__LIMA__

168 33 0
                                    

Kiara berjingkrak heboh kala melihat idola kegemarannya memenuhi layar ponselnya membuat Tasya yang berada disampingnya tersentak kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiara berjingkrak heboh kala melihat idola kegemarannya memenuhi layar ponselnya membuat Tasya yang berada disampingnya tersentak kaget. Kiara ini manusia macam apa? Selalu menyukai dan memimpikan orang-orang yang sudah jelas-jelas tidak akan bisa ia temui. Apa gunanya mengidolakan orang jauh?

"Heboh banget sih, Ra. Masih pagi loh ini." Protes Tasya akhirnya. Tak tahan dengan jeritan-jeritan Kiara yang tiada hentinya.

"Perlu lo tau Sya, yang namanya Cha Eun-Woo itu ganteng banget. Nggak ada yang bisa ngalahin. Liat nih liat." Tunjuk Kiara heboh memamerkan layar ponselnya pada Tasya.

Hanya decakan yang Tasya tunjukan untuk sahabatnya ini. "Masih gantengan Gibran kemana-mana kali."

Kiara memberengut kesal atas tanggapan Tasya. Mengurangi mood paginya saja.

"Morning guys, gue bawa anak baru nih" sontak semua yang berada dikelas menoleh ke pemilik suara, Abimana. Menggandeng Ervan yang menunjukkan raut pasrahnya.

"Wiihh Van, dari mana aja Lo baru masuk" sergah Adit si ketua kelas.

"Ada urusan dikit."

"ABI LO MAKAN APAAN? GUE MINTA" Teriak Tasya memalak.

Pasalnya Abi memakan permen sunduk sodaranya milkita. Satu lagi yang perlu diketahui, anak XII IPA-2A semuanya maniak permen sunduk. "Lo mau?" Tawar Abi mengeluarkan permen dari mulutnya.

Tasya mengangguk antusias, mungkin Abi lagi di mode dermawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tasya mengangguk antusias, mungkin Abi lagi di mode dermawan. Setelah Tasya mengangguk Abi kembali memasukkan permen kedalam mulutnya.

"ABI! BRENGSEK LO!"

Bukan hanya Tasya yang menjerit geram, Kiara yang menyimak interaksi mereka juga ikut menjerit. Pasalnya Abi malah bersiap-siap membuka resleting celananya.

"Santai dong, Lo bilang mau permen tadi."

"Tasya mau permen, bukan permen yang mau Lo buka, tapi yang Lo makan, Abi" Ervan ikut nimbrung.

"Sama aja kali, sama-sama enak. Mau kan Sya"

"Gue gibeg lu lama-lama" Ancam Tasya sembari mengangkat kamus bahasa Inggris yang super tebal. Bayangkan jika buku itu mengenai kepala Abi, sudah dipastikan patah kebelakang.

Free MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang