Senyuman Yoshi mengembang begitu saja saat dia menerimana pesan dari Karina. Baru kali ini dirinya tak merasa kesal menerima pesan dari stranger yang tanpa izin mengirimnya pesan. Alasannya sudah jelas, karena itu adalah Karina.
Gak sih sebenarnya. Ada beberapa alasan lain yang buat Yoshi tak begitu kesal mendapatkan pesan dari stranger.
Pertama, Selia sudah izin ke Yoshi untuk memberikan nomornya ke Karina, ya walaupun belum sempat Yoshi balas sudah Selia berikan ke Karina.
Kedua, karena Karina minta maaf udah lancang minta nomornya ke Selia.
Well, untuk alasan kedua gak terlalu penting, karena baginya alasan pertama sudah cukup.
Alasan ketiga, Karina bukan lagi stranger baginya.
Yoshi bukan merasa dirinya sok penting atau apapun itu karena harus izin jika ingin meminta nomornya, hanya saja ini tentang privasinya.
"Senyum mulu lo, kayak orang gila. Siapa sih?" Sindir Aji yang sebenarnya kepo. Sedari tadi lelaki itu memang penasaran apa penyebab temannya itu senyum-senyum tak jelas, sampai-sampai ia sendiri bergidik ngeri melihatnya.
"Karina."
"Hah?" Aji benar-benar bingung. Karina? Emang kenapa dengan gadis itu?
"Emang Karina kenapa?"
"Ngechat gue," jawab Yoshi. "Ji, WO yang bagus di mana?"
Aji semakin bergidik ngeri. Tak menyangka temannya itu ternyata juga termasuk golongan aneh, ia pikir selama ini Yoshi adalah temannya yang paling waras di antara teman-temannya yang lain.
"Anjir jadi bucin lo!"
***
Karina sadar dengan apa yang ia lakukan, hanya saja dirinya masih gak percaya dia punya keberanian untuk mengirim pesan ke Yoshi duluan.
Gadis yang sedang telentang di kasurnya itu mulai menghelakan nafasnya sambil memijit pelipisnya. Kepalanya pusing, masalahnya yang terkait dengan Baskara-mantannya saja masih belum benar-benar terselesaikan, ditambah lagi hadirnya Yoshi. Bukan! Karina gak bilang kehadiran Yoshi itu adalah masalah baru yang datang, hanya saja sejak hadirnya lelaki itu, pikirannya terasa-entahlah Karina tidak bisa benar-benar menjelaskannya.
Suara notifikasi masuk membuat Karina yang tadinya tenggelam di pikirannya, beralih menatap handphone miliknya yang tak jauh dari jangkauannya. Gadis itu meraihnya, dan ya nama Yoshi tertera di sana.
Yoshi
| Halo Karina
| Iya gakpapa kok
| Kenapa, Rin?Setelah membaca pesan tersebut, Karina tak tahu harus membalas apa. Karina tidak pernah sekaku ini dengan laki-laki. Biasanya segalanya akan berjalan santai dan biasa saja, tapi kali ini entahlah, sangat berbeda.
Tidak mungkin juga ia bertanya pada Selia tentang balasan apa yang harus ia balas. Bukannya akan memberi solusi, Karina yakin temannya itu pasti akan menertawakannya. Lagi pula, Selia sedang sibuk dengan tugasnya, Karina merasa tidak enak jika mengganggu hanya karenan hal yang tak terlalu penting.
Ketik lalu hapus, itulah yang Karina lakukan sekarang. Benar-benar tak tahu ingin membalas apa.
Sebenarnya tujuan mengirim pesan ke Yoshi untuk berkenalan, tapi sayangnya Karina tidak seberani itu mengatakannya. Lagipula juga, itu adalah keinginan Yoshi.
Karina
Lo gak kehujanan kan? |Pertanyaan itu yang menjadi balasan pesan Yoshi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Page 224 | Yoshi Karina
Fanfiction"Hai, buat siapa pun yang baca, bahagia terus, jangan sedih, kalau sedih dm aku (@karinaaghata) kali aja mau cerita hehe." -Page 224 2022, xiaotingily