Special Chapter

6.3K 547 19
                                    

Thankyou for 100k view
Here's a gift for you

.
.
.
.
.

Satu tahun sudah berlalu semenjak Johnny melamar Ten. Kini Johnny telah lulus dan sedang menjalankan masa koasnya di Seoul Hospital. Sedangkan Ten kini berada di tahun terakhirnya di Universitas. Ten juga memutuskan mengambil cuti semester kemarin. Selama masa cutinya, Ten rajin datang ke psikolog untuk menghentikan rasa traumanya. Selain itu Ten menyibukkan dirinya dengan melakukan berbagai kegiatan yang positif.

Kini Ten dan Johnny telah tinggal bersama. Di rumah khusus untuk Leader of Wolf. Namun tak jarang keduanya tinggal di rumah orang tua Johnny. Mereka menjadi lebih mengetahui kebiasaan satu sama lain sejak tinggal bersama. Mulai dari Ten yang selalu bangun jam dua belas siang hari saat akhir pekan, Ten yang tidak terlalu suka memasak, Johnny yang selalu mencukur kumis dan jenggotnya setiap hari, Johnny yang selalu lari pagi di jam lima subuh, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya yang baru mereka ketahui.

Itu adalah hal yang bagus sebelum mereka memutuskan untuk menikah dan menghabiskan sisa hidup bersama.

Malam ini keduanya telah berbaring diatas kasur, dengan selimut yang telah menutupi tubuh. Mereka saling memeluk, mentransferkan suhu tubuh, dengan lengan atas Johnny sebagai bantal kepala Ten. Posisi ini adalah posisi mereka sebelum tidur setiap harinya. Mereka akan melakukan cuddle dan pillowtalk. Berbagi keseharian yang telah mereka lalui.

"Ten, menurutmu bagaimana jika kita tinggal dirumah dad dan mom saja?" Tanya Johnny, memulai sesi pillowtalk mereka.

"Hmm, itu pasti akan menyenangkan. Dad dan mom begitu baik padaku. Tapi, jika untuk tinggal dalam waktu yang lama mungkin aku harus memikirkannya dulu. Aku tidak mau menjadi beban mereka" Jawab Ten.

"Mereka tidak pernah berpikir kamu beban Ten" Bantah Johnny, kepala Ten ia usap dengan penuh kasih sayang.

"Aku tahu. Tapi terkadang aku yang berpikir seperti itu"

"Hm aku mengerti."

"Memangnya kenapa Hyung bertanya seperti itu?" Ten menengadahkan kepalanya menatap mata Johnny.

"Hmm aku hanya berpikir kamu akan lebih aman tinggal disana. Karena aku sudah akan memasuki masa internship, jadi jadwal pulangku pasti akan semakin tidak teratur. Mungkin saja aku akan lebih sering tidak pulang dan menginap di Rumah Sakit. Aku khawatir kamu akan kesepian. Terlebih rumah ini jauh dari pusat kota dan pemukiman warga. Hanya para pekerja saja yang akan menemanimu nantinya" Jelas Johnny mengutarakan kekhawatirannya.

Memang benar, sejak Johnny menjalani masa koasnya di Seoul Hospital, pria tinggi itu menjadi sangat sibuk. Jadwal shift yang tidak menentu dan waktu pulang yang tidak pasti membuat Johnny beberapa kali memutuskan untuk menginap di rumah sakit. Walaupun Seoul Hospital milik ayahnya, tapi Johnny tetap melakukan koas sesuai aturan yang berlaku. Tidak ada perlakuan khusus yang dia dapatkan. Jadi kemungkinan Johnny akan semakin sibuk setelah memasuki masa internshipnya nanti.

Mendengar penjelasan Johnny, Ten jadi berpikir. Itu memang ada benarnya. Terkadang dia merasa kesepian di rumah ini ketika Johnny tidak ada. Jika dia tinggal di rumah orang tua Johnny, setidaknya Ten tidak terlalu merasa kesepian, karena ada nyonya Seo yang akan menemaninya.

Ten mendusalkan kepalanya ke dada Johnny. Memeluk pria yang lebih tinggi itu dengan erat, "Hm~ baiklah akan aku coba pikirkan lagi."

"Hmm... Ten" Panggil Johnny.

"Ya?"

"Ingat, jangan tawuran atau demo lagi"

"Ish, iya-iya hyung. Kau sudah berbicara itu puluhan kali!" Ten memutar bola matanya. Dia bosan mendengar kata-kata itu.

(Ω) THE ENGINEER OMEGA [JOHNTEN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang