Satu minggu telah berlalu sejak heat pertama yang Ten alami. Sejak tiga hari yang lalu juga, dia sudah tinggal di apartemen bersama ibunya lagi. Sebenarnya Johnny menyuruhnya untuk tinggal di mansion Seo selama satu minggu sampai heatnya selesai. Namun Ten menolak dengan dalih jika ibunya pasti kesepian jika dia tinggal terlalu lama. Alhasil Johnnylah yang selalu bolak-balik ke rumah Ten.
Sore ini Ten sedang asik menonton TV ditemani ibunya. Mereka juga bertukar obrolan yang ringan namun hangat. Posisi Ten sekarang adalah berbaring, dengan kepala yang ia taruh di atas paha sang ibu. Dengan badan yang ia miringkan menghadap televisi.
"Tidak terasa ya Ten kecilnya Mae sekarang sudah besar. Sudah mengalami heat sudah punya alpha juga" Ucap ibu Ten dengan tangan yang membelai lembut rambut sangat anak.
"Tentu saja Mae, akukan sudah 20 tahun. Oh iya Mae, nanti malam Yangyang akan kesini untuk mengerjakan tugas kelompok"
"Ajak dia sekalian makan malam disini. Nanti Mae akan masak makan malam yang banyak dan juga menyiapkan cemilan agar kalian semangat mengerjakan tugasnya"
"Okay Mae" Setelah mendengar permintaan ibunya, Ten segera mengambil handphonenya yang berada diatas meja dan memberitahu Yangyang.
"Ten, Mae senang alphamu adalah Johnny. Dia anak yang baik dan dia juga pasti akan selalu setia padamu, tidak meninggalkanmu seperti ayah karena dia seorang pure alpha. Dengan kamu bersama Johnny, Mae bisa tenang jika suatu saat nanti Mae meninggal"
"Mae! Jangan bicara seperti itu!" Ten bangun dari tidurnya. Dia duduk menghadap ibunya dengan ekspresi marah. Dia tidak suka ibunya berbicara seolah-olah akan cepat pergi meninggalkannya.
"Tapi Mae serius Ten. Mae sudah tenang sekarang jika nanti Mae mening-" Ucapan ibu Ten terhenti ketika Ten dengan tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat.
"Mae tidak boleh meninggal sekarang! Nanti saja ketika Mae sudah mempunyai cicit dari cicit"
"Iya sayang" Ibu Ten mengeratkan pelukan mereka. Entah kenapa ia memiliki perasaan yang buruk. Semoga saja itu bukan menimpa Ten.
_\/_
°
°
°Disebuah ruangan yang besar tapi gelap, hanya ada cahaya oranye dari matahari sore yang menyelinap melalui gorden. Terlihat seorang lelaki yang duduk dibelakang meja. Satu kakinya ia naikkan pada kakinya yang lain dengan dagu yang terangkat menatap orang didepannya. Orang itu berdiri didepan meja dengan kepala yang ditundukkan.
"Tuan kami sudah menemukan tempat tinggalnya"
"Bagus. Segera urus dan bawa dia ketempat itu. Setelah itu terserah kalian ingin melakukan apa terhadap tikus itu. Yang pasti dia harus mati di tanganku hari ini juga! "
"Baik, tuan. Lalu bagaimana jika ada yang menghalangi?"
"Habisi siapapun yang berani menghalangi rencanaku! Siapapun itu!"
"Siap tuan! "
"Segera hubungi aku ketika kalian sudah menangkapnya. Aku akan segera datang ke tempat itu"
"Baik tuan. Kalau begitu saya undur diri untuk segera mempersiapkannya"
"Ya pergilah. Ingat jangan sampai gagal"
Sang bawahan hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Setelah dia membalikkan badan dan berlalu pergi. Bersamaan dengan suara pintu yang tertutup, pria yang dipanggil bos itu memutar kursinya kebelakang menghadap jendela yang ditutupi gorden dengan sinar senja yang masuk melalui celah-celahnya.
"Kau akan mati di tanganku tikus kecil! Berani-beraninya kau berurusan dengan seorang Kim Jun Mo" Seringai kejam terukir di bibirnyq. Nada suaranya sangat menakutkan. Penuh dengan dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Ω) THE ENGINEER OMEGA [JOHNTEN] ✔
FantasiSeorang omega tidak akan pernah bisa memiliki posisi yang sama dengan alpha, itu yang orang bilang. Namun, ada satu omega yang dapat mematahkan persepsi tersebut. Satu-satunya omega yang mengikuti demo dan tawuran, dan bahkan menjadi pemimpinnya. "J...