan Uchiha.
Wajah Sai terlihat sangat sedih.
"Kami, keluarga Zaibatsu telah memutuskan bahwa Sai dan Sakura batal untuk ditunangkan" kata Nyonya Zaibatsu.
Mataku membelalak.
Huh? Jadi setelah aku sedekat ini dengan Sai, pertunangan kita dibatalkan?
Aku menatap Sai seakan tak percaya. Sai memalingkan wajahnya dengan sedih.
"Kenapa dibatalkan?" tanya Ibu.
Nyonya Zaibatsu menghela napas dengan menyesal sedikit.
"Setelah kematian mendiang pimpinan perusahaan Zaibatsu, tidak ada yang mengurusi perusahaan pusat di Jerman. Sedangkan penerus yang sah adalah Sai. Kami tidak bisa mengurusi tentang pertunangan ini dulu. Selain itu, Sai akan menetap selamanya di Jerman" Shin membuka mulut. "Bahkan saya pun tidak punya wewenang untuk meneruskan perusahaan Zaibatsu. karena saya membuat perusahaan saya sendiri di Perancis"
"Besok, Sai akan berangkat ke Jerman pukul 11 siang" Shin meneguk teh yang disajikan Ibu.
Aku menatap Shin dengan kesal
"Kenapa tidak anda saja yang meneruskan Zaibatsu dan gagalkan perusahaan baru anda?" Sasuke menatap Shin tajam.
"Tidak semudah itu, tuan muda Uchiha" Shin balik menatap Sasuke tajam.
Hening.
"Baiklah. Tidak ada pilihan lain. Ini yang terbaik untuk kita. Kita batalkan pertunangannya" Fugaku akhirnya memberikan keputusan terakhir.
Aku menatap ayahku kaget.
Kalau pemimpin Uchiha sudah memberikan keputusan, sudah tidak akan ada lagi yang bisa membantah. Itulah titik akhirnya.
"Ukh!" aku memalingkan wajahku dengan enggan. Kekesalan tertimbun di hatiku. "Terserah anda saja. Saya sudah lelah. Saya pamit"
Aku beranjak dari sofa dan membungkukkan badanku dengan kesal, lalu aku kembali ke kamarku
Bodoh! Sai benar-benar PENGECUT! Dia tidak mau membela dirinya!
***
Disaat aku membencinya, pertunangan terus dilanjutkan.
Disaat aku benar-benar ingin dia segera menghilang, tanpa peduli apa pun, petunangan masih dilanjutkan.
Sekarang, saat aku sudah nyaman di dekatnya, pertunangan dibatalkan.
Apakah mereka ingin aku selalu merasa bersedih tanpa merasakan nikmatnya hidup?
Aku meringkuk di pojokan ranjangku. Mataku benar-benar berat. Aku sudah mengantuk, tapi aku tak bisa tidur. Aku lelah untuk menangis. Entahlah, akhir-akhir ini hidupku tak lagi normal sejak Sai datang dalam hidupku.
Lapar. Aku benar-benar lapar. Terakhir kali aku makan adalah saat makan siang. Ini sudah hampir tengah malam. Aku benar-benar malas untuk beranjak dari kamarku. Entah sudah berapa jam aku meringkuk di pojok ranjangku.
Biarkan saja aku seperti ini. Toh tidak akan ada yang peduli.
Tok tok.
"Masuk" lirihku.
"Astaga! Apa yang terjadi padamu?!" Itachi segera menghampiriku.
Aku menggeleng.
"Rambutmu berantakan, wajahmu pucat, matamu sembab. Kau sudah seperti zombie saja!" Itachi segera duduk di pinggir ranjangku.
Hening.
"Fugaku dan Mikoto tidak ada dirumah. Mereka ke Amegakure untuk pertemuan antar klan selama seminggu. Sejam yang lalu mereka berangkat"
Aku hanya mengangguk.
"Kau tidak lapar?"
Aku mengangguk ragu, lalu aku menggeleng. Tidak jelas.
"Jawabanmu itu lapar atau tidak, sih? Aku bingung," Itachi mencondongkan tubuhnya padaku. Susah mengerti pemikiran wanita, pikir Itachi. "Kita nonton pertandingan baseball, yuk di TV!" ajak Itachi.
"Kau pemaksa, kak" aku segera bangkit dengan enggan. "Baiklah, tapi mungkin aku akan tidak menghiraukanmu"
Itachi tersenyum.
Kami segera menuju ruang keluarga tempat TV berada. Disana sudah ada Sasuke yang menunggu. Ia menyiapkan beberapa toples makanan ringan dan beberapa botol dan kaleng minuman. Matanya setengah terpejam saking ngantuknya.
"Sasuke, jangan tidur dulu" bisik Itachi. Sasuke hanya mengangguk. Terlihat sangat lelah.
"Ah, Sasuke. Jika kau mengantuk, tidurlah"
"Tidak, Sakura. Kami akan menemanimu" Sasuke membuka matanya dengan paksa. Ia segera duduk di sofa.
Aku mengikutinya. Sedangkan Itachi duduk dilantai. Dia seperti gelandangan dengan kaus oblong putih dengan lambang Uchiha di belakang.
"Go! Go! Yeaaah!!! Home Ruuunnnn!!!" pekik Itachi.
"Err..., bukankah home run itu istilah gol dalam American Football?" Aku menatap Itachi yang masih fokus dengan siaran ulangan baseball minggu lalu.
Sasuke menaikkan bahunya. Tak lama, ia pun dengan sukses terlelap.
Aku bingung harus bagaimana disini. Akhirnya aku mengendap-endap kembali ke kamar meninggalkan Itachi (dan Sasuke yang tertidur) di ruang keluarga.
Aku benar-benar ingin sendiri saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Never Let You Go (sakusai fanfict)
FanfictionSakura tiba-tiba dijodohkan oleh keluarganya dengan Sai! Padahal Sakura sudah berpacaran dengan Kabuto. Posisi Sasuke sebagai pelindung Sakura pun direbut oleh Sai. Setelah mereka sudah nyaman satu sama lain, pertunangan pun dibatalkan. Berbagai emo...